Jumat, 20 Agustus 2021

KLARIFIKASI PRIBADI PERIHAL KONFLIK SATUPENA

Kanti W. Janis, SH, LL.M *
 
Sebagai salah satu Sekretaris Jenderal Persatuan Penulis Indonesia disingkat SATUPENA bersama Dr. Mikke Susanto periode 2017-2021, saya menyatakan sebenar-benarnya bahwa tidak pernah ada usaha kudeta atau perebutan kekuasaan atas kepemimpinan Dr. Nasir Tamara.
 
Sebaliknya, saya justru melihat ada pihak-pihak luar yang berusaha memecah persatuan para penulis di Satupena. Pihak (atau pihak-pihak) ini menggandeng banyak nama besar, lalu mengecilkan keberadaan para pengurus dan anggota yang telah di dalam Satupena sejak kongres Solo 2017. Kemudian pihak ini menyebarkan isu bahwa Mikke Susanto mau kudeta Nasir Tamara.
 
Fitnah ini ditiupkan ketika para pengurus, termasuk saya,  mengingatkan Nasir Tamara sebagai ketua umum agar segera mengadakan kongres, karena kepengurusan sudah berakhir di bulan April 2021. Pembicaraan ini sebenarnya telah saya sampaikan sejak akhir 2020.
 
Saya masuk Satupena ketika organisasi penulis ini sudah terbentuk, dilahirkan melalui sebuah kongres. Elsinta Marsden adalah orang pertama yang mengajak saya, kemudian mempertemukan kepada Nasir Tamara. Semua serba kebetulan. Saya mau bergabung karena katanya Satupena adalah serikat para penulis, dengan agenda jelas, yaitu memperjuangkan hak-hak penulis. Seperti perlakuan pajak yang adil, perlindungan dari pembajakan, perlindungan kebebasan berekspresi dan sebagainya. Sebagai catatan, sebelum menjadi advokat, saya sudah lebih dulu menjadi novelis. Novel pertama saya terbit saat masih kuliah SH pada tahun 2006.
 
Namun, semakin mendalami dunia kepenulisan, saya melihat banyak lubang dalam ekosistem kepenulisan yang berdampak pada rendahnya kesejahteraan penulis.
 
Karena itu saya bertekad untuk memperbaiki dulu ekosistem kepenulisan, baru kembali tenang berkarya. Jika tidak begitu apresiasi terhadap penulis akan terus rendah. Tentu ajakan berserikat dengan para penulis lain bagaikan gayung bersambut. Di dalam kenaifan saya, inilah saatnya membela nasib penulis bersama-sama.
 
Kemudian atas permintaan Mikke Susanto disetujui Nasir Tamara, saya diminta membantu menjadi salah satu sekretaris karena Mikke berdomisili di Yogyakarta, saya di Jakarta, dan saat itu ia sedang menyelesaikan program doktoralnya di UGM. Pada hari itu di tengah perhelatan Indonesia International Book Fair 2017, saya beserta pengurus lain, diantaranya Kristin Samah, Mikke Susanto, Candra Darusman dilantik oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf. Semua proses begitu cepat. Sehingga tanpa pernah melihat dokumen hukum seperti Berita Acara kongres maupun Anggaran Dasar Satupena, saya menjadi Sekjen.Tidak ada SK pengangkatan, baik untuk saya maupun pengurus lain, sampai hari ini. Daftar pengurus itu begitu panjang, bertaburan nama terkenal, mesti praktiknya hanya 3-4 nama yang aktif.
 
Nama-nama para pengurus dan jabatannya hanya disirkulasi melalui grup WhatsApp oleh Nasir Tamara dan belakangan di website satupena.id.  Pada sirkulasi itu jelas disebut tahun kepengurusan adalah 2017-2021.
 
Berikutnya, secara lisan Nasir Tamara menyampaikan bahwa kepengurusan ini adalah 4 tahun, sejak April 2017-April 2021, ini pun tidak pernah disanggah anggota maupun pengurus lain. Sehingga telah menjadi pemahaman kolektif di antara kami. 
 
Logika ini terbangun karena kongres Satupena Solo diadakan pada tanggal 26-28 April 2017. Jika kepengurusan dinyatakan untuk 4 tahun, silakan berhitung sendiri kapan seharusnya pergantian kepengurusan dilakukan?
 
Sehingga tuduhan mau mengkudeta, merebut kekuasaan sangat berlebihan. Saya tekankan, periode kepengurusan ini sudah jatuh tempo. Apalagi setelah mempelajari Berita Acara dan Anggaran Dasar semakin jelas, bahwa perkumpulan memiliki kewajiban mengadakan rapat anggota setiap tahun paling lambat pada bulan Maret.
 
Jika membedah AD versi notaris lebih dalam, akan terlihat banyak bolong, sangat problematik dan berbeda jauh dengan hasil kongres Solo 2017.
 
Terlepas dari perbedaan AD Solo dengan AD notaris, jelas bahwa kekuasaan tertinggi ada pada Rapat Anggota, bukan pada ketua umum. Serta jelas selama ini pengurus telah mengabaikan kewajiban mengadakan Rapat Anggota tahunan, selama 4 tahun tidak pernah diadakan Rapat Anggota.
 
Apalagi memenuhi kewajiban yang lain, yaitu membuat Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan dan Keuangan.
 
Baik pengurus maupun anggota tidak ada yang kritis mengenai ini. Jangankan rapat anggota, rapat pengurus atau komunikasi antar pengurus saja jarang dilakukan.
 
Sebagai informasi, memperoleh AD notaris yang lengkap bukan hal mudah, bahkan Imelda Akmal salah satu pendiri dan juga pihak yang ikut menandatangani pendirian akta kesulitan memperoleh salinan.
 
Beberapa kali ia meminta kepada saya, dan saya tidak memegang dokumen itu. Saya hanya bisa menyarankan agar ia meminta langsung kepada ketua. Bahkan hingga detik ini saya belum pernah melihat SK pengesahan yang utuh.
 
Permulaan, rapat pengurus masih dilakukan, tapi hasil-hasil rapat tidak dieksekusi, atau bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kehendak ketua. Saya sebagai Sekjen sudah tidak bisa mengikuti lagi apa saja kegiatan dan pengeluaran yang dilakukan ketua atas nama organisasi.
 
Termasuk mekanisme rekrutmen anggota yang sebenarnya sudah ada aturan dan sistem baku, namun akhirnya hanya atas preferensi ketua. Nama kontroversial seperti Denny JA, yang telah membuat gaduh dunia sastra pada 2014 tiba-tiba dimasukkan.
 
Soal keputusan strategis tidak pernah dibicarakan. Nyaris saja organisasi mengadakan sertifikasi untuk penulis ala BNSP. Rencana yang saya tolak keras, karena prematur, belum dibahas tuntas. Akibat penolakan ini saya dinonaktifkan sebagai admin WhatsApp Satupena baik di grup komunitas maupun pengurus. Dua pengurus lain malah dikeluarkan dari grup.
 
Praktiknya kegiatan yang ada jauh dari serikat, 80% kegiatan adalah audiensi ke pejabat dan acara bincang-bincang.
 
Lalu soal keuangan, mengapa penting untuk dilaporkan. Satupena adalah perkumpulan yang memungut iuran anggota tahunan, juga menerima donasi anggota. Satupena juga beberapa kali menerima dana dari Bekraf. Sehingga sudah menjadi kewajiban untuk memberikan laporan keuangan yang akuntabel. Kewajiban ini yang ingin saya dan teman-teman tuntaskan di akhir masa kepengurusan. Bukan soal besar atau kecil jumlahnya, uang Satupena adalah amanah anggota. Kita tidak pantas protes kelakuan korup para pejabat sementara kita sendiri masih sembarangan mengelola uang organisasi.
 
Lalu demi menuju pergantian kepengurusan yang mulus dan gembira, diadakanlah rapat Badan Pengurus untuk membentuk panitia Kongres II Satupena.
 
Seyogyanya Kongres akan diadakan pada tanggal 15-17 Agustus 2021. Tetapi, ada pihak yang berteriak-teriak kongres tidak sah, ia berargumen di AD notaris tidak ada istilah kongres. Pihak ini juga teriak-teriak bahwa Satupena adalah paguyuban, tidak perlu ada pergantian kepengurusan apalagi LPJ. Ia mengarahkan agar organisasi jadi tempat kumpul informal. Tentu saja ini sudah jauh dari serikat. Dan jika itu tujuan awalnya untuk apa membuat Perkumpulan Berbadan Hukum? Untuk apa kongres? Untuk apa bicara tentang kebijakan? Buat saja grup arisan penulis antar RT.
 
Lalu panitia akhirnya menyepakati kata kongres ini hanya masalah istilah, sebenarnya memiliki fungsi sama dengan Rapat Umum Anggota. Namun, tiba-tiba panitia yang sudah dibentuk SC dan OC, nama-namanya diubah oleh Nasir Tamara, tentu tanpa rapat Badan Pengurus atau pemberitahuan. SC versi Nasir mengeluarkan rekomendasi bahwa kongres ditunda menjadi 2022. Ini sangat mengejutkan.
 
Nasir Tamara juga menolak mengeluarkan dana untuk kongres dari kas organisasi. Permintaan kecil untuk berlangganan aplikasi rapat virtual organisasi saja ditolak. Padahal sebelumnya ia telah mengedarkan permintaan patungan dana untuk organisasi yang antara lain untuk biayai kongres. 
 
Nama-nama besar terus diseret dalam pusaran ini. Mereka hanya tahu 1/4 cerita. Sebut saja nama Jaya Suprana, Chappy Hakim, Azyumardi Azra, Komarudin Hidayat, Ilham Bintang, dll. Seolah keberadaan para nama super itu menjadi legitimasi bagi mantan ketua umum Satupena melakukan apa saja, karena orang super sudah pasti super benar. Saya sendiri cukup kecewa ketika beberapa sosok super itu tidak berusaha mencari kebenaran dari dua sisi. Bukankah di dalam setiap konflik selalu ada dua cerita? Padahal saya berharap banyak bahwa mereka bisa berlaku bijaksana. Setidaknya tidak ikut gelanggang, toh, mereka juga baru masuk grup WhatsApp Satupena belakangan.
 
Saya perlu tambahkan juga, kami para anggota badan pengurus sudah berusaha mengadakan rapat internal terkait penyusunan laporan keuangan. Tapi secara mendadak, Nasir Tamara malah menghadirkan nama-nama super. Sekali lagi Azyumardi Azra, Chappy Hakim, Komarudin Hidayat, Ilham Bintang, Wina Armada diboyong. Format acara nyaris diubah menjadi FGD, Lukas Luwarso yang awalnya dihadirkan sebagai mediator seketika itu dinyatakan sebagai narasumber oleh Nasir Tamara. Ia malah dipaksa bercerita tentang konflik AJI, sebagai mantan ketua. Heran kami dibuatnya. Akhirnya rapat itu tidak berjalan mulus, hingga hari ini tidak jelas soal pemasukan dan pengeluaran organisasi. Malah pada rapat itu Mikke Susanto kembali dituduh mau mengkudeta.
 
Mikke yang selama ini bersabar tidak pernah bicara ke publik pada hari itu, 16 Juni 2021, buka suara dan menjelaskan semuanya. Tapi ia malah dipecat secara sepihak oleh Nasir Tamara. Padahal mekanisme pemecatan juga belum pernah diatur.
 
Akhirnya karena niat dan usaha melaksanakan penyegaran organisasi secara mulus terus menerus dijegal, para anggota Satupena mengirim permintaan Rapat Luar Biasa Anggota (RLBA).
 
Permintaan dikirimkan sesuai kuota minimal yang diatur dalam AD. Rapat Luar Biasa Anggota ini diminta dan dihadiri para penulis ternama seperti Dewi Dee Lestari, Trinity, A. Fuadi, Alberthiene Endah, Bambang Harymurti, Dhia Prekasa Yoeda, Farid Gaban, Sekar Ayu Asmara, Sihar Ramses Simatupang, Benny Arnas, Debra Yatim, Prof Djoko Saryono, Ayu Utami, Candra Malik, Djoko Lelono, Feby Indirani, FX Mudji Sutrisno, Kurnia Effendi, Maman Suherman, Okki Madasari, Pinto Anugrah, Muhidin M. Dahlan dan ratusan lain.
Tapi permintaan ini ditolak oleh Nasir Tamara. Menanggapi penolakan permintaan Rapat Luar Biasa Anggota, maka masih sesuai AD, para pemohon dapat menyelenggarakan rapat sendiri.
 
Rapat itu pun diadakan pada tanggal 1 dan 8 Agustus 2021. Dan terbentuklah Presidium Satupena 2021-2026 dengan para ketuanya yaitu, S. Margana, Mardiyah Chamim, Imelda Akmal, Geger Riyanto, dan Putu Fajar Arcana.
 
Penyelenggaraan rapat luar biasa bukan tanpa gangguan. Nasir Tamara mensomasi para penyelenggara rapat dengan menunjuk sebuah kantor pengacara. Tapi somasi tersebut dilayangkan kepada para penyelenggara bukan atas nama pribadi, melainkan atas nama Satupena. Bagaimana mungkin mengatasnamakan Satupena tanpa ada satu pun pengurus yang diajak rapat, atau memberi kuasa kepadanya?
 
Selain itu bermunculan di media online judul-judul berita berbunyi Rapat Luar Biasa Anggota Ilegal, Usaha Mengkudeta Nasir Tamara, dan penggiringan opini lain seolah kami ini yang meminta RLBA, yang meminta LPJ, meminta kepastian organisasi adalah anggota anonim haus kekuasaan.
 
Lebih mengenaskan sederet nama besar seperti gubernur Lemhanas Agus Widjojo, Asvi Warman Adam, Gemala Hatta, Fachry Ali, Komarudin Hidayat, dll, namanya disertakan di dalam rilis-rilis itu sebagai pendukung Nasir Tamara. Ketika saya mintakan klarifikasi mereka menyatakan tidak tahu menahu serta tidak mau terlibat.
 
Sungguh mengejutkan mereka yang selama ini tidak pernah aktif di organisasi, tiba-tiba muncul berteriak-teriak seolah paling berjasa, paling sibuk, paling tahu.
 
Maaf ya, selama empat tahun ini kalian ke mana saja? Selama menyiapkan berbagai acara saya tidak pernah melihat peran kalian. Saya yang rapat di hadapan Parekraf dan Badan Pusat Statistik Indonesia meminta agar KBLI penulis dibuat sendiri, terpisah dari penerbit. Saya yang menulis deskripsi untuk KBLI 90024. Mungkin kalian juga tidak tahu fungsi KBLI dan implementasinya. Tidak usah diaku-aku itu kerja kalian. Seolah berkat jerih payah kalian sekarang profesi penulis diakui secara independen.
 
Sekali lagi tuduhan kudeta dan perebutan kekuasaan di Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) oleh Mikke Susanto dkk, adalah lelucon paling konyol tahun ini. Jika setiap aspirasi anggota meminta Rapat Anggota dituduh sebagai kudeta hilang sudah demokrasi di tiap organisasi masyarakat.
 
Klaim-klaim pembenaran atas tuduhan ada usaha perebutan kekuasaan dari Nasir Tamara dibesar-besarkan melalui media. Di era digital ini kita sama-sama bisa mengukur akurasi isi sebuah berita dan etika para pembuatnya. Berita dibuat berdasarkan klaim, bukan berdasarkan objektivitas.
 
Ingat, judul berita bukan fakta, opini bukan fakta. Tidak bisa dijadikan pembenaran. Hentikan pembodohan publik, hentikan memecah-belah dunia kepenulisan yang masih terpuruk ini.
 
17 Agustus 2021

*) Penulis dan Advokat, Sekjen Satupena 2017-2021 http://sastra-indonesia.com/2021/08/klarifikasi-pribadi-perihal-konflik-satupena/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt