Kamis, 19 Agustus 2021

Novelis Felix K Nesi: Malang Seperti Rumah Saya Sendiri

Sylvianita Widyawati
suryamalang, 9 Des 2018
 
Penulis Felix K Nesi (30) meraih kemenangan pada sayembara menulis novel 2018 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta.
 
Sebelum kembali ke Nusa Tenggara Timur, dia mampir kampusnya, Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang di Jl Terusan Dieng, Kota Malang, Jumat (7/12/2018).
 
"Saya diminta mampir ke Malang sama teman-teman. Malang ini seperti rumah saya sendiri selain NTT," ujar Felix ketika berbincang dengan SuryaMalang.com di tangga gedung Balai Merdeka usai acara "Kak Felix Nesi Kami Paksa Ngobrol" di Teras Fakultas Psikologi Unmer. Ia merasa senang saja bisa kembali ke Malang.
 
"Di Malang ini enak. Kotanya sempit. Bisa dengan mudah bertemu dengan teman-teman komunitas seni," jawabnya. Ia juga bisa bertemu Prof Dr Joko Suryono, Tengsoe, teman-teman di Kalimetro, Komunitas Pelangi Sastra atau di Art Galery di Jl Semeru. Koneksi-koneksi yang didapat di Malang sangat membantunya ketika ia membutuhkan saat di NTT.
 
"Teman-teman saya di Jawa membantu sekali. Misalkan saya butuh sesuatu seperti membelikan buku, saya bisa menelpon mereka. Dan mereka mau membantu saya," kata Felix yang lulus dari Unmer pada 2017 lalu. Karena itu, ia merasa tak menyesali kuliahnya lama, tujuh tahun, namun banyak hal yang didapatkan di luar kampus.
 
Diakui saat jadi mahasiswa memang kurang begitu memperhatikan pendidikannya. Hal ini karena ia banyak "main" ke komunitas-komunitas. Sehingga kuliah S1 Psikologi diselesaikan tujuh tahun. "Sebab saya harus banyak memperbaiki nilai-nilai kuliah saya yang kurang," akunya. Tapi IPK nya cukup bagus. Bisa di atas 3.
 
"Kalau kuliah 10 tahun, nilai IPK saya bisa 4 mungkin. Saya akan perbaiki nilai-nilai saya yang dapat B," candanya. Sebelum kuliah di Malang, Felix sempat menjadi sekolah frater di Salatiga. Tapi kemudian mantap ditinggalkan dan pergi ke Jogjakarta. Ia ingin kuliah di psikologi.
 
Namun dirasakan biaya kuliahnya mahal. Dan kemudian ia menemukan informasi tentang kampusnya dengan harga terjangkau. "Saya tinggal di UKM karena tidak ada biaya buat bayar kos. Kadang juga ke teman-teman," kata Felix. Tinggal di Malang membuatnya kerasan. Hawanya sejuk dan bisa kenal banyak orang dengan cepat karena kotanya kecil.
 
Usai lulus kuliah, ia ternyata sempat jadi guru bahasa di sebuah SMP di NTT. Statusnya guru honorer. Tapi hanya bertahan sebulan. Alasannya karena siswanya ramai saja di kelas saat ia mengajar. Ia tidak kembali mengajar setelah itu. Bulan ketiga, ia minta maaf pada pihak sekolah karena meninggalkan tugasnya. Padahal ia sudah tanda tangan kontrak.
 
Mengembangkan komunitas literasi, menjual buku dari penerbit indie dan menulis kini ditekuninya. Orangtuanya tak pernah menanyakan mengapa ia menekuni bidang yang tidak linier dengan pendidikannya.
 
"Tidak pernah. Orangtua saya mendukung banget. Kadang ibu memang telpon saya menanyakan apakah masih ada uang buat makan? Saya jawab ada," ceritanya. Padahal dari menjual buku saja, marjinnya hanya Rp 150.000 per bulan. Sedang bayar kosnya Rp 300.000 per bulan.
 
Oh ya, Felix tinggal di Kupang. Kampung halamannya, tempat ayah ibunya tinggal jika ditempuh dengan kendaraan bus perlu waktu 8 jam karena medannya.
 
Terbiasa Menulis Tangan di Folio Bergaris
 
Ada hal unik dari Felix K Nesi. Pria yang mengaku sudah punya pacar menyatakan masih terbiasa menulis tangan di folio bergaris. Bukan langsung menuangkan cerita ke laptopnya. Ini karena saat kuliah ia tidak memiliki laptop. "Saya kalau langsung nulis di laptop malah bengong aja. Maklum orang desa," paparnya.
 
Jadi, rangkaian cerita ia tulis rapi di folio itu. Harapannya jika ia meminjam laptop temannya tidak lama jika tulisannya sudah siap. Kadang ia juga ke wartel. Setelah jadi, tulisan dikirim ke media massa dan ia mendapat honor. Ia menceritakan tentang teman prianya bernama Uci yang memperhatikannya.
 
Dari awal meminjamkan laptop, ia dibelikan Uci laptop buat mendukung aktifitas menulisnya pada 2016. Sampai saat ini, kertas-kertas itu masih ada yang disimpannya. Terutama draft awal atau di bab 1. Dari tulisan tangan saat dipindah ke laptop kadang ceritanya jadi berkembang dari ide awal.
 
Setelah jadi, biasanya ia cetak lagi buat diedit. Ada juga kertas-kertas yang ia kilokan (diloakan) karena ia butuh makan karena tak memiliki uang saat kuliah. Kebiasaan menulis tangan dulu dilakukan sampai sekarang karena membuat ia bisa mengalir menulis cerita.
 
Tentang menulis, ia mengharapkan bisa terus melakukan. Meski kadang yang ia tulis ada juga yang macet. "Ada banyak folder tulisan gagal. Entah nanti saya teruskan atau tidak," ungkap Felix. Karena ia tak mewajibkan tulisan harus semua jadi. Dalam proses menulis juga mengalir saja.
 
"Karena kadang saya juga tidak tahu tulisan saya ini jadi seperti apa. Kadang tiba-tiba jadi panjang," paparnya. Saat ini, ia sedang menyelesaikan proses editing buat novel Orang-Orang Oetimo yang baru menang di sayembara di Jakarta baru-baru ini. Ia memutuskan akan menerbitkan lewat Marjin Kiri yang sejak lama diinginkan.
 
"Mungkin yang saya lihat semangatnya sebagai penerbit indie selain buku-bukunya bagus meski belum semuanya saya baca," ujar putra ketiga dari enam bersaudara itu. Ia memandang menulis merupakan kegiatan aktualisasi dirinya.
 
Ia juga suka membaca buku-buku yang fungsinya memperkaya wawasan dan pemperbanyak kosa kata yang membantu dalam proses menulisnya. Karena itu membaca buku itu seperti orang makan. Apa yang dikeluarkan tergantung pada apa yang dimakannya.
 
Sementara itu, dari sayembara menulis novel yang diselenggarakan DKJ sejak 1975 itu akhirnya banyak menelurkan penulis-penulis baru dan penulis sastra terkenal seperti Ayu Utami, Seno Gumiro Aji Darma, Achmad Tohari dll. Dalam proses menulis novel, hal yang disebali adalah misalkan ketika tak tahu harus menyelesaikannya.
 
Dijelaskan dia, usai menang lomba itu, terasakan gengsinya naik. Ia menyatakan banyak yang mengirim WA ke dia, banyak penerbit datang. Namun jika selalu dipuji-puji, ia juga merass terganggu. "Saya khawatir harapannya terlalu tinggi pada tulisan saya. Bagaimana kalau tidak seperti yang dibayangkan?" Ungkapnya.
 
Orang pertama yang dikabari menang adalah ayahnya. "Bapak, saya menang," cerita Felix. Hasil dari menang lomba, nilainya juga lumayan. Meski Felix jika bicara slengekan, dalam prosesnya menjadi penulis ia sangat serius. Bicaranya ceplas ceplos yang diakuinya kadang membuatnya berpikir jangan-jangan orang lain tersinggung?
 
Saat kembali ke kampusnya, banyak yang mengenalinya. Lucunya, sambil bicara di acara itu, jika di sebelah teras ada orang lewat, ia reflek melihatnya. Ini katanya terbiasa karena ia sering duduk di teras fakultas. Kadang juga disapanya "Selamat sore, Pak," sapanya ketika ada seseorang lewat yang dikenalnya.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/08/novelis-felix-k-nesi-malang-seperti-rumah-saya-sendiri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt