Sabtu, 07 Agustus 2021

Akhudiat, Sastrawan dan Jejak Pergulatan Budaya Pesantren

Akhudiat (5 Mei 1946 - 07 Agustus 2021)
 
ngopibareng.id, 07 Agu 2021
 
Dalam kondisi sakit pun Akhudiat tetap berusaha tampil di depan publik dalam membacakan puisinya.
Akhudiat adalah seorang pejalan kreatif. Kreativitas menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Meski dalam kondisi kurang sehat, Akhudiat tetap mengungkapkan kegelisahannya menghadapi situasi zaman. Zaman yang terus berubah, termasuk saat pandemi Covid-19, dan fenomena perubahan peradaban masa depan.
 
Selain sebagai sastrawan, ia juga dikenal sebagai dramawan terkemuka di Indonesia. Ketika menulis naskah drama, kerap memenangi kejuaraan tingkat nasional di Dewan Kesenian Jakarta. Di antaranya, berjudul Graffito (1972), Rumah tak Beratap Rumah Tak Berasap, dan Langit Dekat dan Langit Sehat (1974), dan Bui (1975), memenangkan hadiah Sayembara Penulisan Drama DKJ. Nama lengkapnya, Drs. Haji Akhudiat. Dia lebih dikenal dengan nama Akhudiat. Bahkan, orang-orang yang telah akrab dengannya hanya memanggil Diat.
 
Kekentalan Budaya Pesantren
 
Radhar Panca Dahana (almarhum), pendiri Federasi Teater Indonesia (FTI) menyebut "pejuang religius teater Indonesia, Bapak Akhudiat." Hal itu disampaikan saat ia memberikan Penganugerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) pada usia ke-10 tahun di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 28 Desember 2015. Sayang, ketika penghargaan itu diserahkan, tidak dihadiri langsung Akhudiat, karena sedang kurang sehat.
 
Akhudiat, lahir di Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, pada tanggal 5 Mei 1946. Ayahnya, Akwan (lahir tahun 1925), seorang petani yang tekun di desa Karanganyar, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan ibunya, bernama Musarapah (kelahiran tahun 1930).
 
Budaya pesantren yang kental dan dikenal oleh Akhudiat sejak kecil. Itulah yang membentuk pribadi seorang Akhudiat yang sangat bersahaja. "Sejak kecil saya sudah akrab dengan Syair Maulid Diba' dan Berzanji. Ini benar-benar sebagai puisi abadi," tutur Akhudiat, mengenai karya Imam Abdurrahman Ad-Diba'i.
 
Karya-karya Akhudiat dikenal luas di Indonesia. Dipentaskan Bengkel Muda Surabaya (BMS), Akhudiat menjadi sutradaranya sekaligus, sejak awal terjunya ke dunia kesenian pada tahun 1970-an. Dan beberapa teater lain pun mencoba mementaskan karyanya. Pertunjukan Teater Keset mengangkat naskah karyanya yang berjudul “Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap” sukses dipentaskan di sejumlah kota, 18 Februari 2017 bertempat di Auditorium Universitas Muria Kudus, 4 Maret 2017 pentas di Pendopo Kabupaten Temanggung.
 
Buku yang Menarik
 
Menurut pengakuan Akhudiat, buku yang sangat menarik perhatiannya sewaktu usia SR adalah buku-buku karya Motinggo Bosye (1937-1999) pada koran Minggu Pagi, dan Supriyadi Tomodihardjo (kini di Belanda) pada koran Terompet Masyarakat.
 
Selain bacaan yang banyak, kepekaan Diat diperkaya juga dengan pengalaman masa kecilnya yang suka menonton bioskop, sandiwara keliling berbahasa Indonesia, seperti: Bintang Surabaya, Gema Masa, Kintamani, Opera Melayu, Ketoprak, Wayang Orang, dan Ludruk.
 
Akhudiat juga menonton Kentrung Trenggalek, Rengganis, yakni sejenis wayang menak dengan tokoh Amir Ambyah, Umarmoyo, Umarmadi, Putri, China, Jin Baghdad, Lamdahur. Tidak itu saja, menonton juga Orkes Melayu, Wayang Potehi, Sandiwara Misri, dan banyak lagi. Itulah yang menjadikan diri Akhudiat kaya referensi tentang seni dan budaya, di dalam menulis cerpen, puisi, dan naskah drama.
 
Belajar dari Teater Muslim Yogya
 
Sewaktu masih di Yogyakarta sekitar tahun 1962-1965, ia lebih sering keluyuran ke perpustakaan, toko-toko buku, pasar loak buku, melihat pementasan drama dan pameran lukisan. Lukisan yang paling ia sukai adalah karya Isnaeni, pelukis Sanggar Bambu yang selalu memakai celana pendek. Pementasan drama yang pernah ia saksikan dan masih berkesan adalah Iblis (Mohammad Diponegoro), Setan-setan Tua (Arifin C. Noer), Hai yang di Luar Itu (terjemahan William Saroyan), yang dimainkan mahasiswa UGM, dengan sutradara W.S. Rendra, sebelum berangkat ke New York, Amerika Serikat.
 
Akhudiat juga mengaku pernah ikut kursus akting di Teater Muslim pimpinan Mohamad Diponegoro, dan juga berguru kepada teater milik Arifien C. Noer. Menurut pengakuannya, Yogyakarta merupakan kota yang membekalinya dengan kosakata teater. Ucapan Arifien C. Noer yang selalu dia ingat adalah, “Bacalah naskah drama, pelajari dialog-dialognya, kamu akan bisa menulis naskah sendiri.”
 
Sejak saat itu, Akhudiat ingin belajar menulis drama dengan langsung belajar dari naskah jadi yang dipunyainya. Di samping itu, ia juga belajar dengan cara membaca naskah, seperti Malam Jahanam (tragedi), Nyonya dan Nyonya (farce-play, banyolan), Iblis, Timadar, dan banyak lagi.
 
Di kampungnya sendiri, Rogojampi, ia mengaku pernah mementaskan drama Jebakan Maut (sayang, ia lupa nama pengarangnya), dan Akhudiat bahkan menjadi aktornya, yang berperan sebagai dokter, dengan menutup lakon dengan teriakan “Vox populi vox Dei” (suara rakyat adalah suara Tuhan).
 
Awal Sekolah
 
Sekolah awalnya, Diat memasuki Sekolah Rakyat (SR) Rogojampi, Banyuwangi, dan lulus tahun 1958. Setelah itu, dengan penghasilan dari sawah dan kebun kelapa warisan kakek-neneknya, ia melanjutkan sekolah di Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) IV Jember. Di sekolah inilah Akhudiat lulus tahun 1962.
 
Dari PGAPN Jember, melanjutkan sekolah di PGAA Malang. Hal tersebut dilakukannya sambil mengajar di beberapa SMP dan SMA, serta madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Selepas itu, belajar di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) III Yogyakarta, dan mengantongi ijazah tahun 1965. Tidak hanya itu, sekitar tahun 1972-1973, pernah kuliah di Akademi Wartawan Surabaya (AWS), tapi tidak diselesaikannya.
 
Akhudiat juga ikut kursus Bahasa Inggris di Lembaga Indonesia Amerika (LIA), Jalan Dr. Soetomo Surabaya, hingga tingkat advance. Gelar sarjananya didapatkan pada tahun 1992 dari Universitas Terbuka (UT) Fakultas Ilmu Sosial (FISIPOL). Dan sebagai sastrawan, Akhudiat tidak hanya sekolah formal seperti tersebut di atas, tapi juga mengikuti: International Writing Program, University of Iowa, Iowa City, USA, tahun 1975.
 
Menurut catatan Akhudiat, bahwa lulusan SHD (Sekolah Hakim Djaksa) akan menjadi panitera pengadilan negeri, sedangan lulusan PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri) akan menjadi panitera pengadilan agama. Tapi apa yang terjadi? Akhudiat, yang lulusan PHIN Yogyakarta itu, mendapatkan Surat Keputusan Menteri Agama RI yang berisi pengangkatan sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Pusat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, sejak tahun 1970.
 
Jabatan terakhir yang disandangnya sebagai Kepala Bagian Kemahasiswaan, Kantor Pusat IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan pensiun pada tahun 2002. Setelah pensiun, sejak tahun 2002 hingga sekarang ini, ia menjadi Dosen Luar Biasa pada Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya.
 
Aktivitas Kebudayaan
 
Aktivitas dalam dunia seni dan budaya, utamanya sastra dan teater, mengantarkan Akhudiat mendapatkan kepercayaan menjabat sebagai Komite Sastra dan Teater pada Dewan Kesenian Surabaya tahun 1972—1982. Pada tahun yang sama (1972-1982) sebagai sutradara dan penulis naskah teater di komunitas Bengkel Muda Surabaya (BMS). Jabatan lainnya, anggota pleno di Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT), dari tahun 1999 hingga 2003. Menjabat sebagai steering committee pada Festival Seni Surabaya (FSS) dari tahun 2000 hingga 2008.
 
Dunia Sastra
 
Akhudiat adalah anak desa yang lahir di Rogojampi, Banyuwangi. Sejak masih sekolah di tingkat Sekolah Rakyat (SR) -sekarang Sekolah Dasar- ia sudah sangat gemar membaca. Segala buku dibacanya, dari bacaan komik Gareng-Petruk, hingga ensiklopedia kesehatan.
 
Suatu ketika, ada yang menarik baginya. Saat di depan sekolahnya terdapat kedai/toko buku yang sekaligus merangkap agen koran dan majalah. Akhudiat kecil bisa mengintip/mencuri-curi baca saat istirahat sekolah. Bahkan di rumah Pakdenya yang Jururawat, banyak sekali tumpukan koran dan majalah-majalah terbitan Surabaya dan Yogyakarta, sehingga ia leluasa membacanya, diantaranya Minggu Pagi (Yogyakarta), Terang Bulan (Surabaya), serta buku-buku tebal tentang kesehatan.
 
Di rumah pamannya yang lain, bernama Paman Ahim, Akhudiat membaca majalah Indian Film (Surabaya), lantas di rumah Guru Rasad membaca habis majalah Wijaya (Surabaya), buku-buku serial Naga Mas (Surabaya), dan Serikat 17 (Jakarta). Di rumah teman bermainnya yang terbuka siang dan malam, Diat bisa membaca habis komik Mahabharata dan Ramayana karya Kosasih.
 
Bersama Keluarga
 
Menikah dengan Mulyani pada tanggal 4 November 1974. Bersama istrinya ini, Akhudiat mempunyai tiga anak, yaitu: Ayesha Mutiara Diat (perempuan, lahir tahun 1975), Andre Muhammad Diat (laki-laki, lahir tahun 1976), dan Yasmin Fitrida Diat (perempuan, lahir tahun 1978) yang kini bekerja di Redaksi Ngopibareng.id.
 
Setelah sang isteri meninggal dunia, Akhudiat yang pernah tinggal di Jalan Gayungan PTT 51-E Surabaya pindah rumah. Tinggal bersama keluarganya, Akhudiat pindah di Gayungan Residence A9, Jalan Gayungan, Gg 8, Surabaya, hingga masa terakhir hayatnya.
 
Sabtu pagi hari ini, 7 Agustus 2021 pukul 07.00 WIB, Akhudiat mengembuskan nafas terakhir. Setelah beberapa hari dirawat di RS Soewandi Surabaya, akibat penyakit yang dideritanya sejak lama. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/08/akhudiat-sastrawan-dan-jejak-pergulatan-budaya-pesantren/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt