Minggu, 29 Agustus 2021

Jalan Rindu Menuju Cinta Ilahi

Judul : Jalan ini Rindu
Penulis : W.A.A.Ibrahimy
Cetakan : Pertama, 2017
Penerbit : Ibrahimy Press
Tebal : xvii+169 halaman
ISBN : 978-602-72659-8-1
Peresensi : Raedu Basha *
nusantaranews.co, 28 Agu 2017
 
Ciri-ciri keulamaan seseorang salah satunya menjadi penulis, utamanya syair. Sejak ulama-ulama generasi Salafussaleh sampai hari ini—terlebih kiai-kiai pesantren—terus mentradisikan kegiatan menulis karangan berbentuk syair. Baik itu salawat, manakib, sampai dengan syair-syair yang berisikan petuah hikmah (jawahir), ada ulama yang sengaja mengumpulkan syair-syairnya dalam sebuah buku utuh seperti Diwanus Syafi’ie karya Imam Syafi’ie yang sudah dikenal luas umat Islam di penjuru dunia atau Irsyadul Ikhwan karya Kiai Ihsan Al-Jampesi dari Jampes Kediri yang dikenal sebagai syair-syair pedoman persoalan kretek dan kopi kalangan santri, ataupun syair yang hanya cukup dikarang satu-dua baris berbait dan dijadikan kutipan untuk mengokohkan pendapat dalam berfatwa, seperti yang dilakukan Al-Ghazali maupun Nawawi Banten dalam karya-karyanya.
 
Kalau syair-syair ulama yang disebutkan di atas kesemuanya menggunakan bahasa Arab maka lain pula dengan bebeberapa ulama yang menulis syair dalam bahasa daerah masing-masing, sebut saja Kiai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan Syair Tampo Waton berbahasa Jawa, Kiai Aminullah Murad Madura dengan Caretana Oreng Mate (Cerita Tentang Orang Mati) yang biasanya sering didengungkan di masjid-masjid Tapal Kuda dan Madura, maupun kiai yang menggunakan syair berbahasa Indonesia seperti Kiai Jamaluddin Kafie, Kiai Zawawi Imron, Kiai Ahmad Mustofa Bisri, Kiai Zainal Arifin Toha, Kiai M. Faizi, dan lain-lain. Demikian pula buku yang baru terbit ini, Jalan ini Rindu (Ibrahimy Press, 2017), sebuah kumpulan puisi yang ditulis oleh seorang kiai dengan menggunakan bahasa Indonesia karya W.A.A. Ibrahimy—merupakan nama pena dari KHR. Acmad Azaim Ibrahimy—pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur yang dikenal dengan “Pesantren Sukorejo”, seolah menjadi penguat matarantai tradisi mengarang syair yang terus diwariskan oleh kiai-kiai pesantren terdahulu. Apalagi salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Sukorejo sebelumnya—selain sebagai ulama besar dan pendiri NU—dikenal pula sebagai pengarang syair-syair bahasa Madura yang sampai saat ini terus dideras santri-santrinya, Raden Kiai As’ad Syamsul Arifin, ulama yang baru dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional RI, tak lain merupakan kakek W.A.A. Ibrahimy.
 
Dalam beberapa sajaknya, W.A.A. Ibrahimy tampak memosisikan diri sebagai seorang penyair yang melakukan pengembaraan spiritual dengan melewati perantara-perantara orang-orang tercinta untuk mencapai cinta yang arif kepada Tuhan (makrifatullah), orang-orang tercinta itu antara lain adalah orang tua sendiri seperti pada puisi “Jantung Lautku Sembahyang” (halaman 12), sosok para guru dan tempat menimba ilmu pengetahuan seperti pada puisi “Lasem Ajaranmu” (halaman 02), “Wasiat Guru” (halaman 74), dan sosok-sosok lain mulai dari para ulama seperti Al-Ghazali pada puisi “Cinta I” (halaman 28) sampai dengan sampai dengan filsuf seperti Descartes pada puisi “Sembahyang” (halaman 48).
 
Menggunakan perantara orang-orang tercinta kiranya bukan tanpa landasan bagi seorang santri (apalagi dengan huruf s besar), perantara keilmuan disebut sanad (silsilah guru-murid) atau bila berbentuk doa mereka anggap sebagai bentuk tawasul. Dalam upayanya bertawasul, W.A.A. Ibrahimy tampak mencari cara untuk membuka pintu-pintu yang tertutup untuk dibukakan oleh-Nya guna melanjutkan jalan pengembaraan yang ditempuhnya, salah satunya ialah pintu kasyf, yaitu terbukanya mata batin seorang hamba Tuhan kepada hal-hal yang tak kasat mata (wilayat), selalu didendangkannya dalam beberapa puisinya. Laku demikian tak lain merupakan bagian dari ritual dalam melakukan taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) yang diistilahkan oleh penyair sebagai ‘sembahyang’.
 
Sebagai pengembara, penyair menganggap jalan yang ditempuhnya merupakan: jalan ini/jalan untuk pergi/jalan ini/jalan penuh duri/jalan ini/jalan bekal diri/jalan ini/jalan para nabi/jalan ini/jalan hakiki/jalan ini/jalan luka perih/jalan ini/jalan tuk kembali/jalan ini/jalan rida Ilahi (“Jalan ini Jalani!”, halaman 62) yaitu jalan kerinduan pengembaran spiritual. Dia berada pada “maqam syauq” yang mana kerinduan bagi W.A.A. Ibrahimy menjadi musebab munculnya cinta (al-hubb). Cinta yang hakekat sampai dengan cinta yang makrifat.
 
Dapat terbaca bahwa cinta dalam sajak-sajak Ibrahimy dengan huruf c besar, dan ketika dia mencoba membaca karakter cinta yang direnungkannya sungguh terasa dipenuhi zat yang perlu diuraikan kembali sifatnya dalam tatapan muraqabah, seperti rasa panas pada api, terang pada cahaya, namun kadang pula dingin dalam api, kadang terasa seperti langit, angin, kadang seperti bumi, seperti ditemukan dalam puisi “Cinta II” (halaman 30): cinta kepada Allah itu api/apapun yang dilewati akan terbakar/maka leburlah beku perasaan/dalam panasnya kerinduan…
 
Lewat gaya pengungkapan yang santun dan mudah dipahami oleh pembaca, kandungan puisi di atas akan mudah menancap lubuk jiwa pembaca (umat) untuk senantiasa ikut melakukan pengembaraan spiritual seperti yang dirambah oleh penyair. Bukankah sangat terlihat, masyarakat hari ini butuh kesejukan dan nasihat ulama-ulama yang menyiramkan air kesejukan spiritual dan sosial serta mengarahkan peta jalan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Dan tradisi bersyair yang dilakukan oleh para kiai atau ulama merupakan sebuah tradisi untuk menyampaikan pesan-pesan agama sehingga umat merenungkannya lalu menubuhkan jiwanya ke dalam oase selaksa hikmah bagi kehidupan sehari-hari sebagai hamba pencari Cinta yang melangkah di jalan rindu; jalan kerinduan menuju cinta ilahi.
 
Selain itu ada keunikan dalam konsep buku Jalan ini Rindu. Tak seperti buku kumpulan puisi umumnya, setiap satu judul puisi dalam buku ini diulas oleh seorang interpreter. Terdapat 37 judul puisi dengan 14 orang interpreter yang terdiri dari sastrawan-sastrawan Indonesia, antara lain Taufik Ismail, Ahmadun Yosi Herfanda, D Zawawi Imron, Emha Ainun Najib, Jamal D Rahman, Sosiawan Leak, W Haryanto, dan lain-lain, dengan dipengantari oleh A. Mustofa Bisri dan epilog oleh Sutardji Calzoum Bachri.
***

*) Raedu Basha, penyair tinggal di Yogyakarta.  http://sastra-indonesia.com/2021/08/jalan-rindu-menuju-cinta-ilahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt