Sabtu, 28 Agustus 2021

Mengembara Identitas Lokal Sampai Global

Menyimak Matapangara, Raedu Basha
 
Judul Buku: Matapangara
Pengarang: Raedu Basha
Penerbit: Ganding Pustaka
Tahun Terbit: 2015
Cetakan: Ketiga
Dimensi Buku : 13 x 19 cm+68 halaman
ISBN: 978-602-1638-30-9
Peresensi: Ardy Suryantoko *
 
Ada wangi Madura yang begitu khas berbaur wangian negeri asing. Seperti mencari wangi garam sambil mendengarkan aransemen musik Kitaro, kemudian melayang-layang menjelajah sahara, melintasi gunung sambi memerangi kesepian di Eropa hingga ke urban barat penuh warna dunia yang membedah mata. Pelbagai persoalan kehidupan dikemas dengan rapi, seperti diajak bermain menelusuri lintas negeri dengan masing-masing wangi yang khas. Menurunkan tempo detak jantung sebelum melepas nafas panjang.
 
Sajak “Ternyata Sudah Sangat Malam” menjadi pembuka yang penuh kegelisahan. Kesepian menggaruki jiwa setelah lepas dari tanah kelahiran menuju kota rantau. Seperti kesepian, kegelisahan, dam ketakutan yang dialami oleh Maximalianus di goa Tarthus. Seseorang yang pernah atau sedang pergi meninggalkan tanah kelahirannya pasti bisa memahami dan merasakan kegelisahan dalam perantauan. “Pergi dari sesuatu yang dikasihi, memberi kesempatan kepada seseorang untuk meninjau, menimbang dan merenungkannya. Pergi dari tanah kelahiran buat sementara, memberi kesempatan pada seseorang untuk kembali merenungkan hubungannya dengan tanah kelahiran itu.”[1]
 
Selanjutnya sajak-sajak yang ditulis juga tidak memaksa pembaca untuk mengikuti pola pikirnya. Membiarkan imajinasi pembaca tetap liar walaupun dalam sajaknya menggunakan wewangian lokalitas Madura yang memadukannya dengan wewangian negeri asing. Perpaduan sengaja dibuat sebagai penghubung dan pembanding lokalitas dengan globalisasi. Simbol-simbol yang timbul antara keduanya, akhirnya seperti kegelisahan seorang lelaki yang sedang suka dengan perempuan. Bagaimana perempuan menjadi sangat penuh dengan teka-teki dan sangat sulit untuk ditebak, tetapi tetap memberikan ruang kepada lelaki untuk mendekat serta memberikan pemaknaan terhadap perempuan tersebut. Tentunya dengan menggunakan rasa dan logika.
 
Pada masa pascakolonialisme ada ruang dalam karya sastra yang disebut “Bhabha” atau ruang ketiga yang dicetuskan oleh Homi K. Bhabha. Pemikiran ini diusung akibat adanya kolonialoisme (kapitalisme, liberalisme, sekularisme, dan globalisme). Seperti halnya pergerakan eskalator yang turun naik, ruang ketiga atau “ruang antara” ini muncul untuk menjembatani ruang pertama (upper area) dan ruang kedua (lowwer area) yang berhubungan timbal balik dan saling bergantian memasuki ruang ketiga (in between). Ruang ketiga dalam sepilihan sajak ini merekayasa identitas menjadi sebuah hubungan simbolik antara ruang pertama dan ruang kedua, atau globalisasi sebagai ruang pertama (penjajah) dan lokalitas sebagai ruang kedua (terjajah). Perpaduan antara identitas lokal dan global ini menimbulkan percikan, ibarat percikan korek api saat pertama menyala. Dengan adanya gesekan tersebut memunculkan sajak yang penuh dengan simbol-simbol dan pembaharuan.
 
Selanjutnya pengembaraan menjadi bagian atas lahirnya pengalaman empirik. Adat tradisi masyarakat, konflik-konflik sosial, dan kegelisahan atas bencana alam menjadi ibu dari ide-ide yang melahirkan puisi. Dari sudut pandang ini, karya sastra menjadi busur yang siap melepaskan anak panah. Bahwa karya sastra merupakan salah satu konduktor konvensi dalam masyarakat yang dipoles dengan invensi oleh penulisnya, seperti sajak-sajak di dalam buku ini.
 
Visualisasi lokalitas dengan cara membangun sajak dari sudut pandang penulis sebagai bagian masyarakat asli Madura, seperti terdapat dalam sajak “Hikayat Negeri Sorga”. Sebagai salah satu karya sastra yang mengangkat lokalitas, yang banyak diketahui oleh pembaca tentang Madura adalah lautan, garam, sampan, celurit, dan masih banyak yang lain. Kemudian muncul invensi pada sajak “Colloseoum 20 Abad Vulkanik” dan “Menatap Las Vegas”, bagaimana akhirnya invensi merombak konvensi dalam sajak-sajak yang berbau lokalitas. Kejutan diberikan dengan membangun imajinasi pembaca dari sesuatu yang sangat jauh dari Madura. Pada sajak “Menatap Las Vegas” pembaca dikejutkan dengan munculya kata gedung, bir, jalan tol, dan jembatan layang pada sajak ini.
 
Pada akhirnya, pertentangan dalam sajak-sajak di buku Matapangara sebenarnya merupakan simbol dan jembatan menuju pencapaian nilai estetik, bisa dikatakan sebagai penelusuran terhadap keterasingan dari dalam diri penulis. Dunia yang serba hibrid dan serba sibuk mampu menghilangkan lokalitas dalam jangka panjang, yang akan menyebabkan kekecewaan, kebimbangan, dan keterasingan. Hidup seperti tidak lengkap tetapi tetap harus dijalani dengan segala kejanggalan dan kelucuan cerita. Akhirnya pergerakan dan protes seorang penulis akan muncul dari timbal balik menuju pada pergerakan modernnitas yang tetap memiliki kesadaran terhadap lokalitas.
 
Sayang sekali jika buku kumpulan puisi semenarik ini tidak ada kata pengantar yang membantu pembaca menjelajah lebih jauh tentang penulis dan karya-karyanya. Selain itu penggunaan diksi yang belum segar akhirnya sedikit menggugurkan ide-ide yang penuh pembaruan. Entah kebetulan atau sengaja jika untuk mencapai sisi estetik belaka. Perlawanan invensi terhadap konvensi sebenarnya merupakan sebuah ide yang luar biasa, tapi akan lebih baik jika diimbangi dengan diksi-diksi yang segar dan cetar seperti dalam sajak “Colloseoum 20 Abad Vulkanik”. Sajak inilah yang seharusnya menjadi tolak ukur untuk membuat dan mengembangkan sajak-sajak selanjutnya.
 
Yogyakarta, 28 Februari 2015 (Jejak Imaji)
 
[1] Pengantar Ajip Rosidi pada buku puisi Ramadan K. H Priangan Si Jelita.

*) Ardy Suryantoko, kelahiran Wonosobo 19 Desember 1992 ini berstudi di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan bergiat di komunitas belajar sastra Jejak Imaji Yogyakarta.  http://sastra-indonesia.com/2021/08/mengembara-identitas-lokal-sampai-global/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt