Jumat, 26 Oktober 2018

Catatan dari sebuah novel karya AH J Khuzaini

Jalan Lain dari Kenyataan Genre Dramatik Gerak-Gerik
Rodli TL

Pada dasarnya novel  itu menghibur, bahasanya mengimplisit persuasip. Ia hadir untuk merayu pembaca berempati, merasakan apa yang dirasakan para tokoh, bahkan menawarkan ruang-ruang imajinasi yang kemudian memporak-porandakan emosi para pembacanya. Sungguh tidak realis, membaca novel saja menangis, kata si hidung mancung sambil mentertawakan pembaca novel yang sesenggukan.

Teori sastra dan apologetics (pembelaan terhadap sastra) menekankan sifat tipikal sastra atau kekhususannya. Sastra dianggap lebih umum dari sejarah dan biografi, tapi lebih khusus dari psikologi dan sosiologi. Artinya karya sastra diantaranya novel tak sekedar menyanjikan hiburan yang menwararkan kesenangan secara fisik saja, namun juga kesenangan yang lebih tinggi, kesenangan kontemplatif. Maka novel seringkali hadir dengan atmosphere peristiwa-peristiwa sejarah yang masih hidup atau juga menawrkan keterlibatanya pada dialektika kejiwaan dan masyarakat sosialnya sebagaimana yang dibahas dalam ilmu psikologi dan sosiologi.

Secara dramatik akan kita temukan berbagai genre novel yang membuat kita kasmaran, takut, penasaran, menangis, bahkan tertawa berguling-guling. Masuk akal? Kenyataannya semacam itu yang kemudian para kritikus menamainya dengan genre komedi, romantic, horror, tragedy, detektif dan lain sebagainya. Hal inilah yang sering dikatakan bahwa novel itu mampu masuk alam bawah sadar pembaca yang akhirnya membentuk karakter pembaca. Namun AH J Khuzaini memilih jalan lain dari kenyataan dramatik.

Kesustraan secara teoritis Rene Wellek dan Austin Werren membaginya menjadi dua kajian pendekatan yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Dalam kajian instrinsik mencakup Modus Keberadan Karya Sastra, Efoni, Gaya, Citra, Sifat dan Ragam Fiksi Naratif, Genre Sastra, Penilaian Dan Sejarah Sastra. Sedangkan Studi Pendekatan Ekstrinsik Meliputi Sastra Biografi, Sastra Dan Psikologi, Sastra Dan Masyarakat, Sastra Dan Pemikiran Dan Yang Terakhir Sastra Dan Seni.

Sebelum melakukan kajian anaysis content atau analisa isi novel yang menjadi bagian dari perkembangan penulis novel Lamongan, perlu diutarakan sedikit keberadaan penulis novel Lamongan lainnya, diantaranya adalah Viddy A.D. yang terkenal dengan novel kependekaran, diantaranya yang berjudul  Pendekar Sendhang Dhuwur. Ahmad Syauqy Sumbawi dengan novel  Dunia Kecil Panggung dan Omong Kosong, Maulana Alfarisi, Rodhi Murtadho, Ahmad Zaeni, Imamudin SA, Zehan Zarees, dan masih ada penulis lainya. Walau sebenarnya kering dengan diskusi sastra. Lamongan sebenarnya punya puluhan penulis novel dan ratusan karya sastra. Dan kali ini kita kedatangan penulis novel asal Gresik yang kini tinggal di Lamongan, yaitu Ah J Khuzaeni yang telah menulis novel dengan judul Gerak Gerik.

Novel Gerak-Gerik yang setebal 360 halaman ini disajikan layaknya obrolan di warung kopi.  Topiknya perlompatan kesana kemari. Mulai dari persoalan power syndrome, perubahan, restorasi, rekonsiliasi yang dilatari persoalan kaderisasi organisasi ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, bahkan pernyatan filsafat dan tasawufpun menjadi bagian dari rasa nikmatnya paitnya kopi. Bukan hanya lompatan topik, juga kehadiran tokoh-tokoh pun tipis identitasnya, sebagaimana warga warung kopi, hadir mengalir yang tidak akan mempersoalkan status sosialnya, tidak ada istilah pelanggan lama dan baru.

Pilihan-pilihan unsur dramatik dan karakteristik tokoh-tokoh sebuah novel yang begitu tipis tersebut memancing keterbukaan para kritikus menemukan banyak kemungkinan-kemungkinan studi pendekatan dalam kajian teori sastra walau sebenarnya penulis sudah mengklaim dirinya dalam novelnya adalah komedi realis yang memberikan penekanan obrolan dialektis beralur maju dengan sedikit kilas balik.(Pengantar:xi)

Percayalah, bahwa seringkali kehendak karya sastra itu tak sejalan dengan apa yang jadi kemauan penulis. Ia semacam makhluk yang diluar kendali penciptanya. Ia lebih memilih nasibnya sendiri, maka klaim penulis tidak akan pernah bisa menutup rapat kemungkinan-kemungkinan genre lain dalam pikiran pembaca. Sebab resepsi pembaca hadir secara bersama-sama antara hayal dan pengalamannya.

Ya, warung kopi, tanpa ada dramatik  yang berlebihan, tanpa ada alur yang direkayasa, mengalir seperti usia manusia yang pasrah akan takdirnya.  Dalam novel ini tiada tokoh siapa yang sebenarnya sungguh-sungguh antagonis dan sungguh-sungguh protagonis. Sang tokoh orang pertama AKUpun lebih banyak sebagai penyimak obrolan para kakek di warung kopi. Peran lebihnya sebagai penyambung cerita pertemuan para kakek dengan neneknya. Sang tokoh orang pertama AKU identitasnya begitu terbuka pada bagian akhir novel ini. Ia putus dari sekolah bukan lantaran kemiskinan atau keterbatasan intelektual  mengikuti mata pelajaran, bukan, tapi persoalan lain yang dalam dunia pergerakan disebut idealis. Tersesatlah ia pada situasi horror dalam gudang sekolah yang secara misterius bertemu dengan yang sebenarnya bukan seorang tukang kebun dan perempuan cantik penjaga perpustakaan.

AH J Khuzaini dalam novel gerak-geriknya memilih tidak setiap karya sastra itu harus imaji indrawi sebagaimana yang diunggkap Renne Wellek dan Austin Warrren dalam bukunya The Theory of Literature yang diindonesiakan oleh Melani Budianta.

“Banyak karya sastra tidak membagkitkan imaji indrawi, kalaupun ada imaji itu muncul secara kebetulan dan kadang-kadang. Bahkan dalam menampilkan tokoh, seorang pengarang tidak selalu perlu memakai citra klasik. Tokoh-tokoh yang diciptakan pengarang Rusia, Dotoevsky, dan vovelis besar inggris, Henry James misalnya, sukar dibayangkan sosok fisiknya, tetapi kita mengenal segala sesuatu tentang pikiran, motivasi, penilaian dan keinginan-keinginan mereka. Juga penulis membuat suatu gambaran umum yang skematis yang dibangun atas satu kecendrungan fisik tertentu. hal ini sering dilakukan oleh Tolstoy pengarang Rusia dan Thomas Mann pengarang Jerman (2016:19)

Sebagaimana catatan di atas, kebanyakan pengarang bertipologi tersebut menganggap terlalu banyaknya ilustrasi menjelaskan karakteristik tokoh-tokoh justru sangat mengganggu. Pengarang cukup memberikan gambaran umum dan tidak diceritakan secara detail.

Novel ini dibuka dengan perjalanan panjang dengan naik kereta api menuju arah barat dengan diceritakan tokoh gadis yang duduk di bangku depanya, namun sayang, hanyalah satu senyum lalu gadis tersebut mengilang bersama tidurnya. Andai tokoh itu hadir dalam novel popular ia akan menjadi tokoh utama yang dijelaskan secara detail fisik dan sifatnya, ia akan hadir dari bagian satu ke bagian yang lain, bahkan mungkin sekali menjadi pengakhir dari cerita. Namun tidak, sebab penulis memilih jalan lain.

Sebagaimana tokoh-tokoh Gerak Gerik Pak Setu, Duki, Tirto, Endang, Panca,  nenek dari AKU adalah tokoh-tokoh yang mempertebal halaman novel ini dengan dialog-dialognya yang nyocos layaknya para mantan aktifis yang mengalami power syndrome sedang diskusi di warung kopi. Secara fisik tidak diceritakan secara detail, hanyalah gambaran umum usianya yang tua dengan pilihan diksi kakek dan nenek yang pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Dianalisa dari dialog-dilaog yang diungkapkan bertubi-tubi itu akhirnya pembaca akan bisa mengenal tentang pikiran, motivasi dan keinginan-keinginan tokoh-tokoh dalam novel tersebut, pikiran dan keinginan tentang perubahan, restorasi, rekonsiliasi terkait persoalan-persoalan kaderisasi dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Walau ada pandangan yang meragukan kandungan filsafat pada karya sastra sebagaimana yang pernah diungkapkan Goerge Boas dalam ceramahnya. Namun secara umum ada berbagai cara untuk menjabarkan hubungan sastra dan pemikiran. Sastra sering dilihat sebagai suatu bentu filsafat atau sebagai bentuk pemikiran yang terbungkus dalam bentuk khusus. Dalam perkembangannya banyak karya-karya sastra yang seringkali dihubungkan dengan kajian filsafat, terutama yang ada kaitannya dengan Eksistensialime. Diantaranya Leo Tolstoy, Albert Camus dengan Caligulanya, Samuel Becket dengan menunggu Godotnya.

Sebagaimana setiap dalam membuka bagian-bagian cerita, AH J Khuzaeni selalu menghadirkan filosofi kalimat dari beberapa filsuf. Diantaranya adalah Dengan humor kita dapat sejenak melupakan kesulitan hidup Gus Dur. Keadilan yang terlalu mendalam dapat membuat seseorang menjadi gila Aokiji. Dulu aku ada di sini, dan kata-kata ini telah membimbingku sampai akhir Gol D. Roger.

Nampaklah kesadaran penulis bahwa novel Gerak Gerik ini berusaha menggandeng perkembangan pemikiran filsuf. Ada jalan lain dalam sebuah novel selain menghibur, ia menawarkan pemikiran-pemikiran yang kontemplatif yang sesungguhnya lebih asyik didiskusikan sebagaimana pada peristiwa yang terjadi pada sebuah novel, pada sebuah cangkrukan warung kopi.

Pada simpulan akhir, AH J Khuzaeni dengan novel pertama Gerak-Geriknya ini ingin menyampaikan pemikiran-pemikiran yang seringkali tereksplorasi dalam dunia pergerakan, bahwa sesungguhnya aktifis itu adalah kaum akademik, layaknya para filsuf Yunani yang seringkali bertemu pada sebua taman acadomus, mendiskusikan pemikiran-pemikiran yang akhirnya menjadi teori baru tentang hakekat manusia dan kesemestaan alam. Gerak Gerik menghadirkan ruang diskusi pemikiran warung kopi yang sering diabaikan para akademisi. Diakui atau tidak, dari sanahlah dunia pemikiran, pergerakan dan kekaryaan seringkali hadir. AH J Khuzaeni telah merefleksikannya dalam novel pertamanya.

Selamat mendiskusikannya.

UNS Solo, 26 Oktober 2018
*) Untuk didiskusikan di Aula kampus STITAF, tanggal 27 Oktober 2018, Jam 13.00 Wib sampai selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt