Senin, 16 Maret 2020

Kehadiran Badan Bahasa

Eka Budianta *

Untuk pertama kali, belasan sastrawan Indonesia yang pernah mendapat penghargaan nasional dan regional diundang diskusi.  Itulah gebrakan Kepala Badan Bahasa Gufran Ali Ibrahim yang baru diangkat awal September 2015. 

Sastrawan Taufiq Ismail tampil dengan daftar kebutuhannya. Sebelum 1930-an, lulusan sekolah menengah atas (AMS) minimal baca 25 novel, mengenal puisi, dan menulis 180 karangan dalam tiga tahun, atau lima tugas menulis dalam sebulan.  Alhasil, kita mendapat pemimpin bangsa yang hebat, dengan pengetahuan luas dan kemampuan berbahasa yang prima. 

Akan tetapi, "template" pendidikan berbudi-bahasa itu tidak ada lagi sekarang. Padahal, kita tetap perlu generasi unggul sekualitas Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Muhammad Yamin, dan Sutan Takdir Alisjahbana. Untuk itu, pendidikan sastra dan bahasa harus diperbaiki. Tanpa berpijak pada ranah bahasa, kita akan terombang-ambing dalam gelombang globalisasi yang melenyapkan jati diri bangsa. Begitu pikiran banyak penggiat bahasa. 

Jadi, Badan Bahasa punya posisi strategis dan tugas yang berat. Penyair F Rahardi mengusulkan agar posisi badan ini ditingkatkan. Syukur kalau bisa langsung di bawah Presiden. Mengapa? Karena selama di bawah menteri, badan ini tak berani menegur gubernur dan kementerian lain yang tertangkap mengabaikan pentingnya berbahasa dengan benar dan baik.

Harus hadir

Lebih penting lagi kehadiran negara memang diharapkan di berbagai lini kehidupan berbangsa. Kita tahu Presiden Joko Widodo mengoptimalkan "kehadiran" ini, tidak terkecuali dalam pembangunan bahasa dan sastra Indonesia. Sudah bertahun-tahun negara abai pada persoalan-persoalan nyata di lapangan. 

Ketika ada sekelompok fundamentalis menyerbu sebuah pembacaan puisi, negara tak ada di sana. Kita ingat Teater Koma asuhan N Riantiarno dicegah pentas di sejumlah kota juga tak ada pembelaan dari Badan Bahasa. Bahkan ketika seorang pegawai laboratorium divonis penjara 8 tahun gara-gara membaca novel Pramoedya Ananta Toer, negara seolah-olah tidak tahu. 

Sekarang, kegiatan bahasa dan sastra berkobar-kobar dan berkibar-kibar.  Ajip Rosidi membuka pusat studi Sundanologi yang megah. Para sastrawan Sunda di Bandung berpikir pada 2055 (hanya 40 tahun lagi!) warga Jawa Barat akan lebih suka berkomunikasi dalam bahasa daerahnya. Bahasa Indonesia semakin tidak menarik bagi mereka. Hal itu mencuat dalam Seminar Internasional Indonesia-Malaysia di Universitas Padjadjaran di Jatinangor, 19 September 2015. 

Untunglah produk sastra nasional juga berlimpah ruah. Pada awal September, terkumpul 120 judul buku puisi terbitan tahun ini yang berlomba untuk menjadi antologi terbaik, menyambut Hari Puisi. Belum pernah bangsa kita "panen raya" karya sastra sedemikian melimpah. Persoalannya, 99 persen karya itu terbit secara indie. Setiap orang bisa menulis dan menerbitkan buku dengan desain bagus dan dicetak terbatas secara digital di kedai fotokopi terdekat.

Akan tetapi, itulah kreativitas anak bangsa. Badan Bahasa harus mencatatnya.  Perpustakaan Nasional telah berperan optimal dengan memberikan ISBN (International Standards Book Number) yang berlaku global. Itu sangat membantu memberikan legalitas, membuat setiap buku menjadi sah, resmi.  Sekarang, apa peranan Badan Bahasa? 

Adakah negara hadir, ikut merestui pemilihan buku terbaik itu? Seharusnya: ya! Dalam acara formal pemberian hadiah, juga hadir korps diplomatik.  Kedutaan Besar Perancis, Iran, Turki, dan banyak negara lain ikut menampilkan data besar berikut puisinya. Dari Kementerian Luar Negeri pun mendukung dengan berbagai cara. Yang tidak terlihat adalah peranan Badan Bahasa. 

Padahal, badan ini mestinya juga menangani penerjemahan. Banyak yang mengeluh minat baca dan menulis rendah bila dilakukan dalam bahasa Indonesia. Sementara minat menulis dalam bahasa Inggris dan membaca terjemahan bisa sangat tinggi. Sastrawan dan guru besar Sapardi Djoko Damono mengatakan remaja Indonesia bisa melahap novel Harry Potter yang tebalnya 600 halaman dalam tiga malam.

Badan Bahasa tidak boleh meninggalkan proyek besar pencerdasan bangsa melalui penerjemahan. Apalagi bulan depan Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam Pasar Buku Internasional di Frankfurt, Jerman. Ratusan bahkan ribuan judul buku karya anak bangsa mendapat peluang masuk ke pasar dunia.

Basis komunitas 

Lebih dari itu, Badan Bahasa wajib memperhatikan perkembangan komunitas dan kegiatan bahasa-sastra di berbagai pelosok Tanah Air. Ada ribuan sanggar sastra, puisi, teater bertumbuh di daerah. Salah satu contoh adalah kegiatan Komunitas Sastra Indonesia, yang dimotori oleh para penulis buruh sejak krisis moneter 1998. Sekarang komunitas itu sudah berkembang di lebih 70 kota dan beberapa kali mengadakan musyawarah nasional. 

Komunitas lain adalah penggiat sastracyber yang menjamur di dunia maya. Forum Lingkar Pena yang diasuh novelis Helvy Tiana Rossa memiliki lebih dari 4.000 pendukung. Sungguh bagus bila Badan Bahasa merangkul dan mendukung kegiatan komunitas-komunitas sastra yang marak di internet. Sebaliknya, sudah wajar bila para penggiat juga mendukung pemerintah untuk memperjelas kehadiran negara. Kita tidak menutup mata pada perusakan bahkan penghancuran praktik berbahasa dan bersastra yang muncul akibat lemahnya pendidikan di sekolah.  Namun, kita juga percaya adanya daya lenting, daya juang kaum partikelir di bidang perpustakaan, penulisan, dan kegiatan sastra. 

Sastra dan bahasa Indonesia termasuk anggota baru di kalangan bahasa dan sastra dunia. Bahasa dan sastra Inggris sudah dimulai sejak kisah-kisah Canterbury 1.000 tahun lalu. Novel Jepang juga sudah berkembang sejak Genji Monogatari belasan abad silam. Tetapi, sastra Indonesia baru menggeliat berkat Azab dan Sengsara karya Merari Siregar, awal 1920-an, belum satu abad silam. Masih banyak kesempatan hidup dan berkembang. Kehadiran negara mungkin bisa jadi terobosan yang brilian.

*) Penyair, Komunitas Penulis Deo Gratias, Pemenang Hadiah Nasional 2012.
https://doa-bagirajatega.blogspot.com/2015/10/kehadiran-badan-bahasa-eka-budianta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt