Jumat, 16 Juli 2021

Ikhtiar Jiwa Melestarikan Bangsa

Muhammad Subarkah
Republika, 28 Juni 2011
 
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
 
BAIT syair “Dengan Puisi Aku” yang pernah populer dinyanyikan Bimbo tertempel di sebuah dinding mushala mungil yang menghadap lereng Gunung Merapi dan Singgalang. Dari kejauhan, terlihat kabut yang mulai turun. Angin terus melunak. Udara berubah dingin.
 
“Ya inilah rumah kedua saya,” kata sang penulis syair itu, Taufiq Ismail. “Di kompleks Rumah Puisi ini ada mushala, perpustakaan, ruang pertemuan, sedangkan di sebelahnya ada Rumah Budaya milik Fadli Zon,” ujarnya lagi. Taufik bercerita tentang Rumah Puisinya pada awal Juni lalu. Lokasinya tak jauh dari kampung kelahirannya yang hanya delapan kilometer dari Kota Bukittinggi. “Istri saya, Ati, yang memeloporinya. Pada suatu hari, dia bertanya siapa yang akan membaca koleksi buku dan puisi saya setelah meninggal? Nah, dari situlah muncul ide membuat Rumah Puisi,” kata Taufiq.
 
Pada sisi lain, lanjut Taufiq, pendirian rumah ini juga sebagai upaya konkret untuk melawan amnesia orang Indonesia akan bahasa dan sastra Indonesia. Apalagi, dia pun mendengar bila saat ini mata pelajaran bahasa Indonesia di mata siswa sekolah menjadi ‘hantu’ dalam Ujian Nasional (UN). “Bayangkan, mereka yang tak lulus UN itu bukan karena jeblok nilai matematika atau bahasa Inggrisnya. Mereka tak lulus karena buruk nilai ujian bahasa Indonesia,” ujar Taufik sembari geleng-geleng kepala.
 
Pada kenyataan lain, mundurnya kemampuan berbahasa tersebut semakin nyata ketika satu per satu ikon sastra Indonesia terancam masuk ke ‘liang kubur’. Majalah sastra Horison yang sudah memasuki usia lebih dari empat dasawarsa, kini terancam gulung tikar. Taufik yang juga selalu menjadi salah satu pengelolanya menyatakan oplahnya tinggal 2.000 eksemplar saja.
 
“Belum lagi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang juga terancam bubar. Kita sedih sekali atas adanya kenyataan tersebut. Padahal, koleksi karya sastra yang ada di sana luar biasa. Tapi, itulah kita. Semuanya tampaknya mulai rabun akan arti pelestarian bahasa nasionalnya sendiri,” ujar Taufiq.
***
 
Berangkat dari kecemasan atas munculnya amnesia terhadap bahasa dan sastra Indonesia itulah, di ujung senja hidupnya, Taufiq yang juga sebagai penerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta ini memutuskan untuk membuat sesuatu di kampung halaman, yakni mendirikan Rumah Puisi. Pendirian bangunan ini didanai dari hasil kerja kreatifnya selama berkecimpung di dunia sastra. “Sebagian uangnya juga dari dana penghargaan yang didapat dari Habibie Award,” katanya.
 
Melalui Rumah Puisi itulah, dia kemudian membuka kesempatan bagi siapa saja untuk belajar sekaligus mengenal khazanah sastra. Salah satu hasilnya terlihat dengan munculnya serombongan siswa sekolah dari Perguruan Putri Diniyyah Padang Panjang yang pada awal Juni lalu itu menyambanginya. Melihat kedatangan mereka, Taufiq pun terlihat begitu antusias menyambutnya.
 
“Assalamualaikum apa kabar?” katanya. Puluhan remaja putri itu segera menyambut salamnya dengan antusias seraya bergantian bersalaman. Taufiq kemudian mempersilakannya masuk ke dalam rumahnya. Dia kemudian bercerita panjang lebar mengenai berbagai karya sastra yang tersimpang di rak perpustakaannya dan aneka kutipan bait puisi yang terpasang di dinding rumahnya.
 
“Itu kutipan pernyataan Marilyn Monroe. Dia mengaku tak suka kepada pembuat puisi, tapi suka pada lelaki yang suka pada puisi,” kata Taufiq sembari tersenyum kecil. Dia kemudian bercerita bahwa si artis itu tak suka kepada penulis puisi karena yang dimaksudnya sebagai lelaki penyuka puisi adalah pacarnya, yakni Presiden AS John F Kennedy.
 
Nah, selain bertemu dengan para siswa, sehari sebelumnya Taufik juga menerima kunjungan para guru bahasa Indonesia dari Kota Padang Pariaman. Saat itu, terjadi diskusi yang hangat mengenai cara mengajar bahasa Indonesia dengan baik dan tidak membosankan peserta didik. “Tak berbeda dengan siswanya, para guru juga harus banyak membaca. Ajarilah anak didik Anda mengemukakan pikiran dengan bahasa Indonesia. Jangan terpaku pada soal tata bahasa,” katanya.
 
Pada kesempatan itu, dia kemudian membuka hasil penelitiannya mengenai suasana pengajaran bahasa di sekolah yang ada di Indonesia. “Di sekolah Indonesia, murid diajar tidak membaca karya sastra. Ini jauh berbeda dengan sekolah di Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Jepang, bahkan sekolah zaman Belanda kita sekalipun.”
 
Bagi sebagian kecil kalangan, terutama yang selama ini meminati bidang sastra, ungkapan Taufiq itu memang bukan barang baru. Tapi, sebagian besar lainnya, terutama para guru bahasa Indonesia, kenyataan ini memang sangat mengagetkan. Apalagi, dalam diskusi itu, ternyata diketahui bila di sekolah-sekolah memang masih jarang yang mempunyai perpustakaan sekolah.
 
Ketiadaan sarana perpustakaan yang memadai diakui sastrawan dan budayawan, Ajip Rosidi. Padahal, tersedianya buku sastra itu menjadi hal yang pokok ketika mencari acuan mengenai penggunaan bahasa yang benar. “Di sekolah-sekolah, memang kita tidak ada perpustakaan yang lengkap. Kalaupun ada, koleksinya pun bukan buku-buku sastra. Ini karena penyediaan buku oleh pemerintah untuk sekolah itu tidak berdasarkan mutu buku itu. Tapi, berdasarkan pada komisi proyek buku itu berapa besarnya?” kata Ajip.
 
Terjadinya kekosongan pengajaran bahasa Indonesia yang baik itulah yang dicoba disiasati oleh Taufik bersama Fadli Zon yang dengan ‘berbaik hati’ bersedia mendirikan Rumah Budaya di Kampung Aie Angek, Kecamatan Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatra Barat. Keduanya terus berusaha melestarikan salah satu fondasi bangsa, yakni bahasa Indonesia.
 
“Selain menjadi Rumah Puisinya Pak Taufik, rumah budaya kami juga diniatkan sebagai tempat penyemaian budaya Minangkabau. Kami paham potensi di sini luar biasa. Jadi, kami tingggal memberi wadah sebagai sarana ekspresinya saja,” kata Fadli Zon.
 
Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
***

http://sastra-indonesia.com/2011/07/ikhtiar-jiwa-melestarikan-bangsa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt