Senin, 23 September 2019

BELAJAR BUDAYA BACA JEPANG


Edy Suprayitno

Jepang merupakan negara dengan tingkat literasi yang tinggi. Buktinya adalah: (1) keberadaan koran-koran besar Jepang seperti Yomiuri Shimbun, Asahi, dan Mainichi merupakan koran dengan sirkulasi terbesar di dunia. Bahkan jauh lebih besar dari Koran terbesar Amerika Serikat The New York Times. Yomiuri Shimbun memiliki sirkulasi sekitar 14 Juta eksemplar per hari, sementara The New York Times hanya beredar 1,5 juta perhari. Asahi menghasilkan 12 juta eksemplar per hari (Laksono, 2005). (2) Toko buku di Jepang jumlahnya sebanding dengan Amerika Serikat yang luas wilayahnya jauh lebih besar dibandingkan Jepang. Data di atas membuktikan bahwa geliat budaya literasi di Jepang begitu menggelora.

Kuatnya budaya baca tersebut tidak serta merta muncul begitu saja. Tetapi melalui proses panjang. Proses tersebut melibatkan semua komponen, baik itu keluarga, lingkungan sosial, sekolah, dan pemerintah. Sinergi semua aspek itu mampu membentuk masyarakat Jepang sebagai sosok-sosok gemar baca. Maka tidak heran apabila sering ditemukan orang-orang yang sibuk dengan bahan bacaan di berbagai tempat, seperti halte, stasiun, bank, dan sebagainya.

Berbicara keluarga di Jepang, dalam hal ini berperan penting untuk membentuk karakter gemar baca. Orang tua di Jepang senantiasa mengajari dan membiasakan anak membaca sejak kecil. Dengan kata lain keluarga sebagai pondasi awal budaya baca. Pondasi itu dibentuk sejak kecil, dengan harapan seiring bertambahnya umur, pondasi itu semakin kokoh. Akhirnya, ketika dewasa mereka terbiasa untuk membaca.

Di sisi lain untuk membentuk budaya baca, pola pendidikan Jepang didesain senantiasa berorientasi pada aktifitas baca. Pendidikan Jepang mewajibkan peserta didik untuk membaca (buku nonpelajaran) 15 menit sebelum pelajaran di mulai. Pukul 07.00 pelajaran dimulai, tapi pintu gerbang sudah ditutup 15 menit sebelumnya. Kemudian peserta didik diwajibkan untuk membaca (bacaan yang mereka sukai) selama 15 menit. Pembiasaan yang berkelanjutan tersebut akhirnya membentuk karakter gemar baca.

Melihat kehebatan Jepang dalam membudayakan membaca merupakan sebuah inspirasi penting apabila kita ingin menggelorakan budaya baca (khususnya di lingkungan pendidikan). Maka dari itu barangkali penting untuk melakukan beberapa alternatif berikut ini. Pertama, keluarga sebagai pondasi utama pendidikan harus mampu mengajarkan dan membiasakan anak untuk membaca. Tapi, akan menjadi sesuatu hal yang sulit apabila orang tua tidak memberikan contoh. Maka dari itu orang tua sebagai teladan harus memberikan contoh membaca kepada anak. Kebiasaan menonton televisi selepas Maghrib atau bermain gadget baiknya mulai dikurangi. Kebiasaan tersebut hendaknya perlahan beralih dengan membaca. Diharapkan ketika orang tua memberi contoh seperti itu, anak akan belajar mengikuti kebiasaan tersebut.

Kedua, membiasakan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai barangkali penting dilakukan. Pembiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai sebenarnya sudah dirintis oleh Anies Baswedan (Menteri Pendidikan saat itu) melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan itu mewajibkan siswa untuk membaca (bacaan yang disukai diluar buku pelajaran) 15 menit sebelum pelajaran. Apabila program itu dilaksanakan dengan baik, maka akan terjadi pembiasaaan membaca. Apabila sudah terjadi pembiasaan membaca, maka akan membentuk budaya baca. Di sisi lain tentunya kita semua berharap dengan bergantinya Menteri Pendidikan yang baru, program GLS ini akan tetap dijalankan. Tidak hilang ditelan kebijakan-kebijakan politis.

Dalam mengimplementasikan program GLS itu mungkin akan sulit diawalnya. Maka perlu trik-trik khusus untuk memulainya. Belajar dari Jepang, untuk membiasakan siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, mereka sudah menyiapkan perangkat berupa punishment dan reward. Pola behavioristik tersebut mampu mengantarkan Jepang menjadi negara dengan literasi tertinggi. Berkaca dari Negeri Matahari Terbit tersebut barangkali untuk mengawali pembiasaan membaca perlu adanya reward dan punishment.

Ketiga, guru sebagai garda terdepan keberhasilan pendidikan harus memulai membiasakan membaca. Memang membaca bukanlah hal yang menyenangkan. Karena kita harus duduk termenung berjam-jam membolak-balikkan kertas. Bandingkan apabila kita bermain gadget dan kegiatan lain. Tapi lihatlah manfaatnya apabila kita mau mencintai dan menggauli buku. Melalui ruang-ruang bacalah, dapat diperoleh berbagai informasi dan pengetahuan baru. Melalui bacaan pula pikiran menjadi kaya pengalaman-pengalaman baru. Jadi membaca bagi bapak-ibu guru hakikatnya sebuah kewajiban. Sebaliknya, akan sangat ironis apabila siswa disuruh untuk membaca, tetapi gurunya tidak mau membaca.

Keempat, sekolah harus mampu menyediakan bahan bacaan bagi siswa. Untuk point ini bagi sekolah yang sudah mapan tidak menjadi masalah. Tapi akan menjadi masalah bagi sekolah-sekolah yang belum mapan. Hal ini dikarenakan harga buku-buku bacaan di Indonesia termasuk mahal. Akan tetapi melalui pengorbanan sekolah dalam menyediakan bahan bacaan, maka akan mempermudah warga sekolah untuk mendapatkan bahan bacaan. Selain itu dengan menyediakan bahan bacaan, pada hakikatnya sekolah berinvestasi pengetahuan jangka panjang.

Kelima, pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus ikut serta berperan membudayakan membaca. Salah satu caranya dengan penyediaan bahan bacaan yang up to date di perpustakaan daerah. Sehingga memudahkan semua orang untuk mendapat bahan bacaan. Di sisi lain barangkali perlu dipikirkan untuk mengefektifkan keberadaan perpustakaan keliling yang bukan hanya sekedar menjangkau wilayah perkotaan, tapi juga menembus pedesaan dan daerah terpencil.

Akhirnya, harapan indah akan lahirnya budaya baca dapat menemui titik terang apabila beberapa langkah di atas dapat dilakukan. Tentunya untuk membentuk terciptanya budaya baca tersebut harus ada sinergi antara orang tua, siswa, guru, sekolah, dan pemerintah.

*) Dosen dan Penggiat “Sekolah Literasi Gratis” STKIP PGRI Ponorogo. Karyanya Pernah dimuat di Koran Jawa Pos Radar Ponorogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt