Senin, 23 September 2019

Gaung Literasi di Pedalaman


Nur Wachid *

Diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, bersamaan peringatan hari buku dunia 23 April lalu, Ditjen Dikdasmen meluncurkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Tentu kita harus menyambut hangat upaya tersebut dengan menerapkan gerakan membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum siswa memulai pelajaran di sekolah masing-masing.

Pemerintah tidak serta-merta meluncurkan program GLS. Pasti ada latar belakang dan iktikad baik sehingga program tersebut dicetuskan. Mengingat kemajuan negara ditentukan oleh minat baca masyarakat.

Di negara maju seperti Jepang, Korea, dan Amerika misalnya, membaca jadi kebutuhan pokok. Maka tidak heran saat di kereta dan tempat umum lainnya orang sibuk membaca. Sementara di Indonesia, Jawa misalnya (maaf!), budaya seperti itu mendapat cibiran, koyo sok pinter-pintero dewe (seperti merasa pintar sendiri).

Memangkas paradigma sempit dengan membiasakan membaca sejak usia dini barangkali merupakan bentuk revolusi kultural program GLS. Pesan penting lainnya ialah mendukung kurikulum pendidikan kita saat ini yang menekankan pada pembelajaran berbasis teks.

Tahun 2013 UNESCO merilis data indeks tingkat membaca orang Indonesia hanya 0,001. Artinya, hanya ada 250 ribu orang yang punya minat baca dari 250 juta penduduk Indonesia. Jika kita bandingkan dengan penikmat internet yang mencapai 88,1 juta, tentu sebuah angka fantastis jika hal itu terjadi pada minat baca kita.

Temuan tersebut berkorelasi dengan daya tahan baca masyarakat Indonesia. Rata-rata lama membaca buku masyarakat Indonesia hanya enam jam per minggu (Kompas, 15/9/2015).

Berbeda dengan India yang rata-rata membaca buku sepuluh jam per minggu, Thailand sembilan jam per minggu, serta Tiongkok delapan jam per minggu (Kompas, 4/2/2016). Bukankah telah terbukti program GLS wajib dilaksanakan sekolah di seluruh negeri?

Pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan sekolah di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal)? Di daerah 3T buku mata pelajaran saja sangat minim, apalagi buku di luar mata pelajaran, apakah mungkin program semacam itu dapat diimplementasikan?

Pendidikan kaum tertindas

Literasi yang coba kita terapkan dalam pendidikan kita, berkembang dari pedagogi kritis. Digagas oleh Paulo Freire, seorang pendidik asal Brazil yang gencar menyuarakan keadilan bagi anak didiknya karena situasi politik yang melanda negaranya. Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

Kasih sayang pada muridnya yang mengilhami Freire melahirkan karya-karya besar. Terpengaruh kuat oleh mazhab Frankfurt, post modernisme, dan non essensialisme, bukunya selalu memuat pemikiran-pemikiran bagaimana pendidikan harus dilaksanakan dalam upaya membebaskan manusia dari situasi sosial dan pendidikan yang menekan sekaligus menindas.

Salah satu bukunya yang terkenal berjudul Pedagogy of the Opressed (Pendidikan Kaum Tertindas). Freire menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran siswa untuk berpikir kritis terhadap berbagai bentuk ketidakadilan sosial.

Hasil akhir dari pedagogi kritisnya berupaya membebaskan manusia dari tatanan sosial ekonomi yang memarjinalkan kaum tertindas sebagaimana termanifestasikan dalam proses pendidikan.

Dalam bahasa Aan Frimadona Roza (2015), dimaknai sebagai pendidikan yang selalu memertanyakan, mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal fundamental baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi.

Seiring perkembangannya, literasi diidentikkan dengan kegiatan mengkaji melalui membaca teks dan realitas. Dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult, literasi kontemporer didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Lebih jauh, Budi Darma menyebutnya manusia literate yang berarti melek baca.

Terlepas dari kepentingan politik, ideologi, dan teori yang rumit, sejatinya literasi itu sendiri bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas anak didik, serta menjadikannya manusia yang lebih manusiawi, bukan sebaliknya. 

Pesan akhir

Tampaknya gugatan Paulo Freire masih relevan jika didengungkan pada kondisi negeri kita saat ini. Sebab Indonesia tidak melulu soal Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Justru daerah 3T tak kalah penting untuk diperhatikan. Mereka yang ada di pedalaman secara tidak sengaja merasa tertindas dengan adanya program GLS.

Sekolah-sekolah di kota besar dapat saja menerapkan GLS tanpa aral yang berarti. Bahkan, di beberapa sekolah sudah melaksanakan program baca buku di luar mata pelajaran sebelum program GLS diproklamirkan. Seperti halnya yang diterapkan guru di SMAN 70 Jakarta (lihat: Minat Baca Disiasati, Kompas, 30/1/2016). Sementara mereka yang ada di pedalaman, hanya dapat gigit jari. Karena minimnya ketersediaan buku dan infrastruktur.

Mereka juga berharap cemas menaruh impian kepada pemerintah agar dapat menikmati GLS. Oleh karena itu, kebijakan yang baik semacam GLS, hendaknya dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, jaringan listrik dan komunikasi, SDM yang bertugas, serta pengiriman buku merata ke pelosok negeri.

Yang tak kalah penting, sebaiknya sebelum keseluruhan perangkat pendukung siap, tidak usah terburu-buru mencanangkan program hanya karena momentum hari peringatan. Sebagaimana GLS dicetuskan untuk memeringati hari buku dunia.

Jangan sampai mereka yang ada di pedalaman hanya mendengar gaung dari kebijakan mulia soal literasi tanpa dapat berbuat apa-apa. Sebenarnya, mereka juga ingin menerapkan lima belas menit berekreasi dengan buku nonpelajaran sebelum jam pertama pelajaran dimulai. Terlebih, mereka juga punya keinginan besar menyumbang peran dalam mendongkrak rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.

Pulau Bawean, 25 April 2016
*) Penulis adalah Alumni STKIP PGRI Ponorogo Tahun 2013; Guru Muda Jatim Mengajar YDSF-Universitas Negeri Surabaya bertugas di pedalaman Pulau Bawean, Jawa Timur (2014-2016). Karya pernah dimuat di Koran Jawa Pos Radar Ponorogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt