Senin, 10 Februari 2020

Sajak-Sajak Menolak Korupsi di Ujung Pangkah, Gresik

HYENA BERDASI
Islachiyah WS

Aku Hyena berdasi
berjas rapi
bertubuh seksi
melenggak-lenggok
tipu sana tipu sini.

Aku Hyena berdasi
jago rekayasa dan wanprestasi
yang penting saku terisi tanpa henti
tidak perduli nasib penduduk negeri.

Bicara masalah mencuri,
aku juaranya
tapi jika disuruh mengakui
di depan meja hukum
aku hanya haha-hihi
tuduh sana tuduh sini.

Kata rakyat:
Wahai tuan, dadaku sesak
di negaraku sendiri
aku muak dengan tingkahmu!

Anakku mati..
akibat pelayanan
dan peralatan kesehatan tak memadai.

Apakah fasilitas dan saranamu belum cukup?
Hingga jatah kami kau jarah.

Kau seperti Hyena
menandai wilayahmu dengan kasta,
bergerombol menguasai keuangan negara,
menodong para jelatah. Hingga mereka merengek
di negerinya sendiri.

Bagaimana aku bisa hidup tenang
jika nafasku kau usik.
Selama nafasmu masih mengepul di sini
niscaya kehancuran negara semakin dekat.

Hanya satu cara membebaskan dari kehancuran
yakni menumpasmu!



DIA SIAPA?
Adinda Mutiara Cantika

Dia, siapa dia?
yang penuh misteri
mementingkan egonya sendiri
demi mendapat gelar yang  tinggi.

Dia menghalalkan segala cara
berfoya-foya anggaran negara
tak perduli dengan rakyatnya
hingga mereka kian menderita

Dia merugikan banyak negeri
tak punya hati
dasar korupsi
perusak negeri!



TIKUS BERDASI
Henni Roekhana

Pakaian yang indah menawan
jabatan kehormatan dibanggakan
tapi itu hanya kebohongan.

Sungguh manis ucap kalian
tetapi pedih perih kami rasakan
janjimu tak sebanding dustamu.

Mungkin tahtamu berkuasa
namun perilakumu
receh di hadapanku.

Kau tak perdulikan jeritan
yang meminta-minta keadilan
ribuan rakyat tertindas karenamu.

Kau duri dalam negeri ini
dirimulah tikus-tikus berdasi
sang pengkhianat negeriku ini.



HANCURKAN KORUPSI (I)
Karin

Hai engkau..
harta itu untuk masa depan kami
kenapa untuk kantongmu sendiri.

Dasar tikus
kami menjadi kurus
makanan kami kau santap
asal kenyang tanpa batas.

Dasar tikus sungguh rakus
menjadikan negeri kian kurus.

Awas tuan tikus
akan kami urus
agar kau terjerat kasus.



HANCURKAN KORUPSI (II)
Ilma

Tuan..
Jangan kau memperkaya diri
jangan ambil langkah korupsi
ambillah langkah yang jernih
dari pikiranmu yang suci.

Maka kekayaanmu
tidak terjerat kasus.



JERUJI SANG KORUPTOR
Nabilla Safitri

Ingin rasanya melangkah ke sebuah kota
bangunan megah nan mewah yang ada.

Ingin rasanya ku obrak-abrik kota itu
binatang-binatang jalang di dalamnya
yang hidup terlena atas gundukan uang.

Tertawa puas, kenyang yang dirasakan
sampai lupa kehidupan binatang malang
yang merasakan kesedihan dan kelaparan.

Hai binatang jalang
janganlah tamak di atas binatang malang
merasa bangga hidup di dunia fana
merasa bangga disebut koruptor.

Sadarlah wahai binatang jalang,
kau akan bersekutu sipir penjara
janganlah bersikap semena-mena
nanti kau dapat akibatnya.



GUGUR NEGERIKU
Khoirun Niswatin

Negeriku mulai goyah
yang dulu penuh warna
kini memudar rasanya.

Aku anak bingung
di negeri yang tindas.

Kita semakin kurus
karena mereka yang rakus.

Sikapmu bermuka dua
tak sadar akibat nantinya.

Hilang percayaku padamu
Hilang peduliku karenamu.

Wahai manusia-manusia rakus
mari bersihkan pikiran demi negeri ini.



KORUPTOR DALAM NEGERI
Isvada

Korupsi...
bagai tradisi yang lestari
kian lama makin menjadi
terus menggerogoti negeri ini.

Wahai pelaku korupsi...
hidupmu nyaman duduk di kursi tinggi

Sesekali lihatlah sekeliling negeri
rakyat menjerit meringis
tabah melihat penguasa bengis.

Wahai pelaku korupsi...
Bukankah kau berpendidikan tinggi?

Lalu kemana hilangnya akal budi

Tidakkah duniamu menjadi gelap?
ajaranmu telah hilang...



DESA MERDEKA, RAKYAT SENGSARA
Ella

Dana desa ditelan
dampaknya tak dipikirkan

Desanya dikhianati
apalagi rakyatnya sendiri

Hidupnya semakin bergelimang harta
bak manusia baru mendapat warisan orang tua

Kemewahan semakin meliputi harinya
rakyat semakin sengsara.

Memang...
janji-janji manis dilontarkan.

Sayang
tak kunjung diwujudkan.

Kini rakyat dilanda kecewa
sebab mereka mengkhianatinya.



DAMPAK KORUPSI
Rama Al Farisi

Negeriku Indonesia
kebudayaanmu beragam
keindahan seni dan alam
menumbuhkan kekaguman.

Sekarang telah dihancurkan
semuanya telah ternodakan
semuanya telah diricuhkan.
hanya karena satu perkara,
korupsi!

Seakan dunia digetarkan olehnya
perkara yang menyengsarakan
menggores hati masyarakat
menodai kesucian bangsa.



RUPIAH ADALAH
Amsyar

Rupiah adalah permata
bagi yang telah membuta.

Rupiah adalah malapetaka
bagi yang berjiwa dewata.

Rupiah adalah nyawa
bagi yang telah tiada.

Rupiah adalah musibah
bagi yang masih bernyawa.

Dan rupiah adalah neraka
bukan bagi yang berdosa.

Namun bagi mereka
yang mengabdi pada rupiah.



SANKSI TAK BERHUKUM
Uswatun Khasanah

Berpendidikan
berpengetahuan
berpengalaman.
Namun
tak digunakan!

Dia tak pernah kenyang
tidur di atas tumpukan uang
berselimut emas mandi permata
hasil kebohongan-kebohongan.

Ribuan tangis tak dihiraukan
dari kumpulan jiwa terlunta.

Ingin kuberantas tumpas
agar hak lain tak dirampas
hak rakyat, hak negeri
hak-hak buruh, petani
oleh janji hanya ilusi!

Yang salah tidur terselimuti
yang benar dalam jeruji;
pengacara, jaksa dibeli
sanksi tak berhukum
hukum tak bersanksi
bagi oknum berdasi.

Indonesia telah melemah,
karena mereka tak bermakna
yang rakus harta bukan haknya.



JERITAN RAKYAT
Dinda Ria Savitri

Dengarkah jeritan rakyat
yang hampir mati kelaparan,
dengarkah tangisan si kecil
yang cari sumber kehidupan.

Geram hati para rakyat
atas janji engkau katakan
bagai abu dihempas angin.

Kau bilang
saat orang-orang menjajah negeri ini
kau mengusirnya dari bumi pertiwi
dan kau menjunjung tinggi nilai
mensejahterahkan negeri ini.

Dan setelah menir-menir pergi
kau malah menjual harta negeri
kau nikmati hasil penjualan itu,
sedang kami para rakyat kecil
jadi budak orang-orang asing.

Kami hanya bisa berdoa;
negeri ini tak lagi terjajah.



TIKUS RAPI
Dinda Ria Savitri

Pakaianmu menawan
kata-katamu bijaksana
kau kenakan jas merah
menandai kewibawaan,
dasi biru kau kalungkan
bagi martabat tinggimu.

Dulu kau umbar janji-janji
hingga kami bangun harapan.
Namun setelah dapatkan kursi
kau melepas topengmu
kau renggut hak kami
kau jual harta ibu pertiwi
pada orang-orang berkulit putih
tanpa pikir tentang hak-hak kami.



ANGIN YANG LEWAT
Aflian Syah Firdaus

Kau,
terikat dengan janjimu
mengucap,
dengan lidah tak bertulang.

Seakan tak perduli siapapun
ucapmu bagai angin semilir,
lewati dua lubang telingaku:

Andai harta itu....!



NEGERI LAUTAN SEJARAH
Kurnia Ibadillah

Negeri ini lautan sejarah
keruh karena tetesan tinta,
masyarakat bertolak belaka
keamanan bungkam 1000 bahasa.
Selamat datang di negeri +62

Orang-orang kaya berkuasa
yang miskin dihina
di sini aku mengerti
uang adalah tuhan.
Selamat datang di negeri pelayan.

Yang mukim jadi karyawan
para pengungsi jadi jendral.
Selamat datang di Indonesia,
hukuman koruptor diringankan
seakan pekerjaan halal mereka.

Dan,
barisan penegak hukum
pura-pura tak mendengar.
Sampai jumpa
di negeri para bedebah.



KORUPSI
M. Imam Prayogo

Wahai imam, pemimpinku
jangan kau sia-siakan tugas kursimu
engkau kelepak sayap kemanusiaan
di antara ranting-ranting kehidupan

Mengapa kau khianati janji lidahmu
yang sebelumnya menjulur manis itu.

Janjimu sekapas berhamburan
terkena air hujan berjatuhan
dan omong kosong berkeliaran,
tangisan rakyat tak diperdulikan
jemari tangan melambai diabaikan.

Wahai tikus yang berdasi
kau cemari negeri suci ini
yang gemah ripah loh jinawi.

Sungguh kedustaanmu
diatas dusta yang abadi.



PLAZA DAN WARUNG KOPI
Jordan

Tuhan..
saya melihat orang sangat tampan dan cantik
berseragam memasuki plaza sebelum kerja
meski jarum jam tepat waktunya bekerja.

Tuhan...
saya juga melihat para kuli batu
asik mengobrol di warung kopi
sampai lupa diri.

Tuhan..
bukalah hati mereka
memaknai hayati.



PILU
Jordan

Ayah, aku melihat...
jembatan runtuh pagi itu
saat orang-orang beraktivitas.

Apa yang terjadi?
Apakak akibat terkikisnya
uang pembangunan?
Tanpa pertimbangan
dampak buruknya?

Kini
hanya puing-puing kesedihan
bagai orang-orang yang kalah.



TANGISAN RAKYAT
A. Ali

Tidak mereka hiraukan
tangisan rakyat sengsara.

Mereka hanya tersenyum
di deretan kursi jabatan
mereka hanya tertawa.

Yang ada di benak mereka
hanya harta, uang, kekuasaan.

Mereka tak pernah lihat ke bawah
dan tak menyaksikan sekelilingnya.



AKUNTANSI, TAK HARUS KORUPSI
Alfiyatus Soffa

Korupsi, tak asing lagi di kehidupan ini
belahan dunia mengikuti alur yang pedih

Gunung-gemunung berguncang
batu-batu dan debu berhamburan
lava-lava muntah muak keadaan.

Bukan jurusan sekolah menyebabkan
tapi hawa nafsu yang tak tertahankan
membuat orang pandai hilang akal
masa depan dihancurkan.

Hanya satu nol
bisa berantakan.



MOTIVASI
Uzzy

Berkacalah dengan pantatku
tempatkan di raut wajahmu.

Jangan terkesan rupa
orang kurang bermain.

Ingatlah, ambisi
juga perlu otak.

Kenyataan pahit
jadi mengesankan.



BODOH
Izzudin

Aku orang bodah
yang cari nominal.

Aku punya hati
juga harga diri.

Mengapa para pejabat
hanya bodoh dilakoni.

Mereka kesana kemari
duduk manis di kursi.



KORUPSI BERKAH?
Lucky

Meniti jalanan merindu
diiringi nafsu menggebu.

Dilan berkata
“Jangan rindu,
rindu itu berat.”

Tapi aku sanggup!

Menempuh nikmat biru
mengambil hak tak pasti
menjadikan milikku.

Kecurangan, kegilaan,
kemunafikan kulakukan
demi hidup mengasyikkan.

Deraian tetesan kenikmatan
yang kuingini, keberkahan?



KORUPSI
M. Fakhruddin

Kau membuat rakyat sengsara
kau ingin tentramkan rakyat
kau tega menyakiti rakyat
kau mengambil hak rakyat.

Nyatanya orang beriman
korupsi dengan kejam
nyatanya orang suci
ternyata hanya ilusi.

Koruptor
tak pantas hidup di negeri ini.
Koruptor tak pantas dikasihani,
mereka sebaiknya dihukum mati.



KATANYA...
Dzul

Katanya berpegang demokrasi
tapi masih saja dikuasai tirani
alangkah lucunya negeri ini.

Teruskan langkah negeri berdedikasi
janganlah sesumbar saling unjuk diri,
lantas sengsarakan rakyat setengah mati.
Namun di negeri ini, semua bisa terjadi.

Berjalan mencari kejujuran
tak ada yang tahu dimana berada
berjalan mencari kesederhanaan
tak tahu dimana bersembunyi.

Di manakah tanggung jawab?
di laut manakah ia tenggelam?

Wahai kejujuran, kesederhanaan
wahai tanggung jawab dan keihlasan
o... kedamaian, di manakah gerangan?



KAMI TAK PANDAI
Shagiri

Kami memang tak pandai
tapi punya hati, harga diri
tidak seperti pejabat kami
yang pandai berpesta korupsi.

Perut kami memang tak berisi
tapi hati-hati kami penuh berisi
yang perdulikan nasib negeri ini.

Tidak sepertimu tak punya hati
yang hanya tahu perkaya diri.

Tubuh kami memang kotor
tapi hati kami tidak kotor,
tak seperti para koruptor
kerjanya hanya molor.

Kami belum lupa janji kau tebar
sebab tahta, kepercayaan terjual
karena harta, tak perduli sesama
dan membiarkan rakyat menderita.

Puisi ini untuk negri ini
agar kita lebih perduli
supaya tak ada lagi
yang masuk jeruji.



MALAPETAKA DUNIA
Alfiyatus Soffa

Korupsi
menyebar luas di negeri
isi alam raya dikarungi
dan dunia jadi saksi
saksi fakta, nyata.

Uang berhamburan
mewah-mewahan
bangga-banggan
dari hasil curian.

Manusia
dipercaya jadi kaya,
berkat taruhan nyawa
bela diri tak bersalah.

Korupsi, apalah dayamu
pejabat-pejabat dipercaya
mengambil kekayaannya
dari hasil korupsinya.



NEGERI +62
Paijo

Lagi, lagi, dan lagi
kisah klasik terulang kembali
telah tersebar di media terkini

Entahlah mengapa
ini dianggap biasa
korupsi merajalela.

Selamat datang
di negeri +62



GANJA DAN RUPIAH
Amsyar

Ketika berjuta syaraf berguguran
membusuk jadi seonggok sampah.

Dengan bangga busungkan dada
ganja adalah jiwa, arak itu raga
dan dosa-dosa sebagai ibadah.

Namun rupiah seair mata
dari rintihan sang garuda
berduka di seluruh nyawa.

Sayap-sayapnya telah patah
cengkraman kian melemah.

Darahku meronta,
bukan karena ganja
kuman-kuman arak
bukan karena dosa.

Tapi aku menderita
di kedalaman tanah
oleh penjilat rupiah.



HAI KAMU
Doyok

Hai kamu, ya kamu
satuan pohon sakura
sakura indah asalnya.

Kenapa digugurkan percuma
kenapa banyak seperti dia-dia,
tak menyukai kebersamaan kita.

Salahkah kita? Tak benarkah kita?
pohon sakura yang indah awalnya
berguguran kali ini cara terpaksa.

Layu lemah sudah, diri tak kuasa
tanpa kalian hanya sebatang kayu
tiada berdaya.

Satuan pohon sakura indah
semoga rasa kita tetap ada
walaupun tak lagi bersama.



NASIB NEGERIKU
Attoillah Hikam

Sungguh malang
nasib negeriku,
para koruptor merajalela
tega merampas hak rakyat.

Memang kami orang tak punya
memang kami bukan orang kaya
tetapi punya hati, juga harga diri.

Katanya, negeri kita negeri hukum
yang besar salah, pura-pura tak tahu
yang kecil salah, cepat-cepat dihukum.

Sakitnya minta ampun
rizki rakyat kau ambil.

Setega itu kau merampas hak kami
apa kekurangan, hingga merampok
hak-hak rakyat. Inilah nasib negeriku.


*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt