Selasa, 30 Juni 2020

Persoalan Cerpen Persoalan Bahasa

Indra Tjahyadi

Persoalan cerpen, sebagaimana ragam jenis prosa lainnya seperti novel ataupun novelet, adalah persoalan bahasa. Dalam artian, bagaiamanakah sebuah kejadian atau peristiwa mampu diwujudkan dalam satu kontruksi bahasa naratif.

Ia jelas berbeda dengan puisi yang lebih menekankan diri pada kata. Menyoal hal ini, Wiratmo Soekito, pemikiran sastra Indonesia, pernah mengilustrasikannya dengan cerdas bahwa persoalan seorang prosawan adalah persoalan bahasa sebab ia berada dalam bahasa.

Menurut Wiratmo Soekito, hal ini jelas berbeda dengan penyair yang berada dalam kata. Pada mulanya, ia memaparkan, kata yang mengandung arti diciptakan oleh seorang penyair: kata yang diciptakan itu merupakan mitos, yang setelah "dipotret" oleh seorang prosawan dalam bentuk cerita diteruskan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Inilah, lanjutnya, sebabnya mengapa seorang prosawan (dalam kasus ini adalah seorang cerpenis) berada di dalam bahasa di luar kata.

Tetapi hal ini bukanlah serta-merta berarti bahwa seorang prosawan atau cerpenis, ketika ingin mewujudkan imaji kertaifnya, haruslah mengkontruksikan bahasa naratifnya dengan semangat berlebih-lebihan dalam karya-karyanya.

Bisa saja, sebuah cerpen dihadirkan dengan bahasa yang sangat sederhana, tidak berbelit-belit, ataupun tidak berusaha berindah-indah. Misalnya cerpen-cerpen karya Anton Chekov, O'Henry, Guy de Maupasant, Ahamd Tohari, Umar Kayam, Yanusa Nugroho, ataupun Budi Darma. Pada cerpen-cerpen mereka, kontruksi bahasa narasi yang dihadirkan terasa sangat sederhana, efentif, dan efisien.

Seperti juga pada cerpen-cerpen karya Zen Hae dalam kumpulan Rumah Kawin (Kata Kita, 2004). Pada cerpen-cerpennya, penggunaan bahasa yang lugas, sederhana, dan efektif, begitu ciamik diperagakannya ketika ia mengkonstruksi satu bangunan cerita. Tengok saja "Hikayat Siti Rahima" (2004: 67-74).

Pada cerpen itu, Zen Hae hanya ingin menceritakan riwayat keberadaan sebuah pohon tua yang menurut orang-orang di sekitarnya memiliki biografi yang gaib dan penuh kemukjizatan. Dalam cerpennya ia berbahasa dengan bersahaja sekali. Seperti ketika Zen Hae ingin mengutarakan sisi batin si pohon beserta kenangannya. Cerita mengenai tokoh pohon tua tersebut, oleh Zen Hae seakan terkesan ingin dibahasakannya dengan gaya bahasa yang santai sekali dengan sesekali agak terkesan centil.

Bukan hanya cerpen itu saja. Pengalaman yang sama dapat ditemui dalam cerpen lain. Cerpen "Rumah Kawin", "Taman Pemulung", "Rumah Jagal", ataupun "Kota Anjing". Bahkan pada cerpen "Hikayat Petarung Kampung", pembaca seakan-akan diingatkan pada gaya bahasa penceritaan komik-komik silat.

Selain pada cerpen-cerpen Zen Hae, dalam lapangan percerperan Indonesia, kesederhanaan bahasa narasi juga pada cerpen-cerpen karya M. Arman AZ. Contoh, cerpen "Surat dari Masa Lalu" (Logung Pustaka, 2004: 113-123). Pada cerpennya tersebut, dikesankan Arman, hadir simpul-simpul kontruksi bahasa yang amat sangat sederhana:

Cinta memang sesuatu yang pelik dan rumit untuk dimengerti. Itulah yang kurasakan setelah membaca sepucuk surat dalam amplop biru muda yang dialamatkannya kepadaku. Terlalu banyak yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun setelah kita berpisah dengan seseorang. Tapi, ternyata dia masih teringat pada seorang lelaki sepertiku. (2004: 113).

Dari secuplik kutipan di atas dapatlah dilihat, betapa Arman mencoba menghadirkan bahasa yang sederhana dalam mewujudkan konstruksi narasi. Ia tidaklah berusaha berindah-indah, ataupun berumit-rumit ketika menceritakan sesuatu. Ini mengingatkan pada cerpen-cerpen karya Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulan Kejantanan di Sumbing (Balai Pustaka, 1982).

Dalam kumpulan, Subagio Sastrowardoyo sengaja menggunakan bahasa-bahasa yang efektif dan efisien. Baca baris-baris kalimat pada salah satu cerpen "Kejantanan di Sumbing": Waktu malam di Gunung Sumbing sangat dinginnya. Bagi orang yang baru mengungsi dari kota, hawa dingin itu merupakan momok yang paling mengerikan. Sama dahsyatnya dengan ketakutan kepada tentara Belanda yang mengejar-ngejarnya siang hari. (1982: 17)

Hasif Amini dalam sebuah tulisannya, pernah mengatakan sebuah cerpen yang sekedar hendak bercerita, dan betul-betul bercerita dengan bahasa yang lugas dan terang, jalan cerita yang sederhana dan wajar, dan tokoh-tokoh biasa dalam keseharian, tentu saja sudah memadai, bahkan bisa jadi sebuah cerpen yang bagus. Sebab, kekuatan sebuah atau suatu cerpen terkadang justru muncul dari kesederhanaan tema dan kewajaran cara ungkap, bukan dari kecanggihan ataupun keelokannya.

Meskipun demikian, di satu sisi, ia juga tidak menutup kemungkinan hadirnya cerpen-cerpen yang dimuati kecanggihan ataupun keelokan bahasa. Misalnya cerpen-cerpen Milan Kundera ataupun William Carlos Williams. Menurutnya, jika sebuah cerpen tidak sekedar bercerita, tapi berminat (entah diam-diam atau terang-terangan) menawarkan keelokan dan kecanggihan pikiran serta bahasa, tentu ia menjanjikan pengalaman membaca yang berbeda. Yang bisa terasa demikian asyik dan mengejutkan.

Hal ini lebih dikarenakan dalam cerpen-cerpen semodel tersebut, pembaca tidak hanya akan bertemu sebuah jalan cerita, tetapi dengan sejumlah perayaan kemungkinan narasi yang bisa terbangun dalam pelbagai anasir verbal. Seperti pada cerpen-cerpen karya Danarto, Sony Karsono ataupun cerpen-cerpen karya Riyono Pratikto.

Dalam lapangan percerpenan Indonesia saat ini kecanggihan ataupun keelokan bahasa narasi juga dapat dilihat pada cerpen karya Nirwan Dewanto yang berjudul "Getah" (Jurnal Kalam, No. 15, th 2000: 127-142). Dalam cerpennya Nirwan Dewanto berusaha menghadirkan kecanggihan dan keelokan bahasa:

Bahkan tubuhnya mengelabu, hangus oleh waktu, kainnya yang sama benar dengan kainku tergeletak lusuh di atas jerami. Surga kini tak lagi dapat membedakan sepasang perenung gila itu: keduanya berkilau-kilau keemasan, seluruh cahaya dari segala matahari, bulan, planet dan bintang berekor jatuh di tubuh mereka.(2000: 128).

Hal sama juga dapat kita temui pada cerpen-cerpen Imam Muhtarom, ataupun pada salah satu cerpen Nukila Amal, "Surat Seorang Seniman Tua kepada Anaknya" (Jurnal Kalam, No. 21, th 2004: 113-122). Dalam cerpennya tersebut Nukila Amal ingin memperlihatkan kemampuan dan kekuatan kontruksi bahasa narasi. Dalam artian, ia dapat hadir dengan keelokan dan kecanggihannya yang tak kalah menakjubkannya dengan bahasa puisi: Tubuhnya, terus membisikkan imaji-imaji, tak berhingga. Tubuhnya, juga membisikkan waktu, yang tak berhingga. Sedang ia belum selesai.(2004: 118).

Sampai di sini, dapatlah dikatakan, persoalan cerpen adalah persoalan bahasa. Dalam pemahaman sampai sejauh manakah sebuah basa cerpen mampu hadir dalam kontruksi bahasa narasinya yang ciamik. Meskipun adakalanya, merujuk pada pemikiran Hasif Amini, kecenderungan menghadirkan bahasa yang ciamik tersebut dapat membawa pembacanya dampai pada sebuah oksimoron, yaitu sebuah pesona yang menjemukan.
***

*) Penyair, Staf Pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga, Probolinggo.
http://sastra-indonesia.com/2009/07/persoalan-cerpen-persoalan-bahasa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt