Jadid Al Farisy *
pesantren.id
Di era millenial ini, banyak sekali pergeseran dan perubahan budaya pola
pikir di masyarakat. Jika membahas sebabnya, tentu tidak akan cukup hanya
dengan tulisan sekilas seperti ini. Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi,
mulai dari sudut pandang sosial, budaya, ekonomi, politik dan IT. Perubahan
mindset tersebut pun sudah menjalar di semua bidang, termasuk dalam dunia
pendidikan.
Zaman dahulu misalnya, ketika ada orang tua yang ingin memondokkan anaknya
di sebuah pesantren, hal yang menjadi alasan utama mereka adalah karena figur
pengasuh pesantren tersebut, bisa karena keilmuan, kewibawaan dan kewira’ian
sang Kiai. Sehingga sudah sangat biasa ketika terdengar perbincangan baik di
kalangan orang tua ataupun santri, misalnya tentang, kitab apa yang diajarkan
di pesantren? Sanad keilmuan pengasuh menyambung ke Kiai siapa? dan seterusnya.
Namun sekarang ini, perbincangan para orang tua dan calon santri sudah
mengalami perubahan. Sehingga yang mereka tanyakan berganti menjadi, bagaimana
rupa bangunan pesantrennya? di kamar pesantren apa ada AC-nya? Tempat tidurnya
pakai dipan kasur atau lesehan? Makanannya enak atau tidak? Bolehkah pulang
seminggu sekali? Dan lain-lain.
Kiranya pergeseran pertanyaan-pertanyaan orang tua calon wali santri
tersebut karena adanya pergeseran makna dan tujuan ketika mengirim anaknya ke
pesantren. Kalau orang tua zaman dulu memondokkan anaknya untuk mencari ilmu
sekaligus mencari berkah ilmu dan Kiainya, namun orang tua zaman sekarang hanya
bertujuan mencari ilmu saja, yang lebih parah hanya mencari formalitas ijazah
saja.
Orang tua zaman dulu sadar bahwa mondok harus disertai dengan tirakat,
misalnya dengan berpuasa, qiyamullail dan lain-lain. Namun orang tua zaman
sekarang lebih mementingkan kenyamanan dalam memondokkan anaknya dan
mengesampingkan hal-hal seperi riyadloh. Selain itu, orang zaman dulu memondokkan
anaknya ke pesantren dengan menyerahkan jiwa raga anaknya kepada Kiai. Mau
dididik dan dibimbing seperti apa? Diserahkan sepenuhnya pada Kiai.
Fenomena-fenomena tersebut di atas bagaikan fenomena gunung es, masih
banyak fenomena-fenomena lainnya yang tidak terlihat. Misalnya tentang keilmuan
di era digital. Dengan adanya internet banyak orang yang sudah tidak tertarik
dengan hal-hal yang bersifat proses, orang sekarang lebih suka dengan sesuatu
yang cepat dan instan.
Banyak generasi milenial yang belajar agamanya melalui internet dengan
mengesampingkan kepakaran ustadz atau Kiai bidang agama. Mereka secara otodidak
berguru melalui Google, melalui video di Youtube dan sejenisnya. Mereka tidak
lagi mementingkan belajar agama seperti santri yang secara langsung bertatap
muka dengan Kiai, belajar dengan Kiai yang mempunyai sanad keilmuan tersambung
sampai ke pengarang kitab dan sampai ke Rasulullah SAW.
Beruntung sekali jika saat ini masih ada para santri pondok pesantren yang
sangat menghargai proses. Sadar bahwa mempelajari sebuah ilmu di pesantren itu
harus melalui proses yang panjang. Bermula dari mempelajari ilmu yang paling
dasar sampai ilmu cabang atau furu’i, dari belajar bidang yang umum kemudian
pada ilmu yang lebih khusus. Semua dipelajari secara bertahap dan konsisten
sehingga ilmu yang didapat juga nanti akan lebih komprehensif, lebih lengkap
dan bisa dipertanggungjawabkan baik secara keilmuan maupun moralitas.
Santri juga harus memegang teguh muru’ah, hati-hati dalam bersikap dan
menjaga kehormatan pribadi serta ilmu yang dimilikinya. Di dalam kitab Ta’limul
Muta’alim banyak diterangkan tentang adab dan etika seorang pencari ilmu
(santri), baik akhlaq kepada seorang guru, tempat belajar serta pada ilmu yang
telah dipelajarinya.
Di pesantren kita juga belajar tentang tata cara tawaddhu’ pada seorang
guru, Kiai dan keluarganya. Mengapa?
Karena di pesantren selain mengenal istilah ilmu manfaat, kita juga mengenal
istilah ilmu barokah. Barokah tidak akan bisa didapatkan tanpa adanya
penghormatan kepada ahli ilmu. di pesantren para kiai tidak hanya mengajarkan
ilmu melalui pengajaran sorogan, bandongan, dan musyawarah saja, tetapi para
Kiai juga mendidik dan membimbing para santri dengan menjadi teladan akhlaq.
Para Kiai juga mendoakan para santri-santrinya kelak menjadi orang yang
bermanfaat dan barokah di dunia dan akhirat. Hal inilah yang sangat penting
sehingga hubungan antara seorang Kiai dan santrinya tidak hanya dalam lintas
dhohir saja, melainkan juga dalam persambungan secara batiniyah. Itulah
sebabnya, banyak santri zaman dahulu yang ketika lulus dari pesantren, lantas
bisa membuat pesantren sendiri dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Adapun sekarang ini, banyak sekali pesantren yang berintegrasi dengan
lembaga pendidikan formal sebagai jawaban dan solusi atas tuntutan masyarakat.
Diantara alasan para orang tua atau seorang anak mau belajar di pesantren
adalah ketika sudah lulus nanti akan mendapat ijazah. Tidak salah memang,
karena memang sudah zamannya. Namun hendaknya jangan dijadikan prioritas tujuan
karena yang menjadi sebab utama keberhasilan seorang murid atau santri adalah
faktor kemanfaatan dan kebarokahan ilmunya.
Gresik, 30 Desember 2020
*) Jadid Al Farisy, lahir di bantaran Bengawan Solo, Desa Kendal, Sekaran,
Lamongan. Menulis puisi, cerpen, esai, geguritan. Beberapa karyanya tersiar di
media Republika, Radar Bojonegoro, Iqro.id, Alif.id, Pesantren.id. Puisi dan
cerpennya bisa dijumpai dalam antologi bersama: Bocah Luar Pagar, Ini Hari
Sebuah Masjid Tumbuh di Kepala, Hikayat Daun yang Jatuh dan Muhasabah Warna.
Buku tunggalnya: Kopi Kang Santri (cerpen), Aku Membacamu, Kekasih (puisi),
Dialektika Akar Rumput (esai), Kawula Mung Saderma (geguritan). Pendidik di SMA
Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan, dan MI Ma’arif NU Islamiyah Kendal.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Jalal
A. Anzieb
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.P. Edi Atmaja
Abdoel Moeis
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Achdiat K. Mihardja
Achiar M Permana
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adib Baroya
Aditya Ardi N
Adri Sandra
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Dermawan T.
Agus Mulyadi
Agus Prasmono
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Hasan MS
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Saifullah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alawi Al-Bantani
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Amie Williams
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amril Taufik Gobel
An. Ismanto
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
AndongBuku #3
Andrea Hirata
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Ardi Wina Saputra
Ardy Suryantoko
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Asarpin
Ashimuddin Musa
Asrul Sani
Astuti Ananta Toer
Atafras
Audifax
Awalludin GD Mualif
Ayu Nuzul
Azizah Hefni
B Kunto Wibisono
Bahrul Amsal
Bambang Kempling
Beni Setia
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Bloomberg
Bre Redana
Budaya
Budi Darma
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Candra Adikara Irawan
Candrakirana
Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur
Capres Cawapres 2019
Catatan
Ceramah
Cerpen
Chairil Anwar
Chicilia Risca
CNN Indonesia
Coronavirus
COVID-19
D. Zawawi Imron
Damiri Mahmud
Darju Prasetya
Darman Moenir
Deddy Arsya
Denny JA
Denny Mizhar
Devy Kurnia Alamsyah
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dien Makmur
Din Saja
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Donny Anggoro
Donny Darmawan
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Dwi Cipta
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dyah Ayu Fitriana
Ecep Heryadi
Edy Suprayitno
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Elok Dyah Messwati
Engkos Kosnadi
Erdogan
Erwin Setia
Esai
Esti Nuryani Kasam
Evan Ys
F. Budi Hardiman
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Fahrur Rozi
Faidil Akbar
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathul Qorib
Fatkhul Anas
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Festival Teater Religi
Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan
Fira Basuki
Forum Santri Nasional (FSN)
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Fuad Nawawi
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gde Artawan
Geger Riyanto
Geguritan
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Guenter Grass
Gus Ahmad Syauqi
Gus tf
Gusti Eka
Habib Bahar bin Smith
Haiku
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Han Gagas
Hary B Koriun
Hasan Basri
Hasnan Bachtiar
Heri Ruslan
Herman Hesse
Hertha Mueller
Heru Kurniawan
Hestri Hurustyanti
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
I Made Prabaswara
I Made Sujaya
IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah)
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Iksaka Banu
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imammuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Mahadi
Indra Tjahyadi
Irfan Afifi
Irine Rakhmawati
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan ZS
J.S. Badudu
Jadid Al Farisy
Jajang R Kawentar
Jawa Timur
Jean Marie Gustave le Clezio
JJ. Kusni
Jl Raya Simo Sungelebak
Jo Batara Surya
John H. McGlynn
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN
Jurnalisme Sastrawi
K.H. Ma'ruf Amin
Kadek Suartaya
Kaheesa Kirania Putri Ayu
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardiasih
Kamaluddin Ramdhan
Kanti W. Janis
Karanggeneng
Kardono Setyorakhmadi
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Kemah Budaya Pantura (KBP)
KetemuBuku Jombang
KH. M. Najib Muhammad
KH. Muhammad Amin (1910-1949)
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Khoirul Abidin
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kodrat Setiawan
Kompas TV
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Komunitas-komunitas Teater di Lamongan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Kopuisi
Kostela
Kritik Sastra
Kumpulan Cerita Buntak
Kurnia Effendi
Kuswaidi Syafi’ie
L Ridwan Muljosudarmo
L.K. Ara
Lamongan
Lan Fang
Lawi Ibung
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Literasi
Liza Wahyuninto
Lukas Luwarso
Lukisan
Lukman
Lukman Santoso Az
Lutfi Mardiansyah
M Farid W Makkulau
M. Faizi
M.D. Atmaja
Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar
Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S Mahayana
Manado
Manneke Budiman
Maratushsholihah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mario F. Lawi
Marsel Robot
Martin Aleida
Marwanto
Mashuri
Massayu
Masuki M. Astro
Masyhudi
Media Seputar Pendidikan
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Mereka yang Menjerat Gus Dur
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Moh. Dzunnurrain
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rokib
Mohammad Yamin
Muafiqul Khalid MD
Much. Khoiri
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alfatih Suryadilaga
Muhammad Antakusuma
Muhammad Fikry Mauludy
Muhammad Hafil
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Subarkah
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Muhyiddin
Mukadi
Mukani
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang E S
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nezar Patria
Noor H. Dee
Nunus Supardi
Nur Haryanto
Nur Wachid
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Okky Madasari
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Pameran Lukisan
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS HB Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Tarmuzie
Penculikan Aktivis 1988
Pendidikan
Pengajian
Pengarang kelahiran Lamongan
Pentigraf
Pepaosan
Perbincangan
Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur
Pipiet Senja
Politik
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Jokowi
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Puji Santosa
Pustaka LaBRAK
PUstaka puJAngga
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992
Ribut Wijoto
Riki Antoni
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Roland Barthes
Rosi
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S. Jai
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Sainul Hermawan
Sajak
Salman Aristo
Sandiaga Uno
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sarasehan dan Launching Buku
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Kuno Suku Sasak
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Satu Jam Sastra
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seni Gumira Ajidarma
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Pendidikan
Sergi Sutanto
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sirdjanul Ghufron
Siwi Dwi Saputro
Slamet Rahardjo Rais
Soediro Satoto
Soekarno
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sosiawan Leak
Sri Handi Lestari
Sri Wintala Achmad
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sujatmiko
Sukarno
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahrudin Attar
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Sylvianita Widyawati
Tangguh Pitoyo
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Ilat
Teater nDrinDinG
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tias Tatanka
Timur Sinar Suprabana
Titi Aoska
Tiyasa Jati Pramono
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Toni Masdiono
Tri Broto Wibisono
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Jember
Universitas Negeri Jember
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Aji
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wiji Thukul
Wildan Nugraha
Wildana Wargadinata
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Herwibowo
Yuditeha
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zara Zettira ZR
Zehan Zareez
Zuhdi Swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar