Sabtu, 07 Agustus 2021

Ketika Penyair Mencari Ruang

Palupi Panca Astuti
cetak.kompas.com
 
Hidup sebagai penyair bukanlah profesi menarik atau menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sulitnya menerbitkan buku-buku khusus berisi puisi atau syair-syair sastra di industri perbukuan Tanah Air menjadi salah satu sebab eksistensi penyair sukar mengakar di masyarakat.
 
Minat pasar yang minim terhadap karya-karya sejenis menjadi alasan klasik penerbit dalam negeri untuk tidak mencetak secara khusus buku-buku puisi. Akibatnya, ruang berekspresi menjadi terbatas. Panggung pertunjukan pun menganaktirikan pentas-pentas pembacaan puisi dan lebih mengutamakan konser musik atau pergelaran seni lainnya.
 
Maka, alternatif ruang untuk memanifestasikan kemahiran menggelitik kata-kata dalam bentuk sajak atau deklamasi oleh para pujangga pun semakin sempit. Pencarian ruang alternatif ini kemudian menemukan tempatnya ketika teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang di periode tahun 2000-an.
 
Dan, blog adalah ruang alternatif itu. Blog adalah situs web pribadi yang dapat dimiliki setiap orang dengan mengakses internet. Blog menjadi media personal setiap orang yang menulis dan ingin tulisannya tersebut tersebar luas. Kemampuan internet dengan blog-nya telah menghilangkan dinding dan jarak antarpenulis di dunia maya. Bahkan, ruang bebas ini mampu menghapus aturan sepihak yang biasa ditetapkan penerbit buku, seperti pembatasan jumlah kata, pengeditan yang tidak sesuai, hingga sudut pandang berbeda yang ingin ditonjolkan antara penerbit dan pengarang.
 
Blog kini tak hanya dilirik oleh mereka yang sekadar ingin menuliskan perasaan sehari-hari seperti fungsi buku harian, bukan hanya untuk menginformasikan hal-hal yang bersifat pengetahuan. Tetapi blog juga adalah ruang ekspresi para novelis, esais, maupun penyair yang ingin karya-karyanya dikenal kalangan masyarakat luas. Blog sekaligus menjadi jembatan komunikasi antarsastrawan maupun pembaca.
 
Jurnalistik
 
Hal itulah yang menjadi dasar bagi Mashuri, penyair asal Jawa Timur, untuk membuat blog berisi karya-karya pribadi pria yang juga menggeluti dunia jurnalistik ini. “Blog pribadi yang saya buat terutama bertujuan sebagai media komunikasi di komunitas sastra, khususnya komunitas sastra Jawa Timur. Alasannya, saat ini semakin sedikit waktu kami miliki untuk sekadar bertemu atau berdiskusi,” katanya.
 
Mashuri yang memiliki beberapa blog namun hanya mampu memelihara satu saja menambahkan, blog bagi penyair muda seperti dirinya bermanfaat sebagai ruang alternatif berekspresi. Terlebih, saat ini penerbitan karya sastra dalam bentuk cetak bagi pengarang yang belum dikenal sangat sulit. Maka, blog adalah wadah paling tepat untuk menampilkan kreasi-kreasi mereka. “Sayangnya, akses internet masih menjadi sesuatu yang langka di masyarakat,” sesal pria pemilik blog mashurii.blogspot.com ini.
 
Sementara F Aziz Manna merasakan sulitnya bertemu dengan teman-teman sesama penulis atau penyair sejak mereka memiliki kegiatan atau pekerjaan rutin lain. Kegiatan berdiskusi dan berbagi pengalaman seputar perkembangan dunia sastra menjadi aktivitas yang semakin jarang dilakukan. “Padahal, dari diskusi dan sharing itu kami biasanya mendapat ide untuk menulis atau berkarya,” jelas pegiat sastra yang kini bekerja di salah satu surat kabar di Surabaya ini.
 
Jika frekuensi berdiskusi, yang dikatakan Aziz sebagai ajang “mencela” karya sesama, semakin berkurang, dikhawatirkan semangat berkreasi pun semakin menurun. Maka, ketika teknologi memudahkan cara berkomunikasi melalui media blog, kekhawatiran itu pun diminimalisasi. “Blog adalah sarana komunikasi yang paling pas buat kami di komunitas sastra yang masih membutuhkan diskusi, meski di dunia maya,” lanjut Aziz. Pertemuan secara fisik memang kadang masih dilakukan Aziz maupun Mashuri dan teman-teman, tetapi sangat jarang.
 
Kesamaan tujuan menjadi indikator adanya kebutuhan yang sama ketika para penyair memutuskan untuk membuat blog. Dalam hal ini kebutuhan untuk selalu berhubungan, berkomunikasi, berdiskusi, berimajinasi bersama, hingga mungkin “gila” bersama. Tak jarang karya-karya sastra hebat lahir dari kegiatan ngalor- ngidul bersama ini. Dan, ketika kondisi dan perkembangan hidup memaksa mereka untuk jarang bertemu muka, membuat blog adalah jalan keluarnya. Pertemuan ide menjadi fokus terpenting ketimbang pertemuan fisik. “Kami butuh ruang untuk mengomunikasikan sekaligus mengekspresikan karya-karya kami. Dan blog adalah ruang yang tepat,” ujarnya lagi.
 
Ruang alternatif yang ditemukan penyair melalui blog telah memberikan kesempatan cukup luas bagi mereka untuk terus berkarya sambil membagi hasil kerja kreatif itu ke seluruh peminat sastra di pelosok negeri. Lalu, apakah langkah itu akan semakin menghambat perluasan produk kesusastraan mereka melalui wadah konvensional berupa buku cetak maupun pentas-pentas panggung sastra? Baik Mashuri maupun Aziz tidak meyakini hal itu akan terjadi.
 
Membantu penulis
 
Bagi Indra Tjahyadi, penyair muda yang juga pengajar di Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Panca Marga, Probolinggo, blog justru sangat membantu para penulis untuk menerbitkan karya-karya mereka secara bebas. “Blog tidak mengenal ketentuan-ketentuan khusus yang biasa diberlakukan para penerbit buku atau surat kabar kepada penulis yang ingin karyanya dipublikasikan. Apa pun yang ingin kita tulis, blog memberi ruang itu tanpa batas,” ujarnya.
 
Namun, Indra justru menyayangkan opini masyarakat secara umum yang berpendapat bahwa penulis maupun penyair yang memprasastikan karyanya melalui blog bukanlah sastrawan yang sesungguhnya. Cara publikasi karya sastra melalui media cetak, baik buku, koran, maupun majalah, tetap menjadi ukuran utama seseorang dianggap sastrawan atau bukan. “Menurut saya, pandangan itu tidak cocok di masa teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang,” lanjut Indra.
 
Dan, itulah arti blog buat para penyair. Menurut mereka, setiap wadah tetap memiliki kekurangan dan kelebihan. “Blog memang menjamin akses yang lebih luas, namun sistem filter yang dimilikinya sangat rapuh, bahkan cenderung tidak ada,” kata Aziz.
 
Sementara Indra Tjahyadi justru menyukai kebebasan yang ditawarkan blog. Sedangkan Mashuri memilih untuk tidak menuangkan seluruh karya di blog-nya.
 
Bagaimanapun, blog merupakan tawaran menarik bagi siapa pun yang gemar menulis dan ingin mengembangkan dirinya di sebuah ruang yang maha luas namun tetap berbatas, bukan begitu?
***

http://sastra-indonesia.com/2009/03/ketika-penyair-mencari-ruang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt