Selasa, 02 Juli 2013

Membawa Sastra ke Sekolah

Muhammad Subhan
hariansinggalang.co.id 23 April 2013

Sejumlah karya besar mereka baik dalam bentuk puisi maupun prosa menjadi perbincangan dan rujukan banyak orang. Di sekolah tingkat rendah hingga perguruan tinggi, buku-buku sastrawan Minang menjadi bacaan wajib dan masuk dalam kurikulum pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sumatra Barat pun menjadi kiblat sastra Tanah Air.

Sederetan nama besar satrawan Minang itu, di antaranya Abdoel Moeis, Asrul Sani, Rivai Apin, Marah Rusli, Hamka, Sutan Takdir Alisyahbana, Selasih, dan beberapa nama lainnya. Campur tangan Penerbit Balai Pustaka yang juga didominasi oleh orang-orang Minang di dalamnya menjadikan karya-karya para sastrawan Minang semakin mendapat tem pat dan meluas penyebarannya ke berbagai daerah.

Namun seiring pergantian masa dan pertukaran waktu, setelah kejayaan itu mengekalkan citra Sumatra Barat sebagai gudangnya penulis dan sastrawan, kini semakin meredup kalau tidak dikatakan hilang sama sekali. Bahkan yang lebih ironis sebagian besar sekolah-sekolah di Indonesia, baik tingkat SMP maupun SMA tidak lagi merujuk bacaan siswa mereka pada karya-karya sastrawan Minang layaknya di masa-masa sebelumnya. Apa gerangan yang terjadi terhadap eksistensi kesusastraan Minang di masa sekarang?

Dalam suatu kesempatan, saya berbincang-bincang dengan penyair Taufiq Ismail, yang kata beliau, di era 1970-an dan tahun-tahun sebelumnya, karya sastrawan-sastrawan Minang memang mengambil peran besar terhadap kemajuan kesusastraan Indonesia, bahkan gaungnya menyebar hingga keluar Nusantara.

Namun memasuki era 1980-an hingga 1990-an gaung itu semakin meredup, apalagi di era 2000-an hingga kini. Tetapi menurut Taufiq Ismail, hal itu wajar, sebab penduduk Indonesia semakin bertambah. Di samping itu pengajaran bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sudah semakin meluas diajarkan di sekolah-sekolah.

Dampak meluasnya pengajaran bahasa melayu itu, paparnya, tidak lepas dari kiprah Kweek School (Sekolah Guru) di Bukittinggi (SMA Negeri 2 Birugo sekarang) dan di Yogyakarta.

Kedua sekolah inilah yang melahirkan banyak guru yang mengembangkan bahasa Melayu yang kemudian menumbuhkan minat sastrawan-satsrawan baru di berbagai daerah di Tanah Air untuk berkarya dan berkompetisi dengan sastrawan-sastrawan di daerah lainnya.

“Kalau ada sastrawan yang muncul di Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan bahkan Irian Jaya, itu sangat wajar sebab bahasa Indonesia sudah semakin berkembang seiring bertambahnya jumlah penduduk,” kata Taufiq Ismail.

Membandingkan Minangkabau (Sumatra Barat) dengan Jawa, menurut Taufiq Ismail, bukanlah sebuah ukuran yang tepat untuk menilai maju-mundurnya sastrawan Minang hari ini. Meski nama-nama besar sebelumnya telah banyak yang meninggal dunia, tentu di Sumatra Barat ada melahirkan sastrawan-sastrawan baru walau karya mereka belum terlalu menonjol dibanding sastrawan-sastrawan angkatan sebelumnya.

Sebenarnya menurut Taufiq Ismail bukan faktor turunnya jumlah sastrawan Minang yang mewarnai khazanah kesusastraan Indonesia modern, namun kepentingan yang lebih besar dari itu adalah turunnya minat membaca dan menulis di kalangan generasi muda. Tidak hanya di Sumatera Barat namun meluas ke seluruh Tanah Air. Dampak dari turunnya minat membaca dan menulis menyebabkan minusnya karya sastra berbobot yang lahir di Tanah Air.

Wujud keprihatinan itulah Taufiq Ismail dan istrinya Ati Ismail berinisiatif membangun Rumah Puisi yang berlokasi di Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar. Rumah Puisi diharapkannya kelak menjadi wadah yang dapat menyebarkan kembali semangat membaca dan menulis khususnya di kalangan generasi muda.

Dia memaparkan, Rumah Puisi tumbuh dari pengalaman kolektif Taufiq Ismail bersama tim redaktur Horison dan sastrawan se Indonesia dalam 10 Program Gerakan membawa sastra ke sekolah sejak 1998 hingga 2008.

Nama Rumah Puisi, jelasnya, tidak bermakna bahwa kegiatannya semata-mata berkaitan dengan persajakan saja. Dia merangkum seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan literatur dan literasi, karya sastra, pembacaan dan latihan penulisannya, dengan warna keindahan puitik sebagai intinya. Sesungguhnya seluruh karya sastra, yaitu sajak, cerita pendek, novel, drama, dan esai, semuanya pasti memiliki keindahan puitiknya masing-masing yang khas. Demikianlah istilah puisi menjadi kata sifat bersama dan payung dari seluruh karya sastra.

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA se Sumatera Barat adalah awal pelatihan yang diprogram Rumah Puisi, mengingat strategisnya peran mereka dalam mendidik generasi muda yang akan beranjak ke jenjang perguruan tinggi.

Guru-guru yang dilatih itu nantinya diharapkan dapat memberikan warna baru tentang pengajaran sastra di ruang kelas mereka. Pengajaran sastra yang selama ini mungkin saja dianggap siswa sebagai pelajaran yang membosankan, maka setelah guru mengikuti pelatihan di Rumah Puisi pandangan itu akan dapat diubah. Pengajaran sastra menjadi sesuatu yang asyik, menyenangkan, dan selalu dinanti-nanti para siswa.

Sastra ke sekolah

Kenapa membawa sastra ke sekolah? Apakah sastra tidak hidup dan berkembang di sekolah? Kenyataan memang begitu. Gairah bersastra belum berurat-berakar di sekolah. Siswa baru sekadar mengenal ilmu sastra, tetapi belum sepenuhnya menekuni sastra sebab masih direcoki oleh pelajaran eksakta yang memang menjadi anak emas di sekolah.

Maka, program membawa kembali sastra ke sekolah dan melibatkan guru-guru untuk mengikuti pelatihan sastra seperti yang dilakukan Majalah Sastra Horison atau pun Rumah Puisi, sepatutnya ditiru oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan karakter anak bangsa.

Pemerintah daerah hendaknya merangkul seniman dan sastrawan di daerah masing-masing untuk masuk ke sekolah, melampaui batas birokrasi, dengan tujuan memberi memotivasi kepada siswa dan guru untuk menulis karya sastra. Bila tidak demikian, maka sastra akan menjadi anak tiri dan sepi dengan kesendiriannya.

Masuknya para sastrawan ke sekolah, setidaknya siswa mengenal lebih dekat sosok sastrawan dan karya sastra yang ditulisnya. Efek yang lebih utama, akan membentuk karakter positif anak didik untuk mencintai membaca buku dan menulis karangan yang akhir-akhir ini semakin berkurang. Atau seperti yang dikatakan Taufiq Ismail, generasi sekarang rabun membaca pincang menulis. Namun hal itu tidak akan terjadi bilamana pemerintah daerah lewat dinas pendidikan dan sekolah memerhatikan permasalahan ini secara serius.

Bila dicermati, kemampuan siswa menulis karya sas tra bukan kegiatan yang angin lalu atau sekadar memenuhi tugas belajar di kelas.

Dijumput dari: http://hariansinggalang.co.id/membawa-sastra-ke-sekolah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt