Jumat, 06 Desember 2013

Menatap Potret Lama, Mencari Keindahan

Sirdjanul Ghufron *

“Anto dan Tono tinggal di kampung tak jauh dari pantai. Orang tua mereka bekerja sebagai pencari ikan. Pada usia 10 tahun, karena tertarik dengan profesi orang tuanya seorang pencari ikan, mereka ingin belajar berenang. Maka datanglah ke dua anak tersebut kepada Andi, pada saat mereka bersama-sama mandi di sungai serta meminta Andi untuk mengajarinya berenang. Mereka ingin belajar berenang dan menyelam di sungai, agar mampu bekerja seperti ayahnya. Maka mulailah belajar atas bimbingan Andi, yang 5 tahun lebih tua dari mereka. Dengan berpegangan pada tangan Andi, mereka belajar secara bergantian.

10 hari kemudian, Anto yang bertubuh lebih besar dan bertenaga lebih kuat, sudah mulai mampu berenang tanpa berpegangan pada tangan sang guru. Maka relalah Andi melepas Anto untuk berenang sendirian, sambil mencoba berbagai improvisasi dalam renang dan selam. Melihat temannya sudah sanggup berenang tanpa dipegangi “guru”, Tono ikut bersorak gembira menyambut keberhasilan Anto teman “sekelas”, yang sudah dinyatakan “naik kelas” lebih tinggi. Sementara, Tono masih terus bersemangat belajar sambil berpegangan tangan Andi, karena memang belum mampu “naik kelas”. Andi pun pernah menyuruhnya untuk berenang tanpa berpegangan tangan, tapi ia menolak. “Saya masih harus berpegangan tangan dulu, sebelum benar-benar merasa mampu.” Kata Tono.

Dengan tekun dan dorongan semangat teman sejawat, belajarnya pun semakin giat. Ia ingin cepat bisa berenang seperti Anto. Dalam waktu kira-kira 15 hari, ia pun bisa berenang tanpa berpegangan tangan sang “guru”. Tono belajar terus setiap hari, dan sadar bahwa kecepatan belajarnya tidak sebagus Anto, Tono jadi bersemangat dan menghabiskan waktu relatif lebih banyak berlatih. Dalam waktu 30 hari, Anto sudah pandai berenang dan menyelam. Sementara Tono masih belum bisa menyelam, kendati sudah mampu berenang. Menyadari hal tersebut, mereka berdua sepakat pergi ke sungai di luar “jam pelajaran” yang diberikan Andi. Apa yang mereka lakukan? Ternyata Tono meminta Anto untuk mengajarinya menyelam, dan dalam waktu 40 hari, Tono sudah sanggup berenang dan menyelam seperti Anto, dan mereka berdua sudah mulai belajar mancari ikan di perairan yang dalam.”

Kisah tersebut merupakan sebuah potret proses pembelajaran alami, yang wajar di lingkungan kita. Apa yang terjadi di sekolah formal, tentu lebih modern dan terencana secara rapi. Namun, suasana alami seperti yang diilustrasikan cerita di atas, terdapat hal baik yang bisa dijadikan bahan renungan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Setidaknya ada beberapa poin penting patut disimak sebagai upaya menumbuhkan kembali ketulusan berkegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Pertama, peran orang tua sebagai pemicu motivasi sangatlah penting. Anto dan Tono memandang orang tuanya figur yang harus diteladani, tergairahkan belajarnya sebab sosok orang tua yang begitu mengesankan. Kyiriacho (1997) menyatakan; anak termotivasi melakukan sesuatu melalui proses identification, yakni image seseorang yang memberi kesan pada anak, sehingga yang disebut awal dijadikan patron.

Kedua, penentuan Andi sebagai guru renang dan selam, mengisyaratkan bahwa dalam belajar, siswa bisa berguru pada teman yang memiliki kemampuan lebih baik – peer tutoring. Bila dibudayakan di sekolah, kegiatan belajar dengan teman sejawat ini memberi beberapa keuntungan baik bersifat akademik pun non akademik. Ditinjau segi akademik, belajar bersama teman sejawat bisa mencipta nuansa komunikasi yang tulus lancar, yang selanjutnya berpengaruh positif terhadap efektifitas pembelajaran.

Dari sisi non akademik, peer tutoring memberi kesempatan siswa berinteraksi, baik sesama kawan atau dengan senior. Ini juga membangun suasana kekeluargaan saling tolong-menolong. Bagi yang diberi kepercayan membimbing, akan merasa diapresiasi kemampuannya. Johnson & Johnson dalam Gillies dan Ashman (2003) menyatakan; belajar secara kooperative antar teman sejawat, akan meningkatkan self esteem, yang pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar.

Ketiga, tujuan tulus dari kedua anak tersebut agar mampu bekerja seperti sang ayah, mengisyaratkan mereka belajar demi peroleh kompetensi. Tertarik dan senang belajar semata ingin memiliki kompetensi. Pembelajar belum merasa puas bila belum punya skill nyata dari hasil pembelajaran. Ia pun menolak bila gurunya menyatakan ia sudah “lulus”, lantaran ia merasa belum bisa berenang. Inilah minat belajar yang oleh para pemerhati pendidikan disebut intrinsic motivation.

Pokay & Blumenfeld dalam Mc Innerney & Mc Innerney (1994) berpendapat, bila siswa termotivasi secara intrinsik, lebih tulus bersungguh-sungguh melaksanakan kegiatan belajar, dan memiliki kemauan menerapkan berbagai strategi belajar. Ibroh yang bisa diambil di sini, ialah motivasi intrinsik dalam belajar perlu dikembangkan di lingkungan sekolah. Sebuah motivasi tulus, belajar demi tercapainya kompetensi, akan membuat siswa belajar secara tulus pula. Berbagai godaan dalam proses, misal menyontek di saat ulangan, tentu tidak akan dilakukan siswa, bila keinginan belajar siswa mempunyai kompetensi, bukan semata demi nilai rapor, lulus atau naik kelas.

Idiom siswa: “Kamu dikasih nilai berapa oleh Pak guru” mengisyaratkan tujuan belajar siswa tersebut terlalu instrumental. Ia belajar bukan demi peroleh kompetensi, namun untuk mencapai nilai yang baik. Kegiatan belajarnya dilakukan hanya sebagai instrumen memperoleh nilai, prestise, gengsi dan sebagainya.

Keempat, pendidikan formal merupakan media strategis pengembangan sikap kesetiakawanan. Empathy pada sesama kawan ditunjukkan Tono pada cerita tersebut. Melihat kawannya berhasil, ia pun ikut merayakannya. Inilah sikap setiakawan yang pantas tercipta di sekolah formal. Bangga melihat para siswa bertepuk tangan riuh tersenyum tulus, setelah lihat penampilan teman sekelas melaksanakan tugas di depan kelas, yang mengisyaratkan seluruh kelas senang akan keberhasilan temannya, lantas disambut mimik terimakasih bagi siswa yang berhasil. Sebaliknya betapa sedih menyaksikan bintang kelas menampilkan wajah murung, setelah tahu posisi rangking satu yang biasa ditempati, ternyata digeser siswa lain. Bukankah ini masalah serius, yang sangat menentukan pembentukan sikap anak.

Kelima mengakui secara obyektif kemampuan diri, ini perihal penting dalam proses pembelajaran, baik di kelas pun di masyarakat. Orang yang merasa dirinya belum mampu, tentu termotivasi berusaha. Perasaan malu dan gengsi bisa menjadi hambatan serius dalam belajar akan berkurang, jika menyadari bahwa memang belum kapabel meraih tujuan belajar. Sebaliknya, yang kenyataannya sanggup dan merasa mampu akan membuatnya percaya diri melakukan sesuatu yang menurutnya benar dilakukan. Pada cerita di atas, Tono mengakui kemampuannya tak sebaik temannya. Menyadari hal itu, ia memandang perlu menghabiskan volume waktu lebih banyak dibanding temannya, demi mempelajari materi yang sama. Jika ini bisa dibudayakan di sekolah, maka kesenjangan kompetensi siswa di kelas dapat dikurangi.

Seiring perkembangan sosial-budaya, terdapat beberapa poin penting yang perlu dimekarkan demi optimalnya hasil pembelajaran di sekolah. Peran strategis orang tua dan masyarakat, sebagai uswatun khasanah bagi peserta didik, pantas diperhatikan dalam berbagai penentuan kebijakan pendidikan. Penerapan metoda pembelajaran kooperative (cooperative learning) secara konsekuen, menjadi simpul generative yang membentuk sikap kesetiakawanan serta empati di antara komunitas peserta didik. Orientasi belajar terhadap kompetensi, akan meningkatkan semangat siswa dalam melakukan berbagai tugas pembelajaran.

Hal ini diharapkan sanggup mencipta ketulusan akademik, dimana siswa percaya diri bertindak jujur sebagai peserta pada proses belajar, ini kayu penopang upaya dalam mengoptimalkan hasil pendidikan. Wallahu A’lam Bishowab.

*) Sirdjanul Ghufron, M.Ed.St. Ketua Badan Pembina Pendidikan Terpadu /BPPT ) PGRI Kabupaten Ponorogo.
Sumber: Majalah Dinamika PGRI Ponorogo
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/12/menatap-potret-lama-mencari-keindahan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt