Sabtu, 04 Januari 2020

MEMBACA TEATER DI GRESIK

Rakai Lukman

Sabtu (28/12/19) di penghujung akhir tahun, saya menunggu kedatangan Meks Soetejo, ketua KotaSeger periode saat ini. Pukul 16.05 WIB, dia sampai di Rumah Kalirejo, Dukun, Gresik. Kami berencana menghadiri acara Sinoman yang diselenggarakan teman-teman Gresiknesia. Diskusi kali ini bertemakan “Mengintip Teater Gresik: Kini dan Nanti.” Kami pun menempuh perjalanan menuju lokasi, sampai Bungah mampir di warkop Yasak, warung kopi legendaris, tepatnya di utara jalan raya atau timurnya MAN I Bungah. Di sini, bertemu Bapak Mudhofar Ustman, beliau bercerita tentang Dusun Kalimati, Dukun, salah satu sesepuhnya Ki Surogono, dan berkisah mengenai Desa Raci (Dusun Dlanyar), yang dulu sempat jadi pusat keramaian di era transportasi air, yang sekarang malah menjadi dusun nun jauh terpencil dari peradapan.

Menjelang magrib, kami masih di warkop, orang-orang sudah berduyun-duyun menuju musholah dan masjid. Kami menunggu kedatangan saudara Fatihin IC, mantan Ketua KotaSeger, yang berencana ikut serta. Karena sedikit telat, kami tinggal meluncur, dia menyusul langsung ke lokasi. Kami lanjut berjalan, dan sesampainya di POM timurnya pertigaan Betoyo, saya magriban. Lima belas menit kemudian melanjutkan perjalanan, syukurlah tidak terlalu macet, yang biasanya barisan Dump Truk mengisi jalan dari Panceng sampai Manyar. Pukul 18.48 WIB, sampai di Gresiknesia, Jl. Beton No. 07 Suci, Pongangan, Manyar, Gresik. Kedatangan kami disambut panitia dengan ramah. Kami pun masuk ke ruangan, tampak adanya sebuah perpustakaan, ini tempat kesukaan saya, dan teras menjadi lokasi diskusinya.

Dari pukul 18.48 WIB sampai 20.30 WIB, kami menunggu dimulainya acara. Layaknya pencinta kolor kewajiban molor. Untungnya ada Beni Nasrullah sang pencetus Ludruk Korea, kekonyolan bersamanya menjadi keasyikan tersendiri. Juga keramahan Irfan, dan kedatangan teman spesialis Mas Arif, jadi tidak terasa dalam menunggu. Saya dikawal dua bodyguard dari ‘negeri aladin’ Fatihin IC, dan Si Gimbal gaul merek Quick. Datang juga Si Duda jagoan Neon Deni Jazuli, pimpinan Sanggar Pasir dan Pengampu Rumah Budaya Pantura (RBT).

Acara pun dimulai tepat pukul 20.30 WIB. Kami bertiga dipanggil moderator menuju ke ruang diskusi, Abizar Purnama, dia kawan lama. Bertiga itu bukan Si IC dan Si Quick, tapi Saya, Mas Thohir, dan Mas Ardi. Mulanya dikenalkan oleh Mas Thohir dari Teater Cager, Mas Ardi Teater Intra, keduanya dari lingkungan kota. Saya mewakili Sanggar Pasir, yang letaknya di pojok utara Gresik, Desa Banyuurip, UjungPangkah. Ya tentunya yang tua dulu memulai perbincangan, Mas Thohir-lah yang pantas untuk itu. Beliau ketua Teater Cager mengawali kisah perjalanan sebuah kelompok teater, butuh banyak energi yang dikeluarkan, kalau eksis tergantung pelakunya. Ada yang keberadaanya sampai beberapa periode, ada juga yang bubar barisan grak. Dulu diskusi seperti ini sering dilakukan, banyak sastrawan, teaterawan, budayawan, berdialog sehingga kreativitas karya dapat dipertanggungjawabkan, termasuk Pak Lenon Machali, Mardi Luhung, Ucok S., dan sebagainya.

Pembincang kedua Mas Ardi, nama lengkapnya Wahyu Lazuardi Putera, Tokoh Teaterawan Gresik, Pak Lenon Machali (Alm) Teater Cager. Beliau mulai berkisah tentang teater Intra yang anggotanya mulanya dari alumni SMA Muhammadiyah, lalu sanggar ini membuka ruang untuk menerima anggota dari luar. Keduanya dari kota, dari embrio yang sama teater Cager. Giliran saya berbincang soal teater di Gresik, Wah, rasanya adem-panas. Saya coba dari ranah historis, wacana teater, dan dikotomi Kota-Desa. Dari judulnya kurang sesuai, kata Mengintip biasanya prilaku tanpa seizin obyek yang dibidik. Masihlah banyak diksi lain misalnya kaleidoskop, meneroka, jelajah, memandang. Saya si baru membaca teater Gresik.

Gresik sebagai kota industri dan santri. Penunjukan itu rasanya kurang adil. Di Gresik juga ada sawah, ladang, tambak, laut, kerajinan kopyah, dlsb. Bahkan Gresik pernah menjadi Bandar atau pelabuhan utama, yang sempat jaya di masanya. Gresik juga dilewati Sungai (Bengawan) Solo, dan Kalimireng, pula punya pulau Bawean serta Mengare, ada juga penyebutan Gresik selatan. Wilayahnya luas, kekayaan alamnya melimpah, termasuk jajaran bukit kapur di wilayah utara. Lalu dimana letak seorang pelaku teater menyikapi perihal ini. Barangkali banyak ketimpangan terjadi, dan itu di depan mata; sajiannya setiap hari. Juga kesenian yang tumbuh subur dari tradisi serta teater modern pula ada.

Lantas apa yang menggelisahkan kita? Tentang keberadaan teater di Gresik. Dikotomi desa-kota, ataukah persaingan eksistensial. Yang mengesampingkan idealitas berteater? Adapun era hari ini, kota sudah meledakkan tubuhnya desa serupa kota, kota merindukan desa, percepatan ruang dan waktu, melipat ruangan, dan setiap orang berhak menunjukkan siapa dirinya, komunitasnya, jasa-jasanya, karyanya, tetapi lekas terkenal lekas pula diabaikan. Nah, di mana letak teater di Gresik? On going proyek, atau on going proses. Ataukah kita ahistoris. Dari sub judulnya sudah ada kode ahistoris kini dan nanti. Padahal W.S. Rendra sempat menuliskan... “Kemarin, esok adalah hari ini...” Jika diikuti perbincangan yang ada, kedua pembincang cenderung berbicara rumahnya sendiri, bukan Gresik secara menyeluruh. Ini yang membuat eksklusifitas hadir pada diskusi. Setidaknya kita hari ini harus open minded, membuka cakrawala pemikiran-kebudayaan lebih luas dan luwes. Bahkan tidak menutup kemungkinan Cager dan KotaSeger membuat kerjasama dalam satu kegiatan berkesenian.

Pada sudut ketokohan, yang menjadi ukuran perkembangan teater di Gresik, ada dua tokoh di lingkungan kota, Pak Lenon Machali (Teater Cager), lalu di sebagian kota dan desa Cak Roin KotaSeger. Bisa dilihat hari ini, adanya Jalil, Thohir, Beni N, Siwur, Abizar, Lazuardi, Irfan, semua bergerak hampir dalam ranah kebudayaan dan kesenian, yang rata-rata dalam asuhan Lenon, bahkan masuk menjadi beberapa pembina teater sekolah, dalam asuhan dan binaan mereka teater sekolah di lingkungan kota, ada diakui keberadaanya, bahkan kerap juara. Cak Roin mengasuh beberapa generasi, diantaranya Zuhdi Amin, pemilik Cafe Sastra dan membina beberapa teater sekolah di Gresik sampai Lamongan pantura, bahkan kerap anak didiknya juara, baik di tingkat daerah maupun propinsi. Juga Dicky P., yang menggawangi Gresik Teater sudah memproduksi berkali-kali pertunjukan. Dan yang kini sedang viral menikmati keasyikan dirinya yakni Sanggar Pasir, ini kalau diceritakan bisa panjang kali lebar.

Bagaimana teater memiliki daya tarik bagi generasi milenial? Agar teater menyenangkan dan memberi keasyikan dalam menyuguhkan pertunjukannya di ruang publik. Melepaskan batas-batas ruang eksklusivitas berteater. Mengembalikan teater sebagai wahana pengekspresian diri, wilayah berapresiasi tanpa memandang dia itu sapa. Membuat teater riang sekaligus ringan serta diterima masyarakat, adanya metode kedisiplinan dan komitmen membuka ruang diskusi publik. Adapun teater pelajar seharusnya dijembatani dan diekpresikan oleh para pelajar itu sendiri, serta butuh binaan dari pembina yang open minded, sehingga melahirkan ide-ide kreatif kolektif yang punya rasa kepemilikan terhadap garapan pertunjukannya. Urgensi teater hari ini membutuhkan obyektifitas keteateran, yang memiliki nilai, profesionalias, intelektualitas, juga spiritualitas, komentar Sholihul Huda.

Disamping itu, Gresik membutuhkan banyak kegiatan kebudayaan. Seperti latihan bersama, di KotaSeger ada Latihan Alam Bersama (Labs), Kemah Budaya (Lagistik). Saya yakin di Cager juga ada. Juga parade Teater, dan pernah KotaSeger membuat Semesta Seni Pesisir tahun 2011 di Bungah, saat itu ikut hadir Cak Nurel Javissyarqi, Pak Lenon, Pak Ucok, Cak Roin, Ali Soejono, Mbah Tohir (Srimulat), dan Zuhdi Amin, bahkan menghadirkan Teater Keliling dari Jakarta. Dua tahun lalu di Pon-Pes Watu Bodo, Program pendampingan DKJT 2018, pentas di Cak Durasim 2019, dan keliling di wilayah Gresik dalam satu tema Risalah Tujuh Bukit, yang disutradarai S. Huda, Produser Deni J, Penasehat Cak Roin, dikawal Lek Griyadi, Mas Galuh, Mahendra, Pak Dody. Dan di Kemantrean Lamongan dari tanggal 22-25 Des 2019, Rumah Budaya Pantura ditemani KotaSeger menghadirkan kegiatan multi dimensional; teater, batik, tari, dan orasi budaya, yang digawangi Deni Jazuli. Acara ini melepas sekat batas-batas gapura perbatasan Gresik-Lamongan. Adapun di kota, kegiatan teman-teman Cager pada Tadarus Budaya, Festival Sastra Gresiknesia, juga kawan-kawan Gasruk yang berkali-kali mengadakan GresArt, dan pameran seni rupa. Ialah sungguh SDM dan SDA Gresik sangat kaya-raya.

Diskusi kali ini dipungkasi dengan kata-kata yang aduhai dari si nelayan doyan berkesenian, ketua Sanggar Pasir, dia punya harapan menjadikan sanggar serupa iklim di Yogyakarta pada masanya, menjadikan teater wahaya penuh kegembiraaan, membangun, mengolah kantong-kantong budaya, menciptakan panggung teater bersama. Inilah peran teater sebagai penjaga keseimbangan. Mampu memanfaatkan media online sebagai sarana komunikasi, adapun si operator paham konten sajian, dengan menyajikan sesuai kebutuhan generasi milenial dan kalayak umum. Para pelaku teater lama berkolaborasi dengan generasi milenial, sehingga betah asyik-masyuk berteater. Sebab teater itu multi dimensional, tidak terbatas ruang-waktu, selalu hadir mengalir dalam perayaannya. Sedangkan teater mandiri (independen) harus memiliki ciri khasnya, bertahan dengan ideologi teknik berteater, dan olah tubuh sendiri. Adapun tahapan olah tubuh diriset, sehingga menarik juga mampu bertahan.

Diskusi ini dipungkasi Cak Thohir, teater boleh idealis, tapi jangan terlalu. Jangan menyerah soal SDM, kita juga harus mampu menyerap keluhan dan kebutuhan kaum milenial, imbuh Mas Ardi. Saya senyum-senyum tipis saja. Semoga catatan ini bisa memberi nutrisi, maaf bila ada yang tak berkenan. Semoga teater Gresik jadi sesuatu yang layak sekaligus pantas diperhitungkan, salam budaya.

Selepas diskusi kami pamit pulang, kecuali ketua KotaSeger masih betah bercengkrama dengan teman-teman Gresiknesia. Kemudian saya dan Cak Fatihin menuju arah pulang, seperti biasanya pos singgah di Bungah, kami pun makan, dan ngeteh. Dikarena istri sendiri di rumah, saya harus lekas kembali. Sampai ketemu dengan kisah berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt