jurnalnasional.com
SUMUR
di belakang rumah kami menggali liang di mana tergantung nasib hidup kami. dengan airnya kami lunaskan haus seharian, setelah bersitegang dengan timba dan tambang. kadang kami mencoba, membaca muka airnya. siapa tahu mata kami mampu menjangkau wajah kami sekilas saja. tapi liang itu terlalu dalam dan gelap. tersebab itulah airnya sejuk dan sedap.
di depan rumah kami menyiram kembang, dengan air yang kami minta dari timba dan tambang. sebab kami pernah mendengar, segala yang berangkat dari tanah, ke tanah pula ia pulang. dan kembang itu kami tanam di tanah juga, sebagaimana kami menanam kakek-nenek kami, tetua-tetua kami, anak-anak kami, juga bayang kami sendiri. di belakang rumah kami menggali tanah, demi setimba air. dan dengan liang yang gelap itu, kami mengukur dalamnya. tapi kami tak pernah sampai di batas akhir.
kami masih bercakap panjang dengan timba dan tambang. hingga lupa berapa kali kami telah pergi dan pulang. kami ingin mengambil kembali, wajah kami yang jatuh di dasar liang. tapi liang itu terlalu dalam dan gelap. seperti senja yang datang menyergap.
REGOL
kami ingin gerbang rumah kami tak terkunci, agar kami tak melulu dikungkung sepi. kami ingin beranda kami hangat oleh sukaduka yang datang dan pergi. kami ingin belajar tak takut pada pencuri, sebab bila siap berbagi, takkan ada yang bisa direbut lagi.
kami ingin gerbang rumah kami tak terkunci, agar kami tak merasa terkurung. kami menetas sebagai burung, rumah kami teranyam dari jerami kering dan serat-serat cinta yang kami pintal, kami gelung. lalu kami terbang dan pulang setiap kali, tanpa perlu mencemaskan anak kunci. rumah kami tak berpintu, hanya berpagar kidung dan tuah kalbu.
kami ingin gerbang rumah kami tak terkunci, agar segala yang terbang tak lupa tempat kembali.
CELLAR
kami sering berlindung di bawah lantai rumah. tak ada barel anggur atau aroma ragi yang menua. kami hanya perindu ruang kubur, tempat musim dan peluh mengasam, mengabur. o salju yang jauh, beku yang jenuh. kami rindu dingin yang memadamkan tungku-tungku, badai yang menumbangkan tugu-tugu batu.
di bawah lantai rumah, kami ternakkan sejuk kristal salju dan pusar angin rindu. lalu jadilah alasan kami saling berpeluk, berpeluh di dada kekasih, membuang ragu, memanen hangat sembari menghitung tasbih. kami ingin teguh bertetap, saling rindu di tiap lingkaran musim. hujan yang melicinkan batu-batu, atau kemarau yang merontokkan buah-buah randu.
MUSALA
bacalah kami sebagai angka satu. atau huruf alif dalam alifbata-mu, alfabeta yang juga tertulis di kitab-kitab dalam rak pustaka kami. di kamar ini kami menggelar tikar tebal dan secarik harapan. lalu di atasnya kami dudukkan dunia kami sehari-hari. lalu kalimat-kalimat yang meluncur dari bibir kami yang saling berpagut ini, merunut sesuluran yang tak lagi jelas pucuk dan pokoknya. bagi kami tak lagi penting, sebab di negeri kami setiap puisi adalah hiperlink ke jendela manapun kami berpaling.
adakah lagi gempa yang genting jika dada kami selalu gentar oleh embun berdenting?
bacalah. kami adalah sepasang binari yang berbinar dalam silau kobar elektron yang sengit, dalam pekat gulita di luar batas langit. di tikar tebal tempat kami mendudukkan diri, kami membaca gelisah sejarah dalam tenun kasar serat palma. yang sangit oleh kemarau sepanjang hati, sejak sepasang adam-hawa jatuh dari surga, ke negeri yang resah antara hidup dan mati.
bacalah, di kening kami ini. tergurat hujat hujan, juga nubuat dan nujum. tapi kami tak hirau, sebab di tikar serat palma yang kasar tenunannya ini, kami bergumul dengan cinta, berdamai dengan dunia dan hiruk-pikuk di jantung kami. sebagaimana kami belajar menghitung sulur sungai di semesta tubuh kami sendiri.
LOTENG
kami berharap punya kamar di kolong atap dengan tingkap cahaya tempat kami menjala senja. berlantai papan, berdinding papan. di sana akan kami simpan setiap catatan yang tak ingin kami ungkapkan. di sana kami simpan kebenaran di atas kanvas, lalu kami tutupi dengan warna, dengan olesan pisau dempul, dengan kibasan kuas. lalu kamu akan melihatnya sebagai hiasan dinding, sedangkan kami mengingatnya sebagai badai puting.
di setiap musim kami akan menggantung jagung kering di para-paranya. persediaan saat musim lapar, serentak menandai tahun-tahun yang pergi. kami masih bermimpi jadi petani, menanam-tuai sendiri padi dan ubi kami. dan ceruk di luang atap itu akan menjadi candi tetirah kami, tempat mengungsi dari dendam dan benci. di sana kami akan berhitung berapa langkah kami seharian yang kelak kami sesali, berapa lambaian tangan yang lupa kami niati.
DAPUR
bayangkan kami di depan kompor menyala. dalam didih minyak kami masak seekor bawal. aroma ketumbar dan bawang menguar begitu tebal. seakan menabalkan perjalanan kami meniti jembatan ini, yang gantung dan goyang oleh angin nakal.
di depan kompor kami bertaruh nasib dengan seekor bawal, di titian kami berjuang agar pijak tak gawal.
di meja kami menumbuk cabe dalam lumpang batu. seperti kami kerjakan setiap waktu dengan bebijian kenang yang tajam seperti picing matamu. kami terus menumbuk cabe itu, hingga pedas dan garam bercampur satu dengan terasi ikan muara kiriman ibu. kami tahu, di setiap ulekan antan ini ada putaran doa tak terucap, tentang embun yang meresap.
bayangkan kami masih di depan kompor, masih menyala. dan bawal masih menasbihkan zikir pada gemeritik percik minyak. dan kami masih menumbuk cabe.
sementara hujan dari seluruh negeri, berkumpul di pekarangan kami.
BERANDA
-- kepada Hasan Aspahani
1.
di sini mungkin kita perlu singgah sejenak sebelum lewat pintu itu yang telah jutaan kali kita masuki. riuhnya jalanan dan pasar kota masih melekatkan debu ke kerah bajumu, ke lidah sepatuku. perniagaan yang tak pernah sudah, perselingkuhan dengan keringat dan lelah. katakanlah sekali lagi: bersungguhkah kita di jalan ini?
2.
kami terlalu sering menjamu tamu di teras rumah dengan basa-basi, terlalu jarang dengan puisi. negeri kami begitu penuh dengan fiksi, begitu jenuh dengan diksi. dan kami masih berkutat dengan geli resah yang basi: inikah puisi?
negerimu kami lihat, begitu sore. seperti secangkir teh manis dan sepiring biskuit. lalu ayunan pintu tanpa derit engsel, dan mungkin di baliknya sembunyi sebuah ciuman panjang dan jerit ranjang. lihatlah, negeri kami masih saja hujan, langit kami didera batuk yang rejan.
3.
dipan depan rumah. kami sedang mengaji hitamnya kopi. sekental krim gula di kue ulang tahunmu. di negeri kami, hanya ada kerucut nasi berlauk doa dan sayur mantra. biarlah kami titipkan saja di bibir Shiela dan Ikra.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Jalal
A. Anzieb
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.P. Edi Atmaja
Abdoel Moeis
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Achdiat K. Mihardja
Achiar M Permana
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adib Baroya
Aditya Ardi N
Adri Sandra
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Dermawan T.
Agus Mulyadi
Agus Prasmono
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Hasan MS
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Saifullah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alawi Al-Bantani
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Amie Williams
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amril Taufik Gobel
An. Ismanto
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
AndongBuku #3
Andrea Hirata
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Ardi Wina Saputra
Ardy Suryantoko
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Asarpin
Ashimuddin Musa
Asrul Sani
Astuti Ananta Toer
Atafras
Audifax
Awalludin GD Mualif
Ayu Nuzul
Azizah Hefni
B Kunto Wibisono
Bahrul Amsal
Bambang Kempling
Beni Setia
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Bloomberg
Bre Redana
Budaya
Budi Darma
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Candra Adikara Irawan
Candrakirana
Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur
Capres Cawapres 2019
Catatan
Ceramah
Cerpen
Chairil Anwar
Chicilia Risca
CNN Indonesia
Coronavirus
COVID-19
D. Zawawi Imron
Damiri Mahmud
Darju Prasetya
Darman Moenir
Deddy Arsya
Denny JA
Denny Mizhar
Devy Kurnia Alamsyah
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dien Makmur
Din Saja
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Donny Anggoro
Donny Darmawan
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Dwi Cipta
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dyah Ayu Fitriana
Ecep Heryadi
Edy Suprayitno
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Elok Dyah Messwati
Engkos Kosnadi
Erdogan
Erwin Setia
Esai
Esti Nuryani Kasam
Evan Ys
F. Budi Hardiman
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Fahrur Rozi
Faidil Akbar
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathul Qorib
Fatkhul Anas
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Festival Teater Religi
Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan
Fira Basuki
Forum Santri Nasional (FSN)
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Fuad Nawawi
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gde Artawan
Geger Riyanto
Geguritan
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Guenter Grass
Gus Ahmad Syauqi
Gus tf
Gusti Eka
Habib Bahar bin Smith
Haiku
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Han Gagas
Hary B Koriun
Hasan Basri
Hasnan Bachtiar
Heri Ruslan
Herman Hesse
Hertha Mueller
Heru Kurniawan
Hestri Hurustyanti
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
I Made Prabaswara
I Made Sujaya
IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah)
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Iksaka Banu
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imammuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Mahadi
Indra Tjahyadi
Irfan Afifi
Irine Rakhmawati
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan ZS
J.S. Badudu
Jadid Al Farisy
Jajang R Kawentar
Jawa Timur
Jean Marie Gustave le Clezio
JJ. Kusni
Jl Raya Simo Sungelebak
Jo Batara Surya
John H. McGlynn
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN
Jurnalisme Sastrawi
K.H. Ma'ruf Amin
Kadek Suartaya
Kaheesa Kirania Putri Ayu
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardiasih
Kamaluddin Ramdhan
Kanti W. Janis
Karanggeneng
Kardono Setyorakhmadi
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Kemah Budaya Pantura (KBP)
KetemuBuku Jombang
KH. M. Najib Muhammad
KH. Muhammad Amin (1910-1949)
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Khoirul Abidin
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kodrat Setiawan
Kompas TV
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Komunitas-komunitas Teater di Lamongan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Kopuisi
Kostela
Kritik Sastra
Kumpulan Cerita Buntak
Kurnia Effendi
Kuswaidi Syafi’ie
L Ridwan Muljosudarmo
L.K. Ara
Lamongan
Lan Fang
Lawi Ibung
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Literasi
Liza Wahyuninto
Lukas Luwarso
Lukisan
Lukman
Lukman Santoso Az
Lutfi Mardiansyah
M Farid W Makkulau
M. Faizi
M.D. Atmaja
Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar
Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S Mahayana
Manado
Manneke Budiman
Maratushsholihah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mario F. Lawi
Marsel Robot
Martin Aleida
Marwanto
Mashuri
Massayu
Masuki M. Astro
Masyhudi
Media Seputar Pendidikan
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Mereka yang Menjerat Gus Dur
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Moh. Dzunnurrain
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rokib
Mohammad Yamin
Muafiqul Khalid MD
Much. Khoiri
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alfatih Suryadilaga
Muhammad Antakusuma
Muhammad Fikry Mauludy
Muhammad Hafil
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Subarkah
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Muhyiddin
Mukadi
Mukani
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang E S
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nezar Patria
Noor H. Dee
Nunus Supardi
Nur Haryanto
Nur Wachid
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Okky Madasari
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Pameran Lukisan
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS HB Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Tarmuzie
Penculikan Aktivis 1988
Pendidikan
Pengajian
Pengarang kelahiran Lamongan
Pentigraf
Pepaosan
Perbincangan
Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur
Pipiet Senja
Politik
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Jokowi
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Puji Santosa
Pustaka LaBRAK
PUstaka puJAngga
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992
Ribut Wijoto
Riki Antoni
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Roland Barthes
Rosi
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S. Jai
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Sainul Hermawan
Sajak
Salman Aristo
Sandiaga Uno
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sarasehan dan Launching Buku
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Kuno Suku Sasak
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Satu Jam Sastra
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seni Gumira Ajidarma
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Pendidikan
Sergi Sutanto
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sirdjanul Ghufron
Siwi Dwi Saputro
Slamet Rahardjo Rais
Soediro Satoto
Soekarno
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sosiawan Leak
Sri Handi Lestari
Sri Wintala Achmad
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sujatmiko
Sukarno
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahrudin Attar
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Sylvianita Widyawati
Tangguh Pitoyo
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Ilat
Teater nDrinDinG
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tias Tatanka
Timur Sinar Suprabana
Titi Aoska
Tiyasa Jati Pramono
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Toni Masdiono
Tri Broto Wibisono
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Jember
Universitas Negeri Jember
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Aji
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wiji Thukul
Wildan Nugraha
Wildana Wargadinata
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Herwibowo
Yuditeha
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zara Zettira ZR
Zehan Zareez
Zuhdi Swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar