Jumat, 07 Agustus 2020

Slavoj Zizek dalam Puisi-puisi Ahmad Muchlish Amrin

: Kajian Soal Seksualitas dan Spiritualitas

Imam Nawawi *

Pandemi Covid-19 betul-betul meluluh-lantakkan aurat Barat sebagai negara super power. Tentu, pandangan itu lahir di tengah-tengah masyarakat yang selama ini mengagumi Barat secara berlebihan. Keyakinan itu tumbuh ketika ratusan jiwa melayang, nyaris seperti sedang ada perang.

Uniknya, Slavoj Zizek melihat aspek lain dari Covid-19 ini, sebagai alarm pengingat tentang pentingnya meterialisme (seksualitas) sebagai terowongan menuju spiritualitas. Tulisannya yang berjudul “Can Covid-19 remind us that SEX is an important channel for sprituality?,” diterbitkan Russian Today (RT) bertanggal 20 April 2020.

Di Indonesia, puisi-puisi Ahmad Muchlish Amrin bisa dibilang mendahului Zizek, terutama dalam memandang seksualitas sebagai channel ke arah spiritualitas, dan tidak perlu memulai dari fenomena parsial berupa merebaknya pandemi Covid-19. Buku antologi puisi berjudul “Damar Kembang” yang diterbitkan TeraSI Publisher, Bekasi, 2017, cukup representatif menempatkan A.M. Amrin sebagai “penyair kelamin” yang spiritualis. Sama serupa Zizek, A.M. Amrin juga menempatkan seks sebagai “yang-spiritual.”

Pertama-tama, Zizek mengatakan, “we will remember that sex between two people is a medium for spirituality.” Pernyataan ini di dalam konteks kebijakan pemerintah (Irish Health Service Executive) yang memberikan panduan melakukan hubungan seks di tengah pandemi Covid-19. Salah satu bunyi kebijakan itu, “Taking a break from physical and face-to face interactions is worth considering, especially if you usually meet your sex partners online”.

Terpisahnya dua tubuh pelaku seks, yang kemudian dimediasi dengan media online, adalah titik pelepasan manusia dari materi dan awal perjalanan menuju yang “spiritual”. Di sini Zizek lebih tegas menceritakan pengalaman pribadinya, yang mencoba memasuki dunia fantasi (spiritual) sekalipun sedang berhadapan langsung dengan tubuh fisik pasangannya. Ia berkata:

“Even when I am alone with my partner, my sexual interaction with him/her is inextricably intertwined with my fantasies, i.e., every sexual interaction is potentially structured like “masturbation with a real partner” – I use the flesh and body of my partner as a prop to realize/enact my fantasies.”

Di level ini, puisi-puisi A.M. Amrin yang banyak bercerita tentang spiritualitas, ternyata juga dimulai dari titik stasiun keberangkatan berupa pengalaman seksualitas. Puisi berjudul “Sajak Buang Pinang” (hlm. 12), bukti persoalan seks mengantarkannya pada ekstasi spiritual. A.M. Amrin mengatakan: 

“...Aku meracik pinang/bercampur sirih berurat cabang/satu ke dalam diri, yang lain/kepada tuhan..”

Dalam bait lain pada judul puisi yang sama, A.M. Amrin menegaskan makna spiritualis buah pinang, yang dicampur madu dan telur, sehingga melahirkan efek spiritualitas. Ia mengatakan:

“...bila kau racik pinang muda/bercampur madu/tambahkan saja telur kuningnya/maka akarmu akan menghunjam-hunjam/di kedalaman birahi tuhan...”

Zizek memberi catatan penting, bahwa materialitas tubuh dan seksualitas, bukan perkara yang berjarak jauh dari spiritualitas fantasi, sebab keduanya sudah hadir sejak awal. Jadi, bagi Zizek, tidak perlu ada hirarki dan dominasi sosial, di mana materialitas dan spiritualitas bersaing untuk menjadi yang terdepan. Ia berkata, “We cannot reduce this gap between the bodily reality of a partner and the universe of fantasies to a distortion opened up by patriarchy and social domination or exploitation – the gap is here from the very beginning.”

Penolakan Zizek untuk mendistorsi ‘gap’ antara realitas part seks, dan jagad fantasi juga tercermen dalam puisi A.M. Amrin berjudul “Kepada Istriku” (hlm. 48). Ia mengatakan:

“...telah kutemukan matahari terbit/dan beredar di aliran darahmu/sinarnya terang bagai rinduku/bila malam bertandang, bulan/menyerupai rasa kangen..”

A.M. Amrin menyerupai argumentasi Zizek, di mana gap antara realitas tubuh tidak bisa dipisah dari jagad fantasi. Di dalam kata “kamu” yang merujuk pada “istri”, fantasi berupa kerinduan, dan rasa kangen dari diri penyair bergumul sejak awal (from the very beginning). 

Representasi ide Zizek dalam puisi A.M. Amrin semakin kental, jika kita membaca puisinya berjudul “Kepada Ibuku” (hlm. 47). Sosok ibu sebagai realitas material, dan dimensi spiritual ketuhanan, telah melebur sejak awal. Ia mengatakan:

“...hatimu/tempatku sembahyang/tempatku menemukan tuhan/yang hilang/bila tangisku tangismu/dan tangismu adalah tangis-MU/tak perlu lagi kusimpan air mata...”

Zizek juga memberi catatan, bahwa salah satu mekanisme melepaskan kesadaran dari yang material menuju yang spiritual, dapat dilakukan melalui kekuatan verbal, kata-kata kotor dari pasangan seks yang memancing fantasi, dan imajinasi. Zizek mengatakan:

“...as part of sexual intercourse, one partner asks the other to go on talking, usually narrating something “dirty” – even when you hold in your hands the “thing itself” (the beloved partner’s naked body), this presence has to be supplemented by verbal fantasizing…”

Kekuatan kata-kata kotor bagai kekuatan mantra suci; sama-sama menghanyutkan kesadaran, dan melemparkannya ke dimensi fantasi yang spiritual. Penyair A.M. Amrin juga pelaku yang mengalami kakuatan kata sebagai pelepas dirinya dari yang material ke yang spiritual, seperti dalam puisi bertitel “Petik Laut” (hlm. 5):

“...dan buih di bibirku menjadi manik-manik mantra berkilau di bibirmu: sandoroaraikurcap cap sandoroaraikurjem. Meletuplah lidah gelombang menelan sampan-sampan. Dan melayanglah ruhku bersatu dengan ruhmu: ruh laut.”

Paragraf puitis di atas hendak menggambarkan bagaimana ritual Petik Laut, salah satu jenis ritual kebudayaan di Madura, berjalin kelindan dengan mantra-mantra yang verbalistik, dan hasil puncaknya berupa ekstasi spiritual, yakni penyatuan ruh manusia dengan ruh laut. Di sini dapat dikatakan, baik hubungan seksual seperti topik Zizek pun kultur Petik Laut yang dibahas A.M. Amrin, adalah perkara-perkara materialitas, yang akibat ada peran sentral bahasa verbal menjadi gerbang terbuka menuju dimensi spiritual.

Jika kita bertanya: mengapa manusia mampu lepas dari materialitas realitas ini, baik seksualitas maupun kegiatan sosial-kultural pada umumnya? Slavoj Zizek memberikan catatan penting. Ia mengatakan: “This worked for the actor because he was obviously not in a personal love relationship with the actress – her body was more a living sexbot for him.” Lalu sastrawan A.M. Amrin pun menjadika Petik Laut sebagai batu loncatan, dan dalam bahasa Zizek, A.M. Amrin itu “was obviously not in a personal love relationship with the” Petik Laut.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan, jika Slavoj Zizek menyadarkan kita, bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, seksualitas menjadi terowongan menuju dimensi spiritual. Maka, sejak tahun 2017 silam, A.M. Amrin sebagai Penyair Kelamin dari Madura sudah jauh-jauh membicarakannya melalui kumpulan puisinya, yang terbit berjudul “Damar Kembang”.

7 Mei 2020.

*) Imam Nawawi, lahir di Sumenep 1989. Sempat belajar di beberapa pondok pesantren seperti PP. Assubki Mandala Sumenep, PP. Nasyatul Muta'allimin Gapura Timur Sumenep, PP. Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, PP. Hasyim Asy'ari Bantul Yogyakarta, PK. Baitul Kilmah Bantul Yogyakarta, PP. Kaliopak Bantul Yogyakarta, dan PP. Al-Qodir Sleman Yogyakarta. Kini sedang menempuh pendidikan jenjang S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

http://sastra-indonesia.com/2020/05/slavoj-zizek-dalam-puisi-puisi-ahmad-muchlish-amrin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt