Rabu, 20 Januari 2021

MEMBACA UNTUK MEMAHAMI “ALAM PIKIRAN YUNANI” BUNG HATTA

Dwi Klik Santosa *

Setiap bangsa, betapa juga biadabnya, mempunyai dongeng dan tahyul. Ada yang terjadi karena diceritakan dari mulut ke mulut untuk menyegarkan cakrawala keseharian. Ada juga yang dimaksudkan sebagai muslihat untuk menakut-nakuti anak-anak, supaya ia jangan terlampau nakal.
 
Ada pula yang timbul atau muncul karena keajaiban alam, yang menjadi ihwal heran dan takut. Karenanya banyak orang yang lantas menyangka alam ini penuh dengan serba kegaiban dan keajaiban karena mitos dewa-dewa serta biduanda dan bidadarinya yang bermacam-macam itu.
 
Demikianlah, fantasi terbit sebagai cetakan pikiran, sebagai obyek atau produk peradaban manusia bermula. Semuanya itu barangkali menjadi sebuah ilustrasi bagaimana kreasi itu dimunculkan untuk memberi kekayaan khasanah. Dan, sebuah pernyataan dari seorang founding fathers kita itu, “mitologi atau dongeng adalah salah satu cara untuk melihat peradaban sebuah bangsa.”
 
Menyenangkan membaca buku Bung Hatta “Alam Pikiran Yunani”. Sebuah pencerahan saya rasa, dari ranah pengetahuan kebudayaan. Kita sama-sama tahu, siapa dan latar belakar Bung Besar ini. Seorang ekonom yang militan dan keras kepala dalam memperjuangkan prinsip-prinsip.
 
Hingga karena kuatnya pohon pokok yang dipegangnya, senantiasa menyisakan cerita yang getir menyoal hubungan dengan sohibnya Soekarno yang Bung Super Besar itu. Beda dan selisih pendapat. Dan mengisi lembaran kisah tersendiri dari sejarah pergulatan perjuangan bangsa ini mencari bentuk.
 
Adalah logika dan nalar dari sebuah analogi menarik risalah dari pergulatan bangsa Yunani dari abad lampau. Yang demikian mengalir dan dialektik menelurkan para pemikir yang kukuh dan teguh dalam eksplorasi menggali ”kebenaran” sebagai basis dari ilmu pengetahuan.
 
Pencarian dari hal yang baku soal apa, bagaimana klausul asal mula kehidupan. Menggenang dari yang paling awal, cerlang filosof alam, Thales (625 – 545 SM) bahwa dasar kehidupan itu bermula dari air. Beliau sang pujangga yang hidup di kisaran Mesir, konon sehari-hari tersugesti oleh mengalirnya Sungai Nil yang diangggapnya abadi.
 
Anaximandros (610 – 547 SM), murid Thales yang cerdas, tidak saja terpukau oleh cara gurunya berdialek dengan alam lalu memutuskan sebuah teori. Lantas beliau pun mencari akan ”asal’ dari segalanya. Beliau tidak menerima saja apa yang diajarkan gurunya. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Tetapi yang satu itu bukan air.
 
Menurut pendapatnya, barang asal itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan. Yang asal itu, yang menjadi dasar alam dinamai Anaximandros sebagai ”Apeiron”. Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini. Segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindra kita, adalah barang asal, yang tiada berhingga dan tiada berkeputusan, mustahil salah satu dari benda yang berakhir itu.
 
Segala yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang dingin. Dimana bermula yang dingin, di sana berakhir yang panas. Yang cair dibatasi oleh yang beku, yang terang oleh yang gelap. Dan bagaimana yang berbatas itu akan dapat memberikan sifat kepada yang tidak berkeputusan?
 
Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indera kita, semuanya itu mempunyai akhir. Ia timbul (jadi) , hidup, mati dan lenyap. Segala yang berakhir berada dalam ”kejadian” senantiasa , yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu kepada yang lain. Yang cair menjadi beku dan sebaliknya. Yang panas menjadi dingin dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi daripada ”Apeiron” dan kembali pula kepada ”Apeiron”. Begitulah, sampai pada analogi, Anaximandros menganggap jiwa yang menjadi dasar hidup itu serupa dengan udara.
 
Dan, begitulah, simpulan sebagai teori Anaximandros pun sangat-sangat menggelitik bagi Anaximenes (585 – 528 SM) untuk mencermati dan menggulatinya mengisi hari-hari. Sebagai murid yang cerlang beliau pun tak kalah gigih dan trengginas untuk bereksplorasi dan bereksperimen untuk menyelidiki kandungan dan misteri yang tersembunyi di balik ajaran dan simpulan Anaximandros gurunya.
 
Bahwa ”jiwa itu serupa dengan udara” sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain daripada udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini jadi satu, mendapat sorotan tajam dalam riset Anaximenes. Beliau pun membuka sebuah pertanyaan ; ”Gerakan apakah yang menjadi sebab terjadinya alam yang lahir banyak ragam dan macam itu daripada benda asal yang satu itu?”
 
Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes mencari jawabnya dengan memperhatikan pengalaman. Semuanya terjadi dari udara. Kalau udara diam saja, sudah tentu tidak terjadi yang lahir itu dengan berbagai macam dan ragam. Sebab itu gerak udaralah yang menjadi sebab jadinya. Udara bisa jarang dan padat. Kalau udara menjadi jarang, terjadilah api. Kalau udara berkumpul menjadi rapat, terjadilah angin dan awan. Bertambah padat sedikit lagi, turun hujan dari awan itu. Dan air terjadi tanah, dan tanah sangat padat menjadi batu.
 
Anaximenes berpendapat, dunia ini datar seperti meja bundar, dan di bawahnya ditopang oleh udara. Udara yang mengangkatnya itu tidak punya ruang buat bergerak dan bersebar, sebab itu tetap duduknya. Dan oleh karena itu bumi ini tetap pada tempatnya. Matahari, bulan dan bintang itu dilahirkan oleh bumi. Uap yang keluar dari bumi naik ke atas. Di atas ini jadi jarang, dan sebab itu menjadi api. Api itu menyala menjadi matahari, bulan dan bintang. Yeaaahhhh...
 
Menyenangkan rasanya, membaca dan mencerna logika yang indah dari para pujangga-pujangga masa lampau. Begitu tekun. Begitu kukuh. Betapa seorang yang berdedikasi tinggi untuk membuka tabir misteri semesta ciptaan Yang Tunggal dan Maha Mencipta.
 
Tidak ada yang sempurna. Begitulah, lalu menimbulkan ”kecurigaan” dan lantas ”disangkal”, diteliti ulang, dan ditelurkan lagi simpulan sebagai teori. Mengalir secara dinamis dan dielektik, saling menggenapi dan berparadigma, dari para pecinta hidup dan pemilik kesetiaan yang luar biasa, mengalir dari Herakleitos, Xenophanes, Parmenides, Zeno Melissos, Phytagoras, Empedokles, Anaxagoras, Leukippos, Demokritos, Protagoras, Gorgais, Hippias, Prodikos, hingga pada babak klasik yang monumental, Trilogi Sokrates, Plato, Aristoteles, dan masa-masa Yunani setelahnya dalam zaman Helen Romana.
 
Buku ”Alam Pikiran Yunani” karya Bung Hatta secara utuh dalam buku terbitan Universitas Indonesia Press (UI-Press) sebenarnya terjilid lengkap dari 3 (tiga) buku. Yaitu yang tersusun dari Filosfofi Mula (Alam), Filosofi Sofisme dan Klasik serta Filosofi Helen-Romana. Ditulis sewaktu beliau menjalani pembuangan di Digul.
 
Dengan sebuah keyakinan, bahwa, siapa tahu, catatan-catatannya ini nanti akan berguna bagi generasi penerus setelah bangsa ini merdeka. Menjadi sebuah cara, untuk bercermin dan pembelajaran yang sebaik-baiknya bagi anak bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan dengan karya-karya agung yang bisa memajukan ilmu pengetahuan, akal budi dan meninggikan harkat nusantara sebagai entitas salah satu peradaban universal yang adiluhung.
 
2012

*) Dwi Klik Santosa, lahir 9 Januari 1974, sebagai anak kedua bapak Siswo Suwarno dan ibu Satiri. Pernah menjalani pendidikan akademis di Jakarta dan Jogja (pada jurusan Komunikasi, UPN Veteran Jogyakarta), dan selama malang-melintang menjadi mahasiswa terpinalti sebagai aktivis. Pernah menjadi wartawan, dan mendirikan sanggar bermain bagi anak-anak dan remaja di kampung lahirnya. Pegiat seni-budaya, berkelana dan singgah dari tempat ke tempat di Sukoharjo, Solo, Jogja dan Jakarta. Bekerja sebagai copywriter di Zentha Hitawasana, Jakarta. http://sastra-indonesia.com/2021/01/membaca-untuk-memahami-alam-pikiran-yunani-bung-hatta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt