Sabtu, 30 Januari 2021

Puisi, Bukan Sekadar Merangkai Kata

Soni Farid Maulana
pikiran-rakyat.com
 
DALAM sebuah kesempatan di Leiden, pada tahun 1999 lalu seusai mengikuti Festival de Winternachten di Den Haag, Belanda, penyair kenamaan asal Belanda, Remco Campert mengatakan, bahwa menulis puisi bukan sekadar merangkai kata. Di dalamnya ada sejumlah pengalaman yang diekspresikan. Dalam kaitan itu seorang penyair harus memberikan perhatian dengan serius pada bagaimana ia membangun makna dalam larik demi larik puisi yang ditulisnya.
 
Makna yang dimaksud tidak hanya dalam konteks mencipta simbol atau metafora, tetapi juga dalam hal menulis kalimat, yang rangkaian larik demi lariknya ketika dihimpun memperlihatkan keutuhan logika, sehingga makna yang muncul bisa ditangkap oleh pembaca tanpa mengalami hambatan apa pun. Ini artinya pada sisi yang lain, puisi tersebut berhasil membangun daya komunikasinya sendiri.
 
Sebagai penyair yang cukup terpandang di Belanda, Remco berteman baik dengan Rendra, penyair kenamaan dari Indonesia. Apa yang dikatakan Remco benar adanya, karena itu menulis puisi jelas tidak gampang. Dalam konteks yang demikian ketika seseorang ingin menulis puisi, ia tidak hanya wajib mengetahui apa dan bagaimana bentuk-bentuk pengucapan puisi, tetapi juga wajib mengetahui apa dan bagaimana metafora atau simbol itu beroperasi dalam sebuah teks puisi yang ditulisnya.
 
Berkait dengan persoalan di atas, laman Mata Kata kali ini menampilkan sejumlah puisi yang ditulis oleh Ardi Mulyana Haryadi (Garut), Iis Sumiati (Bandung) dan Fahmi Nur Almustaqim (Bandung). Dari sejumlah puisi yang dikirim Ardi, redaksi memilih satu puisi yang diberi judul Perahu Kayu. Puisi ini relatif baik dibandingkan dengan sejumlah lainnya, walau menimbulkan pertanyaan yang cukup mendasar, bertitik pangkal pada pilihan diksi sebuah kayu yang diungkapnya pada larik pertama. Pertanyaannya adalah sebuah kayu seperti apa yang bisa jadi perahu sebagaimana digambarkan pada larik ketiga? Sementara itu dalam sejumlah puisi yang ditulis oleh Iis Sumiati maupun Fahmi relative beresih dari persoalan logika dibanding dengan apa yang ditulis oleh Ardi.
 
Lepas dari semua itu, ketiga penyair tersebut di atas mempunyai bakat yang kuat untuk jadi penyair, dengan catatan, menulis puisi harus terus didalami dengan menambah pengetahuan pada bentuk-bentuk penulisan puisi maupun dalam hal memperkaya diri sendiri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Itu tidak hanya dari ranah filsafat, politik, dan ekonomi, tetapi juga dari ranah budaya, termasuk di dalamnya dari berbagai ranah seni tradisonal.
 
Apa sebab? Karena menulis puisi pada akhirnya bukan hanya persoalan hati belaka, di dalamnya ada persoalan intelektual. Rendra menyebutnya, hati dan pikiran harus menyatu. Sehubungan dengan itu, sekali lagi, menulis puisi bukan berdasar pada daya khayal, tetapi berdasar pada pengalaman batin, yang diolah dan ditulis ulang dalam bentuknya yang baru, yang disebut dengan dunia rekaan itu.
 
Sajak-sajak Ardi Mulyana Haryadi
Perahu Kayu
 
Ini ada titipan sebuah kayu
Dari cinta kasih orang tuaku
Katanya, “berlayarlah nak, samudra ganas itu temanmu”
Aku tak mengerti apa artinya itu
 
Seakan dunia ini padam
Tapi sauh yang kutemu itu pas
Ya, sangatlah pas
 
Dan, layar yang terbuat dari sebuah sajak pun terkembang sudah
Perahu kayuku itu sudah jadi
Tinggal mencari jati diri, di lautan
 
Garut, 2011
 
ARDI MULYANA HARDI, lahir di Serang, 13 November 1987. Saat ini yinggal di Kp. Pasar 03/04 Ds. Wanamekar Kec. Wanaraja Kab. Kab. Garut 44183. Pendidikan Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Linguistik UPI Bandung. ratusan puisinya tersimpan rapi di dalam blognya ardimulyana87.blogspot.com baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, dan bahasa Inggris. Kumpulan karyanya dikemas dalam bentuk buku elektronik yaitu Menulis di Atas Badai (evolitera. 2010), Ketika Guru Menggugat (evolitera, 2010), Diudak Kinasih kumpulan sajak Sunda (evolitera, 2011). Dan saat ini sedang melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Linguistik.
 
Sajak-sajak Iis Sumiati
Kepadamu Ibu
 
Arus sembahyangku mengalir ke dalam hati
Ibu, menanamkan akar-akar kasih yang patah
Dalam derita rindu anaknya
Mungkin tak akan kurangkul sebuah doa
Jika harum cintamu tak singgah di antara tangisku
 
Ibu, apakah sajadah sucimu berisikan air mata
Sebab kulihat awan mengiringi suara hembusan
Kasih sayangmu yang kian hambur
 
Aku membuat ranjang-ranjang cinta untukmu
Walau raut wajahmu mencairkan matahari
Tapi aku akan mengantarkan sekeping rembulan
Pada malam tahajudmu
 
Ibu,,apakah aku masih belahan jiwamu
Atau,
Hanya serpihan debu jejak usiamu
 
Tangisan di Akhir Cerita
 
Awalku adalah senyuman
Tersungging manis tak bertepi
Seakan menceritakan semua yang terjadi
Tentang kisahku bersama malaikatku
 
Senyumku menembus segala ruang
Menyelinap di kalbu
Tapi sekarang menggores luka
Karna dia
Yang kucinta telah berbuat dusta
 
Ruangku adalah hidupku
Sekarang tak ada mimpi indah lagi
Kini hanya hati yang lelah
Dan hati yang menangis
Di akhir cerita.
 
Akhir Perjalanan
 
Tertidur aku dalam perjalanan hidupku
Beralaskan tanah
Diselimuti udara dingin
Hembusan nafas telah terhenti
Di bawah nisan
 
Balutan kafan membungkus tubuhku
Dihiasi binatang-binatang
Yang ikut membungkus tubuhku
 
Terpenjara aku dalam kubur
Tanpa suara
Membuat suasana menjadi hening
 
Ruang gelap tanpa cahaya
Di sinilah sekarang aku berada
Dalam kubur ranpa suara.
 
* Iis Sumiati lahir di Bandung pada 15 Januari 1992. Agama Islam. Alamat surat chamyeljamyel@yahoo.com
 
Sajak-sajak Fahmi Nur Almustaqim
Pasar Malam
 
Bising mendengar manusia berbicara satu sama lain
Diiringi gemuruh suara motor yang berknalpot rombeng,
Di dalam tong-tong sampah menurut orang kota
 
Deru mesin menari, mengalun, mengitari arena komidi putar
Kios baju, kios mainan, warung makan, pencopet,
dan para penjaga karcis ikut berjoged
Terbawa dendangan irama musik dari para pedagang CD bajakan
 
Malam ini semuanya menjaga mata
Tak kan berkedip sampai pagi hari
Karena esokhari para penari, manusia pecinta malam akan pergi
Untuk mencari lagi ladang yang sepi, untuk sesuap nasi
 
Syair untuk Sha
 
Sha, langit kini biru bersih dari dosa
Sungai mengarak sampai kekota berlumpur duka
Riskan jika kau pergi tanpa ada cerita
Ingin kau terdiam, terlelap penuh cinta dan makna
 
Sha, tangisanku bukan air mata buaya
Ini hati yang lirih, karma clausa tertawa
Bukan karenamu mendung pagi jadi derita
Tak tahan hati dikutuk menjadi manusia nista
 
Sha, sungguh aku rindu
Semua tentang dirimu yang kemayu
Tak tega jika dirimu pilu
Terkantuk karna semua hal yang ambigu
 
Sha, kau tesenyum aku ibarat kutu
Kutu yang bahagia lalu tertimpa batu
Sedih hati bila dirimu membisu
Terdiam seraya hadir dalam pikiranku.
 
* Fahmi Nur Almustaqim mahasiswa STSI Bandung Jurusan Teater. anggota Forum Pemahaman Nilai Islam.
 
***
http://sastra-indonesia.com/2011/06/puisi-bukan-sekadar-merangkai-kata/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt