coklat retina
melenggang dalam angin
menyergap pandangan
/2/
mata sewarna hujan
gerimis dalam jantung
penuh debur
/3/
cahaya bianglala
mengoyak rambut pantai
kilaunya tiba ke jiwa
/4/
bibir mawar
mengembangkan kelopak basah
mengaduh pada gigitan pertama
/5/
siapa berselancar pada pipi
ciuman sekeping hati
dari pantai
/6/
pada leher
dikalungkan mimpi
“katak membakar matahari”
/7/
belakang kuping
tersembunyi gelisah
tiupan nafas lepas
/8/
disandarkan harapan
remang pundak
lembut amat
/9/
puting waktu
digigit pelan-pelan
pemburu mencari jalan pulang
/10/
bukit tanpa rumputan
pendakian pertama
embun beku pada lidah
/11/
sembunyi di sela bukit
cuaca mengirimkan gerimis
basahlah waktu
/12/
dari pusar
dimasukinya rumah rahasia
penuh warna musim
/13/
dalam pusar
labirin abu-abu
mencari jendela
/14/
lembah menganga
sebuah pintu terbuka
siapa berlabuh sesubuh ini?
/15/
sepasang kaki
menjepit musim
ketika sepi
/16/
perahu kertas
tak koyak oleh air
mengalir dari jantung
/17/
5 cm lagi
kita sampai
gerbang pertama
/18/
tinggalkan tempurung
menarilah di panggung
ballerina, ballerinaku
/19/
berciuman di bawah hujan
dibaca dalam remang
“pisau itu selalu menusukku”
/20/
centhini menutup pintu
desahnya tak terdengar
oleh telinga hari
/21/
sebuah meja
sepasang donat
laut pada mulut
/22/
sebuah kursi
20 jemari
merapat pada punggung
/23/
sebuah lampu
tanpa cahaya
wajahmu mendekam dalam jiwa
/24/
halaman 109
dibaca pagi-pagi
sungai menemu muara
/25/
gerimis dari shower
sepasang ikan telanjang
tanpa sirip mereka berenang
/26/
ranjang ungu
bunga ungu
tangan kita meremas lalu
/27/
bayang-bayang pada dinding
cahaya dari jendela
persetubuhan kupu-kupu
/28/
selat, feri, angin
melepas kita
ke tanah merdeka
/29/
tembakau tinggal batang
di ladang tanpa hujan
kuhirup bau tubuhmu semalaman
/30/
daging siwalan
kukecap pada senja
kutulis pada cuaca
/31/
gurita bakau
tak bisa sembunyikan kau
ke sejuta akar
/32/
ladang garam berkilat
tak bisa kita bercermin
pada keruh
/33/
alun-alun cuma hiruk
tak segemuruh jantung
pada bilik sendiri
/34/
semangkuk mie ayam
pedasnya menyengat malam
oleh dekapan
/35/
trotoar dan akasia
lampu jalan dan kata-kata
mengalir bersama
/36/
pada bab 04
barisan semut melabrak martabak
saat kita sibuk membaca
/37/
ruang klas, diskusi, perbincangan
terasa asing
di tengah belukar tanpa nama
/38/
dengan becak
dikelilinginya dunia
sekejap hanya
/39/
siapa tertidur
di atas bukit-bukit
sehabis mendaki
/40/
rak buku, kipas angin pada dinding
diciumnya rambut
pada halaman sampul
/41/
mangrove abu-abu
menyergap retinamu
cuaca gelisah selalu
/42/
kepiting warna-warni
lumpur pasir
mengajakmu kembali
/43/
seribu akar
membelit jantung
tersadap perlahan
/44/
burung-burung sederhana
berbondong dari laut utara
menyerbu lindap bakau
/45/
perahu tanpa nakhoda
membelah sendiri rawa-rawa
jemari kita lekat bersama
/46/
di dapur
angin telanjang
terbujur pada penampang meja
/47/
di kursi
detik bercumbu
kaki bertumpu
/48/
di lantai
permadani bulu
terasa hingga ke hulu
/49/
pintu terbuka tanpa salam
laut melebur pada dada
menaburkan percik ombak
/50/
hujan menyemaikan amarah
pada rindu
pada beku
/51/
padat jalanan melahirkan umpat
pada gelisah
pada istirah
/52/
seliat jas hujan
tersedia
pada cuaca
/53/
dalam selimut
ada yang menggigil
oleh kabut
/54/
dalam ruang
ada yang meremang
oleh ciuman
/55/
dalam pagi
ada yang menari
meremas jemari
/56/
jauh-dekatnya jarak
hanya hati
yang mengerti
/57/
panjang-pendeknya waktu
hanya cinta
yang tahu
/58/
bersembunyi pada kota
menemu labirin
tanpa jendela
/59/
ca jamur kita kunyah pada gunung
kabut turun dari pucuk
meminta dekapan
/60/
ke dalam jaket
dibenamkan rindu
hingga dasar
/61/
di pasar agro
ruang mengembang
pada selayar
/62/
sekeranjang buah
seikat sayur
merenangi kecipak matahari
/63/
seribu gerutu
terpelanting dari bibir
dahaga dirajam jarak
/64/
pada terminal
sungai menanti
kunjungan muara
/65/
roda berputar
menjinjing gelisah
menuju kota
/66/
seiris pizza
pandangan asing
tersaji bersama
/67/
sebuah kamera
memanah bayang-bayang
sebutir apel di atas kepala
/68/
akar bakau di jalan raya
membangun ketakutan sempurna
menuju pulang
/69/
ciuman pada pipi
di udara terbuka
sejuta mata menganga
/70/
siapa melesat kelu
memburu waktu
bawah jembatan
/71/
selalu tak rela
menerima jarak
saat bersua
/72/
dicarinya helm
di rumah sebelah
diamput! tak ada
/73/
membaca bersama
kisah-kisah kemarin
dalam kabut senja
/74/
pesan menyalak
“kamu di mana?”
tersesat pada ketiak
/75/
semangkuk bakso
segelas es buah
tanpa bicara
/76/
gazebo berpintu
kolam ikan
kita kunyah siang-siang
/77/
bypass bawah terik
sate jamur
hanyalah kisah
/78/
segelas air putih
nasi urap
diaduk guyur tatapan
/79/
es degan
tanpa sedotan
mengembun tepi jalan
/80/
lampu merah
pengumuman menyergap
telinga pejalan
/81/
papan tulis, penyejuk udara
seribu wajah
gugur padamu
/82/
sepasang hp
mencatat kisah
pada angkasa
/83/
jalan kecil penuh lubang
pagar bambu, ladang pisang
berhenti pada pintu
/84/
kucing kecil
menyergap kotak pensil
dengan pita merah muda
/85/
dua matahari
bergumul
pada jantungmu
/86/
kali kecil
selingkung pohon pisang
gadis sendiri menulis sepi
/87/
tak menangis
pisau mengiris
kersik hati
/88/
kamar mandi mendaraskan
wangi parfum
kupu-kupu telanjang
menyambut gayung
/89/
ada yang menangis
di seberang
lirih tertahan
/90/
sebuah prasasti
dipahatnya di dada
saat pagi
/91/
ruang karaoke
ac membeku
tanpa lagu
/92/
sepiring rujak
di kafe
kukunyah retina
/93/
di mana disembunyikan tubuh
di ruang terbuka
tak teduh
/94/
pada sofa rambut menjuntai ke jantung
laut bergelombang
riuh berlabuh
/95/
tas hitam, tangga lantai dua
labelnya terjatuh
pada bibir
/96/
sepasang sepatu
menyeru namamu
dari etalase terbuka
/97/
menghalau terik
dari tempat parkir
tak sampai-sampai
/98/
memburu kucing
dari sudut ke sudut
bertemu di rak buku
/99/
berdiri di bus
menyeberang selat
menanti duduk
/100/
haiku pertama
tak kan berakhir
pada ujung
***
http://sastra-indonesia.com/2010/10/100-haiku-tengsoe-tjahjono-untuk-thalia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar