Minggu, 14 Februari 2021

Buku dan Semangat Mencerdaskan Bangsa

Akhmad Sekhu *
 
Dalam buku Tempat-tempat Imajiner: Perlawatan ke Dunia Sastra Amerika terbitan Yayasan Obor Indonesia terjemahan Sori Siregar, Erwin Yusbar Salim, Ayu Utami, terdapat sebuah cerita, dimana Michael Pearson, penulis buku tersebut, tidak sengaja mendengar obrolan anaknya dengan sekelompok temannya. Mereka membicarakan pekerjaan ayah masing-masing. Ia ingat betul anaknya berkata, “Pekerjaan ayahku membaca buku.” Ia menyesal karena ia tidak mampu mengatakan sesuatu yang lebih menarik atau lebih mempunyai alasan kuat daripada mengatakan itu.
 
Namun, anaknya toh mendekati kenyataan. Membaca buku, lantas membicarakannya di kelas dengan para pendengar – yang sebagian besar memperhatikan dirinya karena mereka diwajibkan untuk itu – memang itulah yang dikerjakan untuk sisi baik hidupnya. Namun, baginya buku juga selalu berarti petualangan, suatu kesempatan untuk menjejahi wilayah yang tidak kukenal, sebuah jalan untuk sesaat melepaskan diri dari dunia ini lantas menemukannya kembali.
 
Aku membayangkan bagaimana anakku, Fahri Puitisandi Arsyi, kalau besar nanti melakukan hal yang sama seperti anaknya Michael Pearson, membicarakan pekerjaanku pada teman-temannya, bahwa pekerjaanku membaca buku. Apakah aku akan menyesal seperti menyesalnya Pearson karena tidak mampu mengatakan sesuatu yang lebih menarik atau lebih mempunyai alasan kuat daripada mengatakan itu? Sebuah kenyataan bahwa aku membaca buku, kemudian menuliskan resensinya di berbagai media massa. Ya, sekarang pekerjaanku memang sebagai pengamat buku yang menulis resensi di media massa.
 
Sebagaimana nasib tragis profesi penulis di negeri ini, demikian juga dengan aku yang menjadi penulis resensi buku pendapatannya tak seberapa sehingga selalu mendapat protes keras dari istriku karena hanya untuk membeli susu anakku saja tidak sanggup. Anakku memang sekarang masih balita, entah, bagaimana kalau sekarang sudah besar tentu juga dipastikan akan protes karena tak bisa membeli kebutuhan gaya hidup layaknya anak-anak sekarang yang pola hidupnya sangat hedon. Selalu ingin berganti handphone sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru yang ada kamera canggih, bisa digunakan untuk facebook-an, bisa blogging, bisa chating, dan lain-lain.
 
Buku, entah mengapa benda ini selalu sangat menarik bagiku, dari sejak kecil, aku selalu tidak mau kalau diajak ibuku untuk shopping atau pergi ke salon. Sebuah kegiatan yang waktu itu sekitar tahun 80-an sangat jarang dilakukan oleh orang-orang di desa kami, desa Jatibogor, Suradadi, Tegal. Tapi ibuku yang dikenal sebagai “seorang kembang desa” dan memang cantik rupawan selalu rutin ke tempat perawatan kecantikan itu. Aku pun bangga, tapi kebanggaanku sebagai orang modern diwujudkan dengan gemar membaca buku. Sebuah kegiatan yang tahun 80-an, bahkan hingga sekarang jarang dilakukan, karena jangankan beli buku, untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja masyarakat desa masih kekurangan.
 
Tapi aku yang kemudian dikenal kutu buku dan memang oleh karena itu banyak pengetahuan jadi setiap ibuku pergi ke salon selalu saja aku menuliskan pesanan sejumlah buku untuk dibelikan. Aku benar-benar menjadi orang rumahan yang jarang pergi kemana-kemana, kecuali selalu di rumah saja. Hingga pulangnya ibuku dari salon selalu aku tunggu-tunggu, bukan karena oleh-oleh makanannya yang lezat-lezat, tapi sejumlah buku-buku yang tentu bagiku amat sangat bermanfaat. Kegemaranku membaca buku itu pun sampai sekarang masih tetap aku pupuk.
 
Mahalnya harga buku tidak menyurutkan aku menjadi kutu buku karena aku punya tips yang praktis untuk mendapatkan buku-buku baru, yaitu menjadi penulis resensi buku. Kalau tulisan resensiku dimuat maka aku mendapatkan buku-buku baru pada penerbit. Dalam hal ini aku dengan penerbit buku menjalin hubungan mutualisme yang memang sama-sama menguntungkan. Dengan dimuatnya resensi buku berarti aku membantu promosi buku-buku baru jadi penerbit dengan senang hati selalu memberi buku-buku baru untuk kembali aku tulis resensi buku lagi.
 
Pengalaman pertama aku menulis resensi buku, sepuluh tahun lalu, sekitar tahun 1999-an, ketika saya masih kuliah di Yogyakarta. Berawal dari sebuah diskusi yang pembicaranya dari para penerbit, panitia penyelenggara berinisiatif melakukan pengundian dengan hadiah buku-buku dari para penerbit, dan aku ternyata termasuk yang memenangkan undian buku. Pulangnya langsung aku mencoba belajar menulis resensi dan dikirim ke sebuah media massa, tapi tidak dimuat. Kemudian, aku ralat tulisan resensi buku berulang kali revisi sampai akhirnya dimuat di media massa Jakarta, betapa sampai bahagianya karena honornya bisa untuk membayar kos selama enam bulan.
 
Dengan menulis resensi buku, aku mendapat keuntungan berlipat, yaitu honor dari media massa yang memuat resensiku dan sekaligus juga dapat buku baru lagi dari penerbit. Juga yang lebih penting lagi tentu saja, aku semakin bertambah pengetahuan dengan memuaskan kegemaranku selalu membaca buku. Harapannya, kalau sudah banyak buku maka aku punya niat akan membuat perpustakaan untuk masyarakat yang kurang mampu membeli buku yang memang harganya masih melambung tinggi sehingga semakin tak terjangkau bagi tangan-tangan masyarakat yang ingin meraih cita-cita setinggi mungkin.
 
Masih melambungnya harga buku dikarenakan terutama karena masih mahalnya harga kertas. Kertas, yang pertama kali ditemukan oleh Ts’ai Lun, seorang penemu kertas pada abad ke-2 di Cina, dan teknik pembuatan kertas baru menyebar ke seluruh dunia di abad ke-12. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat. Kini penggunaan kertas telah menjadi begitu umum sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia ini tanpa kertas.
 
Di Cina, sebelum ada penemuan kertas, umumnya buku dibuat dari bambu. Buku yang terbuat dari kayu tentu berat dan kaku. Ada juga buku dibuat dari sutra, tapi tentu harganya sangat mahal sekali. Sedangkan di Barat, sebelum ada penemuan kertas, buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papirus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi, dan Mesir. Sekarang, setelah penemuan mesin cetak, bahan hingga sampai mesin cetak super canggih yang mampu produksi sangat banyak dalam waktu singkat, semestinya harga buku murah. Tapi entah mengapa harga buku sekarang malah sangat mahal bahkan sampai tidak terjangkau oleh khalayak masyarakat banyak.
 
Kalau harga BBM bisa diturunkan, mengapa harga buku tidak? Kalau penurunan harga BBM sudah ada yang menjadikannya sebagai kampanye politik, tapi mengapa tidak ada caleg atau capres-cawapres yang juga mengusung penurunan harga buku?! Mereka yang maju di pemilu sebagai calon pemimpin negeri ini seharusnya peduli dengan nasib buku yang tampaknya makin terpuruk sehingga makin memperparah krisis negeri ini yang masih berkepanjangan sampai saat ini.
 
Untuk sebuah niat baik, tidak ada kata terlambat, karena itu ayo para pembesar negeri ini; mulai dari presiden dan wakil presiden yang baru serta jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2, para anggota legislatif yang baru dilantik dan kini duduk empuk di Gedung DPR/MPR Senayan, para gubernur, para walikota, para bupati, para camat, para lurah, para kepala desa, para ketua RW, sampai para ketua RT, demi kemajuan bangsa, ayo kita satukan tekad untuk memperjuangkan turunnya harga buku dan juga mengkampanyekan kegemaran masyarakat untuk membaca buku. Sebuah kegiatan yang nantinya akan mampu membawa negara ini menjadi lebih bermartabat di mata dunia internasional. Sesuai tujuan nasional yang dirumuskan para pendiri negeri ini bertekad mencerdaskan kehidupan bangsa dengan pembukaan undang-undang dasar 1945. Betapa gairah semangatnya masih dapat kita rasakan sampai sekarang.
 
09 October 2009
 
*) Akhmad Sekhu lahir di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, besar di “Kota Budaya” Yogyakarta, kini hijrah ke “Kota Gelisah” Jakarta, yang insya Allah dalam hidupnya ingin selalu berkarya. Menulis berupa puisi, cerpen, novel, esai sastra-budaya, resensi buku, artikel arsitektur-kota, kupasan film, telaah tentang televisi di berbagai media massa, juga banyak mengerjakan penulisan buku biografi karier dan kisah kehidupan, kini bekerja sebagai wartawan Majalah Film MOVIEGOERS.
http://sastra-indonesia.com/2012/04/buku-dan-semangat-mencerdaskan-bangsa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt