Eka Kurniawan *
Kompas, 11 Mei 2008
SEKIRANYA Borges masih hidup, barangkali ia akan menjadi penulis paling
getol online. Bagaimana tidak, banyak orang yang percaya, sebelum internet
ditemukan, Borges telah ”memimpikan” dunia internet dalam cerita-cerita
pendeknya. Ingat perihal ensiklopedia yang disusun secara diam-diam oleh
sekelompok orang sehingga menghasilkan dunia yang baru? Bukankah hal ini
sekarang menjadi mungkin dengan perangkat lunak wiki sebagaimana dipergunakan
di wikipedia.org? Atau perihal teks yang bisa merujuk ke teks lain tanpa batas?
Sejak ditemukan internet, kita sudah mengenal ”link”.
Terlepas dari impian Borges tersebut, tak terelakkan internet telah menjadi
rujukan penting bagi kebanyakan orang, termasuk para penulis. Saya
mempergunakan Google Book untuk membaca beberapa catatan perjalanan orang-orang
Eropa yang datang ke Indonesia di masa kolonial, untuk satu riset tulisan fiksi
saya, misalnya. Demikian pula Google Map, dengan teknologi citra satelit yang
konon paling telat umurnya dua tahun ke belakang, kita bisa memastikan detail
geografis satu tempat. Dalam hal ini, Anda bisa jauh lebih akurat dari Karl May
sekiranya mengisahkan kehidupan suku Indian tanpa pergi ke Amerika.
Tak disangsikan, internet telah membentuk kultur baru produksi dan
reproduksi. Dalam dunia sastra di Indonesia, sederhananya, kultur itu telah
berawal ketika penulis tak lagi pernah pergi ke kantor pos untuk mengirimkan
naskah. Tentu saja kultur ini semestinya bisa jauh dari itu. Internet dipercaya
tak sekadar sebagai narasumber yang mencengangkan untuk berbagai hal, dari
bumbu yang tepat untuk satu resep masakan hingga racikan kimia yang tepat untuk
meledakkan jembatan; yang lebih penting lagi, internet juga merupakan suatu
media baru. Sebagaimana media baru umumnya, tentu saja ia memberi
tantangan-tantangan baru bagi proses kreatif baru.
Sebagai misal, melalui internet dan dunia digital, kita sekarang mengenal
berbagai jenis lisensi untuk karya kreatif. Jika sebelumnya barangkali kita
hanya memiliki dua dikotomi hak cipta: copyright dan domain publik, kini kita
memiliki lebih banyak alternatif. Sebagai pemilik karya cipta, barangkali
seorang pengarang tak menginginkan lisensi seketat copyright. Sebuah lembaga
nirlaba bernama Creative Common (cerativecommon.org) menawarkan berbagai jenis
lisensi yang fleksibel.
Software semacam Linux atau esai-esai di beberapa blog, juga banyak foto di
flickr.com didistribusikan dengan lisensi semacam ini sehingga Anda bisa
mengambil dan mempergunakannya tanpa harus takut dikira membajak atau
menjiplak. Kultur ini memungkinkan berkembang, saya pikir, hanya karena
penetrasi internet yang luar biasa.
”Blog”
Saya tertarik mengamati ini, terutama setelah akhir-akhir ini banyak
penulis semakin memaksimalkan fungsi-fungsi internet dengan membuat blog dan
saya beranggapan ini perkembangan yang penting untuk dicatat. Jika sebelumnya
para penulis lebih banyak berkerumun di komunitas-komunitas milis tertentu,
akhir-akhir ini semakin banyak yang hadir secara individu, menuliskan
pikiran-pikirannya melalui media bernama blog. Saya sendiri sebenarnya telah
lama menjadi pengunjung tetap blog-blog penulis yang saya anggap bermutu untuk
menunjukkan ini bukan hal baru, misalnya blog milik jurnalis Andreas Harsono
(andreasharsono.blogspot.com) atau milik kritikus film Totot Indrarto (pekde.com).
Tengok, misalnya, beberapa penulis yang baru-baru ini memutuskan untuk
menulis di blog: ada Djenar Maesa Ayu (djenar.com) dan kritikus seni rupa Adi
Wicaksono (adiwicaksono.com), serta penyair Binhad Nurrohmat
(binhadnurrohmat.com). Mereka menyusul penulis-penulis lain yang telah lebih
dulu. Beberapa yang saya ingat: penyair Hasan Aspahani
(sejuta-puisi.blogspot.com), Joko Pinurbo (jokpin.blogspot.com), Wayan Sunarta
(jengki.com), cerpenis Agus Noor (agusnoorfiles.wordpress.com), Ratih Kumala
(ratihkumala.com), Ook Nugroho (ooknurgoho.blogspot.com) juga Linda Christanty
yang menulis baik di blog sendiri maupun blog milik situs pantau.org.
Mungkin Anda masih sering kecele untuk memastikan, apa beda blog dengan
website? Sebenarnya ini juga pertanyaan umum yang diajukan kepada saya oleh
para penulis yang ingin memulai membuat blog. Secara sederhana, semua blog
adalah website, tetapi tidak sebaliknya. Situs seperti yahoo.com merupakan
website, tetapi jelas bukan blog. Ciri utama blog adalah website dengan konten
yang terus di-update, dan pengaturan kontennya secara umum diurutkan
berdasarkan waktu (mirip jurnal atau buku harian).
Ketika situs cybersastra.net diluncurkan sekitar akhir 90-an, pada dasarnya
ia telah mempergunakan prinsip-prinsip blog. Demikian pula ketika tahun 2000
saya bersama dua penulis, Linda Christanty dan Nuruddin Asyhadie
(nuruddinasyhadie.com), mendirikan situs bumimanusia.or.id, kami mempergunakan
software open source yang pada dasarnya juga blog. Software semacam itu telah
dibuat komunitas internet di masa-masa tersebut meski dengan standar keamanan
dan fleksibilitas yang barangkali masih rendah. Baru ketika software semacam
Movable Type dan WordPress muncul, blog menjadi istilah yang populer. Ditambah
pula layanan Blogger.com (blogspot.com) dari Google yang memungkinkan orang
untuk membuat blog secara lebih gampang tanpa harus mengerti hal teknis
instalasi software ke server. Hal ini semakin menjadi-jadi sekarang setelah
munculnya fenomena Web 2.0 yang mengisyaratkan akan internet yang menunjang
kreativitas sekaligus interaktivitas.
Kenapa saya beranggapan penulis yang membuat blog sebagai sesuatu yang
penting? Masih ingat belum lama ini ketika jaringan kabel bawah laut di Pasifik
terputus dan terputus pula hubungan internet? Sebenarnya yang terputus adalah
hubungan internet ke Amerika, sementara situs seperti kompas.co.id atau
detik.com yang menyimpan server di dalam negeri masih bisa diakses. Ini
semestinya segera menyadarkan betapa kita membutuhkan konten lokal dan, secara
pribadi, saya berharap kepada para penulis dari berbagai disiplin: sastrawan,
sejarawan, jurnalis, dosen, dan lainnya. Hal ini akan semakin dimungkinkan jika
mereka langsung bersentuhan secara personal di blog masing-masing.
Tentu saja konten lokal tersebut akan semakin berarti jika disimpan di
server lokal. Itulah kenapa saya lebih suka menganjurkan untuk mempergunakan
layanan blog lokal semacam dagdigdug.com atau blogdetik.com (dengan catatan
harus dicek apakah benar mereka menempatkan server di dalam negeri) atau melakukan
instalasi domain sendiri sehingga bisa memutuskan untuk memilih layangan
hosting ketimbang mempergunakan wordpress.com atau blogger.com.
Dengan semakin banyak penulis menulis di blog, bisalah secara sederhana
kita mengharapkan suatu ketika tercapainya swasembada konten lokal; tentu saja
terutama jika konten ini ditulis dalam bahasa Indonesia pula. Maka, jika
sesuatu terjadi pada jaringan internasional (kabel bawah laut putus atau
traffic mengalami kemacetan, misalnya), kita tak hanya masih bisa mempergunakan
jaringan internet dalam negeri, tetapi juga bisa mengakses konten-konten yang
diperlukan.
Media baru
Sebagaimana berbagai teknologi baru, blog sebenarnya telah dipergunakan di
Indonesia nyaris bersamaan dengan di belahan dunia lainnya. Selain masih
membutuhkan konten yang lebih kaya, harus diakui bahwa kita masih ”hanya
sekadar” pengguna. Kita bukan pencipta wiki ataupun berbagai perangkat lunak
blog: hanya mempergunakan apa yang tersedia.
Meskipun begitu, ini bukan alasan untuk patah semangat. Menulis blog
merupakan langkah kecil dari sesuatu yang kelak menanti. Ada banyak hal di
depan media baru yang terus berkembang ini; ada berbagai peluang mengkreasi
bentuk-bentuk seni yang khas, sebagaimana mungkin kesusastraan yang hanya bisa
dinikmati melalui media ini dan tidak di media yang lain sehingga mau tidak mau
kita mesti memberinya sebuah nama baru. Kita bisa merealisasikan gagasan Borges
tentang ensiklopedia fiktif kalau mau.
Sekali lagi, menulis blog bisa menjadi awal yang baik. Sebagaimana penyair
Joko Pinurbo akhirnya dipaksa mengenali kode-kode HTML ketika harus memasukkan
puisi-puisinya ke blog. Siapa tahu kelak ia mau mempelajari bahasa pemrograman,
seperti PHP dan Javascript, sehingga kelak dari tangannya bisa ditulis puisi
saiber yang sejati (dalam arti tak mungkin dinikmati di media non-saiber).
Sebab, ”Code is poetry,” begitu kata para programer WordPress. Ya, siapa tahu?
*) Eka Kurniawan, Penulis. https://sastra-indonesia.com/2021/01/sastra-sebab-kode-adalah-puisi/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A Jalal
A. Anzieb
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.P. Edi Atmaja
Abdoel Moeis
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdurrahman Wahid
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Acep Iwan Saidi
Achdiat K. Mihardja
Achiar M Permana
Adek Alwi
Adhi Pandoyo
Adib Baroya
Aditya Ardi N
Adri Sandra
Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Dermawan T.
Agus Mulyadi
Agus Prasmono
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Hasan MS
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Saifullah
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alawi Al-Bantani
Alfatihatus Sholihatunnisa
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alim Bakhtiar
Amie Williams
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amril Taufik Gobel
An. Ismanto
Andhi Setyo Wibowo
Andi Andrianto
Andong Buku #3
AndongBuku #3
Andrea Hirata
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Antologi Sastra Lamongan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia
Arafat Nur
Ardi Wina Saputra
Ardy Suryantoko
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Asarpin
Ashimuddin Musa
Asrul Sani
Astuti Ananta Toer
Atafras
Audifax
Awalludin GD Mualif
Ayu Nuzul
Azizah Hefni
B Kunto Wibisono
Bahrul Amsal
Bambang Kempling
Beni Setia
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Bloomberg
Bre Redana
Budaya
Budi Darma
Buldanul Khuri
Bustan Basir Maras
Candra Adikara Irawan
Candrakirana
Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur
Capres Cawapres 2019
Catatan
Ceramah
Cerpen
Chairil Anwar
Chicilia Risca
CNN Indonesia
Coronavirus
COVID-19
D. Zawawi Imron
Damiri Mahmud
Darju Prasetya
Darman Moenir
Deddy Arsya
Denny JA
Denny Mizhar
Devy Kurnia Alamsyah
Dhoni Zustiyantoro
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dien Makmur
Din Saja
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Donny Anggoro
Donny Darmawan
Dr. Hilma Rosyida Ahmad
Dwi Cipta
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dyah Ayu Fitriana
Ecep Heryadi
Edy Suprayitno
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Elok Dyah Messwati
Engkos Kosnadi
Erdogan
Erwin Setia
Esai
Esti Nuryani Kasam
Evan Ys
F. Budi Hardiman
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Fahrur Rozi
Faidil Akbar
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathul Qorib
Fatkhul Anas
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Festival Teater Religi
Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan
Fira Basuki
Forum Santri Nasional (FSN)
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Fuad Nawawi
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gde Artawan
Geger Riyanto
Geguritan
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Guenter Grass
Gus Ahmad Syauqi
Gus tf
Gusti Eka
Habib Bahar bin Smith
Haiku
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Han Gagas
Hary B Koriun
Hasan Basri
Hasnan Bachtiar
Heri Ruslan
Herman Hesse
Hertha Mueller
Heru Kurniawan
Hestri Hurustyanti
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
I Made Prabaswara
I Made Sujaya
IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah)
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idrus
Ignas Kleden
Iksaka Banu
Imam Jazuli
Imam Nawawi
Imammuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Mahadi
Indra Tjahyadi
Irfan Afifi
Irine Rakhmawati
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan ZS
J.S. Badudu
Jadid Al Farisy
Jajang R Kawentar
Jawa Timur
Jean Marie Gustave le Clezio
JJ. Kusni
Jl Raya Simo Sungelebak
Jo Batara Surya
John H. McGlynn
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN
Jurnalisme Sastrawi
K.H. Ma'ruf Amin
Kadek Suartaya
Kaheesa Kirania Putri Ayu
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardiasih
Kamaluddin Ramdhan
Kanti W. Janis
Karanggeneng
Kardono Setyorakhmadi
Kedai Kopi Sastra
Kedung Darma Romansha
Kemah Budaya Pantura (KBP)
KetemuBuku Jombang
KH. M. Najib Muhammad
KH. Muhammad Amin (1910-1949)
Khairul Mufid Jr
Khawas Auskarni
Khoirul Abidin
Khoshshol Fairuz
Ki Ompong Sudarsono
Kitab Arbain Nawawi
Kodrat Setiawan
Kompas TV
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Komunitas-komunitas Teater di Lamongan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Kopuisi
Kostela
Kritik Sastra
Kumpulan Cerita Buntak
Kurnia Effendi
Kuswaidi Syafi’ie
L Ridwan Muljosudarmo
L.K. Ara
Lamongan
Lan Fang
Lawi Ibung
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Literasi
Liza Wahyuninto
Lukas Luwarso
Lukisan
Lukman
Lukman Santoso Az
Lutfi Mardiansyah
M Farid W Makkulau
M. Faizi
M.D. Atmaja
Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar
Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S Mahayana
Manado
Manneke Budiman
Maratushsholihah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mario F. Lawi
Marsel Robot
Martin Aleida
Marwanto
Mashuri
Massayu
Masuki M. Astro
Masyhudi
Media Seputar Pendidikan
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Mereka yang Menjerat Gus Dur
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mien Uno
Moh. Dzunnurrain
Moh. Jauhar al-Hakimi
Mohammad Rafi Azzamy
Mohammad Rokib
Mohammad Yamin
Muafiqul Khalid MD
Much. Khoiri
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Alfatih Suryadilaga
Muhammad Antakusuma
Muhammad Fikry Mauludy
Muhammad Hafil
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad N. Hassan
Muhammad Subarkah
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Muhyiddin
Mukadi
Mukani
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musa Ismail
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang E S
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Nezar Patria
Noor H. Dee
Nunus Supardi
Nur Haryanto
Nur Wachid
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Okky Madasari
Olivia Kristina Sinaga
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Pameran Lukisan
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS HB Jassin
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Tarmuzie
Penculikan Aktivis 1988
Pendidikan
Pengajian
Pengarang kelahiran Lamongan
Pentigraf
Pepaosan
Perbincangan
Peringatan Hari Pahlawan 10 November
Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur
Pipiet Senja
Politik
Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
Pramoedya Ananta Toer
Presiden Jokowi
Prosa
Puisi
Puisi Menolak Korupsi (PMK)
Puji Santosa
Pustaka LaBRAK
PUstaka puJAngga
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudlotul Immaroh
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992
Ribut Wijoto
Riki Antoni
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Roland Barthes
Rosi
Rosihan Anwar
RR Miranda
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S. Jai
S.W. Teofani
Sabiq Carebesth
Sabrank Suparno
Safitri Ningrum
Sainul Hermawan
Sajak
Salman Aristo
Sandiaga Uno
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sarasehan dan Launching Buku
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Kuno Suku Sasak
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Satu Jam Sastra
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seni Gumira Ajidarma
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Pendidikan
Sergi Sutanto
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sirdjanul Ghufron
Siwi Dwi Saputro
Slamet Rahardjo Rais
Soediro Satoto
Soekarno
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sosiawan Leak
Sri Handi Lestari
Sri Wintala Achmad
STKIP PGRI Ponorogo
Subagio Sastrowardoyo
Sudarmoko
Sujatmiko
Sukarno
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahrudin Attar
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili
Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari
Sylvianita Widyawati
Tangguh Pitoyo
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Ilat
Teater nDrinDinG
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tias Tatanka
Timur Sinar Suprabana
Titi Aoska
Tiyasa Jati Pramono
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga
Toni Masdiono
Tri Broto Wibisono
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Umar Fauzi
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Jember
Universitas Negeri Jember
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Aji
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wiji Thukul
Wildan Nugraha
Wildana Wargadinata
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yerusalem Ibu Kota Palestina
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Herwibowo
Yuditeha
Yusri Fajar
Yuval Noah Harari
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zara Zettira ZR
Zehan Zareez
Zuhdi Swt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar