Rabu, 28 Juli 2021

Mencari Bangsa di Dalam Sastra

Manneke Budiman
pikiran-rakyat.com
 
Dalam berbagai diskusi dan perdebatan tentang sastra dan kebangsaan, kerap terbentuk opini atau kesan bahwa dalam khazanah sastra Indonesia modern, novel-novel Pramoedya Ananta Toer adalah contoh terbaik sekaligus klasik karya sastra yang berbicara tentang kebangsaan. Lebih jauh lagi, “derajat” kebangsaan karya-karya lain yang lahir pasca-Pram pun diukur dengan tetralogi Pram untuk dinilai kekentalan minat kebangsaannya.
 
Ini tentu saja bukan fenomena khas Indonesia. Dalam kancah sastra dunia, Salman Rushdie nyaris menjadi ikon bagi sastra tentang bangsa, dan ini dapat dimengerti mengingat kisah-kisah Rushdie kerap menjadi alegori bagi kisah-kisah tentang lahir dan matinya suatu bangsa. Dalam Midnight`s Children (1981), misalnya, kisah hidup tokoh utamanya yang sureal berlangsung paralel dengan kisah terpecahnya India menjadi dua bangsa.
 
Uncle Tom`s Cabin (1852), karya Harriet Beecher Stowe, meski bertutur tentang nasib para budak kulit hitam, tak urung bisa dibaca sebagai narasi perjalanan bangsa Amerika yang terbelah. Novel itu adalah juga kisah kaum kulit putih AS walau fokusnya adalah penderitaan para budak kulit hitam di perkebunan-perkebunan di selatan tanpa penulisnya harus berpretensi bahwa ia sedang mengguratkan kisah hidup suatu bangsa atau mempersoalkan kebangsaan di AS.
 
Novel D.H. Lawrence ternama yang menggegerkan, Lady Chatterley`s Lover (1928), memang merupakan kisah roman percintaan antara seorang perempuan aristokrat Inggris dan tukang kebunnya yang berasal dari kelas pekerja. Namun, siapa yang dapat menyangkali bahwa lewat novel itu pembaca secara gamblang bisa melihat benturan antarkelas sosial dalam masyarakat Inggris awal abad ke-20? Karya ini bagaikan kisah tentang dua “bangsa” yang hidup di satu negeri, masing-masing dengan sistem nilai dan prasangkanya sendiri tetapi mencoba untuk bersatu.
 
Karya sastra, agar sah disebut sebagai karya yang berbicara tentang bangsa, tak perlu harus secara eksplisit dan spesifik membedah isu-isu kebangsaan, seperti tetralogi Pram atau novel-novel historis Mangunwijaya, atau sajak-sajak perlawanan Chairil Anwar. Bangsa adalah sebentuk “kenyataan” yang mengendap di bawah kesadaran seorang individu yang menjadi warga bangsa tersebut, walaupun Benedict Anderson menyebutnya sebagai bayang-bayang, jika bukan angan-angan. Sadar atau tidak, langsung atau tak langsung, seorang penulis warga suatu bangsa sedang bercerita tentang bangsanya ketika ia menorehkan tinta kreatifnya.
 
Sebagian pengamat dan kritikus di negeri ini mencemooh karya-karya para penulis kontemporer karena mereka sepertinya tak punya minat dan keprihatinan pada urusan kebangsaan. Konon, di era ketika dunia jadi mengglobal dan batas-batas kebangsaan meluntur, berbicara tentang bangsa tak lagi menjadi tren seksi, dan banalitas hidup sehari-hari yang individualistik pun jadi topik baru yang laku, meski ada juga pendapat bahwa globalisasi justru menyebabkan isu negara bangsa — bahkan politik identitas — kembali mengemuka. Namun, benarkah sinyalemen tentang miskinnya penggalian kebangsaan dalam karya-karya penulis generasi masa kini itu?
 
Dewi Lestari lewat trilogi Supernova secara mendalam menyajikan alternatif-alternatif kebangsaan yang, mungkin saking intens dan progresifnya, malah membuat kita gagal menangkapnya. Perbincangan tentang novel-novel Dee itu lebih banyak berkisar pada kontroversi “pseudo-saintisme” atau kecenderungan homoseksual para tokoh lelakinya. Padahal, tokoh-tokoh dalam Supernova adalah sosok-sosok yang senantiasa mencoba merentang, meluaskan, dan mencairkan batas-batas kebangsaan lewat pengembaraan mereka di negeri-negeri asing, serta interaksi dengan bangsa-bangsa dan budaya asing. Di mana pun mereka berada, mereka merasa “di rumah”.
 
Sajak-sajak Dorothea Rosa Herliany tak pernah berhenti menggugat kebangsaan yang ditelikung oleh kekuasaan, meski gaya bertuturnya tidak mudah untuk diiikuti dan imaji-imajinya tak jarang terasa personal dan asing. Dalam “Perempuan itu Bernama Ibu”, misalnya, hadir imaji bangsa yang kuat tapi subtil, “Kupanggil ia ibu seluruh waktu, perempuan dengan kebayanya di ladang… ia sendiri membajak sawah, menyebar benih dan menuai kesunyian.” Seorang perempuan sederhana yang tak punya tempat dalam kisah kolosal kebangsaan, “Ibu yang tak membaca buku-buku dan tak menonton iklan layanan. Berdiri di luar gedung pertemuan dan tak terlihat di antara kerumunan unjuk rasa.” Rosa berbicara tentang bangsa-tentang masyarakat kebanyakan yang disebut dengan “rakyat”, tanpa perlu memakai kata “bangsa” di dalam syairnya.
 
Sastra kerap dikatakan “menciptakan” bangsa lewat narasi dan cakapan. Disengaja atau tidak, narasi dan cakapan itulah yang menghubungkan pengarang dan pembaca, serta pembaca satu dan pembaca lain yang sedang membaca karya yang sama, bersama-sama, mereka merenungi gagasan yang sama dan menggeluti pertanyaan yang sama yang dilontarkan oleh karya. Pada momen seperti itulah kolektivitas terbangun, baik dalam bayang maupun angan.
***

*) Penulis, pengajar di Universitas Indonesia. http://sastra-indonesia.com/2010/01/mencari-bangsa-di-dalam-sastra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt