Minggu, 01 Agustus 2021

Kepengurusan Kebudayaan

Nunus Supardi
suaramerdeka.com
 
Tidak tepat jika lembaga kebudayaan di pemerintahan diusulkan untuk dihapus. Juga tidak tepat apabila keberadaan lembaga kebudayaan di masyarakat dibiarkan atau malahan dimusuhi. Lembaga ini diperlukan karena menjadi wadah aktivitas pemilik kebudayaan. Lembaga itu menjadi kantong yang potensial dan sumber kekuatan dalam memajukan kebudayaan bangsa. Lembaga semi pemerintah juga perlu dipertahankan keberadaannya karena tidak semua lembaga kebudayaan memiliki kemampuan untuk mandiri.
 
MENJELANG diselenggarakannya Kongres Bahasa Jawa (KBJ) IV di Semarang 10/9/2006, sejumlah sastrawan Jawa menyelenggarakan Kongres Sastra Jawa (KSJ) II. Kongres yang ditutup 3/9/2006 yang lalu menyepakati untuk menghidupkan lagi Organisasi Pengarang Sastra Jawa (OPSJ) yang pernah hidup dan berkembang pada tahun 70-an.
 
Dapat diduga kesepakatan itu lahir setelah peserta kongres menyadari peranan OPSJ sebagai lembaga di masyarakat dalam mengembangkan sastra Jawa. Kehadiran lembaga ini diharapkan akan menjadi wadah pertemuan para sastrawan Jawa, bersama Pemerintah Daerah mengembangkan sastra Jawa yang kini sedang banyak menghadapi banyak tantangan.
 
Masyarakat Jawa patut “iri” pada masyarakat Sunda yang memiliki Yayasan Kebudayaan Sunda “Rancage” yang berdiri 1989, dan hingga kini secara rutin dapat memberikan penghargaan kepada para sastrawan Sunda.
 
Mulai tahun 1994, hadiah sastra “Rancage” juga diberikan kepada sastrawan Jawa, dan mulai tahun 1998 diperluas hingga satrawan yang menggunakan bahasa Bali. Masyarakat Sunda juga memiliki kebanggaan lain, dengan keberadaan “Lembaga Basa Sunda Jeung Sastra Sunda” (LBSS) yang berdiri sejak 31 Desember 1952.
 
Hingga kini lembaga ini masih tetap aktif dan berhasil menyelenggarakan Kongres Bahasa Sunda delapan kali.
 
Kuda Troya
 
Berbicara tentang organisasi atau lembaga kebudayaan yang berkembang di masyarakat (semacam OPSJ), tidak dapat lepas dari keberadaan lembaga yang mengurus kebudayaan di pemerintahan. Kita masih ingat ketika memasuki masa reformasi telah terjadi koreksi terhadap kinerja pemerintah Orde Baru yang dinilai terlalu dominan dalam pengurusan kebudayaan.
 
Akibatnya masyarakat termasuk lembaga yang ada merasa tidak terlibat dalam kegiatan kebudayaan. Lembaga di pemerintahan dinilai telah bertindak secara represif dalam mengurus kebudayaan.
 
Banyaknya larangan terhadap kegiatan kebudayaan dinilai telah menjadi “kuda troya” untuk mengekalkan kekuasaan. Sampai-sampai ada yang mengusulkan agar pemerintah sebaiknya tidak ikut campur dalam mengurus kebudayaan. Lembaga yang ada dibubarkan saja, karena merugikan bagi perkembangan kebudayaan.
 
Masalah kebudayaan sebaiknya diserahkan saja kepada masyarakat pemiliknya agar kebudayaan dapat berkembang secara lebih bebas.
 
Kejadian ini menunjukkan masih ada ganjalan mengenai pembagian kewenangan antara keduanya. Kalau mau adil antara keduanya sebenarnya pernah sama-sama mengecewakan dunia kebudayaan. Jika benar langkah pemerintah terlalu dominan itu merugikan perkembangan kebudayaan, lembaga kebudayaan di masyarakat pun pernah terjebak dalam langkah yang sama.
 
Ketika lembaga kebudayaan (LEKRA dan kroninya) habis-habisan mengabdi pada kepentingan ideologi politik, dan menyerang kubu lain yang tidak sepaham. Lahir kelompok kiri dan kelompok kanan, yang keduanya berseberangan sehingga terjadilah “gontok-gontokan” untuk mempertahankan kebenaran pandangannya.
 
Kebudayaan menjadi “kuda troya” untuk kepentingan ideologi politik tertentu, dan pertengkaran itu juga dinilai tidak memberikan manfaat bagi kemajuan kebudayaan.
 
Tiga Model
 
Masalah peranan lembaga kebudayaan baik di masyarakat maupun di pemerintah telah diperdebatkan dalam Kongres Kebudayaan 1951 di Bandung. Dalam makalahnya, Yamin menampilkan 3 model. Pertama, model pengurusan kebudayaan yang diterapkan di negara-negara demokrasi totaliter (komunis) seperti yang berlaku di Rusia. Urusan pemeliharaan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dominan ditangani oleh pemerintah. Hasilnya seperti dapat disaksikan, kebudayaan Rusia mengagumkan banyak bangsa. Model kedua, yang diterapkan di negara-negara nasional-demokratis (liberal) seperti di Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Canada, urusan pemeliharan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dipecah menjadi dua, yaitu oleh pemerintah dan sebagian besar ditangani oleh lembaga di masyarakat. Hasilnya, semua bangsa juga mengakui sebagai karya budaya yang mengagumkan.
 
Model ketiga, pengurusan kebudayaan yang dilaksanakan oleh 3 elemen, yaitu oleh lembaga pemerintah; oleh lembaga di masyarakat, dan oleh lembaga campuran antara masyarakat dan pemerintah atau semi pemerintah.
 
Setelah memperhatikan kondisi bangsa Indonesia yang pluralis, multikultur, beranekaragam agama, menurut Yamin pengurusan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dalam negara RI dilaksanakan oleh ketiga lembaga itu dengan mengadakan kerja sama yang sebaik-baiknya.
 
Bertolak dari pendapat Yamin di atas, ketiga elemen itu pada hakikatnya harus ada. Oleh karena itu tidak tepat jika lembaga kebudayaan di pemerintahan diusulkan untuk dihapus. Juga tidak tepat apabila keberadaan lembaga kebudayaan di masyarakat dibiarkan atau malahan dimusuhi. Lembaga ini diperlukan karena menjadi wadah aktivitas pemilik kebudayaan. Lembaga itu menjadi kantong-kantong yang potensial dan sumber kekuatan dalam memajukan kebudayaan bangsa. Sementara itu, lembaga semi pemerintah juga perlu dipertahankan keberadaannya karena tidak semua lembaga kebudayaan memiliki kemampuan untuk mandiri.
 
Kepada lembaga jenis ini perlu diberikan bantuan oleh pemerintah dengan catatan tidak ada ikatan apapun kecuali untuk kepentingan kebudayaan.
 
Batas Kewenangan
 
Dua pengalaman yang sama-sama menjadikan kebudayaan sebagai ?kuda troya? kepentingan di luar kebudayaan, sama-sama mengecewakan. Untuk ke depan perlu dibangun kesepakatan mengenai batas kewenangan antara keduanya, sehingga peran masing-masing jelas.
 
Yang diperlukan masyarakat adalah tersedianya ruang yang cukup bagi anggota masyarakat untuk berfikir dan bertindak secara kreatif serta bertanggung jawab. Sementara pemerintah diharapkan tidak mengambil alih wilayah itu sehingga menjadi berat sebelah. Peran negara seharusnya dalam bentuk penyediaan fasilitas dan kebijakan yang memberikan ruang dan kondisi yang memungkinkan kebudayaan dapat berkembang secara alami.
 
Proses kebudayaan dalam masyarakatlah yang akan menentukan isi dan warna-warna kebudayaan bangsa.
 
Belakangan santer dihembuskan konsep kemitraan antara pemerintah dan masyarakat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menutup Kongres Dewan Kesenian di Papua Barat, 25-8-2005 yang lalu mengatakan “perlu dibangun kemitraan antara pemerintah dengan organisasi kesenian yang berkembang di masyarakat”.
 
Menurut Presiden, dalam penanganan suatu masalah tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri dan berjalan sendiri, tanpa menjalin kebersamaan dengan berbagai elemen yang ada di masyarakat. Yang dimaksud elemen yang ada di masyarakat itu tentunya adalah organisasi atau lembaga tau paguyuban yang berkembang di masyarakat.
 
Misi utama lembaga kebudayaan di pemerintahan adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator. Pertanyaannya, bagaimana wujud konkret dari misi utama pemerintah seperti di atas? Mungkinkah pertanyaan ini dapat dijawab melalui Kongres Bahasa Jawa VI, karena dalam kongres itu terselip topik “Peranan Paguyuban Jawa dalam Pembinaan Bahasa dan Sastra Jawa”? Mudah-mudahan.

*) Sekretaris umum Badan Kerja Sama Kesenian Indonesia. http://sastra-indonesia.com/2010/11/kepengurusan-kebudayaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt