Minggu, 01 Agustus 2021

Ruang Guru: Dicari Guru Penulis

Andi Andrianto *
pelita.or.id
 
ADA pameo begini, jika guru mengajar, ah, itu soal biasa. Namun, bila guru menulis, itu baru luar biasa. Peran ganda guru sebagai pengajar di sekolah sekaligus penulis, penulis Koran atau buku misalnya, masih jarang ditemukan di negeri kita.
 
Dengan bahasa lain, guru yang produktif menulis bisa dihitung dengan jari. Masih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah guru yang begitu besar. Mungkin hanya sekian ratus guru guru saja yang menulis dari puluhan ribu jumlah guru yang tersebar di seantero negeri. Mengapa hal itu bisa terjadi?
 
Menyikapi kurangnya guru yang dapat menulis dapat dilihat dengan berbagai alasan fundamental. Bukan mencari kambing hitam dalam persoalan ini, tapi minimnya guru yang menulis tak lepas dari design lembaga pendidikan nasional yang klasik, itu-itu saja tidak ada inovasi dan improvisasi yang lebih produktif.
 
Artinya, metode lama dengan model pembelajaran institusi pendidikan masih terfokus pada bentuk pembelajaran menghafal yang lebih menonjolkan intelektual (kognitif) serta menafikan kemampuan kecerdasan psikomotorik, afektif dan emosional (Ary Ginanjar Agustian: 2005).
 
Inilah salah satu persoalan krusial yang mendedah sistem pembelajaran kita. Dengan lain perkataan, terjadi suatu kenaifan terhadap amanah konstitusi dalam dunia pendidikan nasional. Padahal tujuan pembelajaran sebagaimana UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 juga tidak menafikan soal sikap dan keterampilan.
 
Dengan maksud sederhana, titik tekan keterampilan yang dimaksud UU pendidikan tersebut dapat diterjemahkan dengan kemampuan menulis yang mesti dimiliki oleh para (calon) guru yang menjadi panutan peserta didiknya.
 
Selain itu, perihal alasan lain guru (belum) tidak menulis karena ter(di)penjara oleh asumsi umum yang menganggap menulis itu sulit. Asumsi itu berbeda dengan pendapat Arswendo Atmowiloto yang mengatakan bahwa menulis itu mudah.
 
Menurut penulis buku Senopati Pamungkas itu, menulis ibarat mencium seorang gadis, sekali dapat mencium maka yang lain mudah didapat. Ini pendapat Arswendo, namun berbeda dengan kebanyakan guru kita.
 
Menulis masih dianggap suatu pekerjaan yang menakutkan. Ada-ada saja alasan mereka menghindari aktivitas menulis. Dalihnya, saya tidak bisa menulis karena tidak bakat, tak punya keturunan biologis seorang penulis, belum datang mood, dan jutaan dalih lain yang menurut Feby dalam tulisannya di Tempo bertajuk Dalih semua itu hanyalah dalih seseorang untuk menghindar dari kegiatan menulis.
 
Kemudian, tidak sedikit pula guru yang tidak menulis karena faktor malas menulis. Padahal teorinya untuk bisa menulis ya terus menulis apapun menulis catatan harian, menulis aktivitas sehari-hari, menulis hal-hal penting yang terjadi dalam kehidupan atau yang lain.
 
Sebab, dunia tulis-menulis bukan dunia teori namun dunia yang lebih menekankan pada praktik yang tak kenal kata menyerah. Ibarat orang belajar naik sepeda, sebelum bisa lancar naik sepeda seseorang harus terus belajar praktik naik sepeda meskipun ia berulang kali terjatuh sehingga menimbulkan luka di tubuhnya.
 
Singkat kata, tanpa praktik menulis mustahil orang bisa menulis. Karena sekali lagi, dunia tulis-menulis bukan dunia teori tapi dunia praktik. Intinya, tanpa berlatih menulis dengan kerja keras serta berdoa tentu mimpi menjadi penulis hanya ada dalam ruang imajinasi/ utopis tidak dalam dunia realitas seperti yang diharapkan (guru).
 
Ya, itulah beberapa perspektif penulis melihat mengapa guru tak menulis. Berbagai persoalan yang menghambat guru menekuni dunia tulis menulis hendaknya dapat ditepis. Item-item di atas hanya alasan kecil dari banyak faktor orang atau guru tidak menulis. Betapun guru wajib dapat menulis. Karena jika guru tidak bisa menulis bagaimana dengan muridnya?
 
Sudah bukan rahasia umum, bahwa guru penulis memiliki peran penting dalam memajukan dunia pendidikan nasional yang kian lama makin menurun. Bayangkan saja, kualitas dunia pendidikan kita kini kalah unggul dengan Malaysia.
 
Padahal sejarah mencatat, dan kita kita semua tahu era tahun 1970-an, Negeri Jiran pernah meminta tenaga pengajar dari Indonesia. Torehan sejarah emas itu menjadi bukti kualitas pendidikan kita dahulu cukup diperhitungkan negara lain. Lantas, bagaimana dengan sekarang?
 
Sudah barang tentu, menurunnya indeks prestasi pendidikan kita tidak dapat dilepaskan karena minimnya guru yang menulis dan melahirkan karya besar yang membawa perubahan bagi peradaban umat manusia.
 
Pungkas, bukan maksud menggurui, namun uraian di atas setidaknya dapat menjadi bahan refleksi sekaligus autokritik bagi kita semua utamanya stakeholder pendidikan (pemangku kebijakan), pemerhati pendidikan serta guru yang menjadi panutan siswanya. Di kemudian hari bangsa ini berharap besar adanya revolusi dalam dunia pendidikanutamanya di kalangan tenaga pengajar.
 
Yaitu, guru yang tidak hanya dapat mentransformasikan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada muridnya dengan cara lisan, tetapi guru yang dapat mencerdaskan anak didiknya melalui keterampilan menulis yang mempuni. Hayo, dicari guru penulis?

*) Penulis adalah pegiat Cahaya Institute Yogyakarta dan Forum Indonesia. http://sastra-indonesia.com/2012/05/dicari-guru-penulis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A Jalal A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja Abdoel Moeis Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Acep Iwan Saidi Achdiat K. Mihardja Achiar M Permana Adek Alwi Adhi Pandoyo Adib Baroya Aditya Ardi N Adri Sandra Adu Pesona Sang Wakil Cawapres RI Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Dermawan T. Agus Mulyadi Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Hasan MS Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Saifullah Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Alawi Al-Bantani Alfatihatus Sholihatunnisa Alfian Dippahatang Ali Audah Alim Bakhtiar Amie Williams Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amril Taufik Gobel An. Ismanto Andhi Setyo Wibowo Andi Andrianto Andong Buku #3 AndongBuku #3 Andrea Hirata Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Antologi Sastra Lamongan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Indonesia Arafat Nur Ardi Wina Saputra Ardy Suryantoko Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arsyad Indradi Asarpin Ashimuddin Musa Asrul Sani Astuti Ananta Toer Atafras Audifax Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Azizah Hefni B Kunto Wibisono Bahrul Amsal Bambang Kempling Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bloomberg Bre Redana Budaya Budi Darma Buldanul Khuri Bustan Basir Maras Candra Adikara Irawan Candrakirana Cangaan Ujungpangkah Gresik Jawa Timur Capres Cawapres 2019 Catatan Ceramah Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca CNN Indonesia Coronavirus COVID-19 D. Zawawi Imron Damiri Mahmud Darju Prasetya Darman Moenir Deddy Arsya Denny JA Denny Mizhar Devy Kurnia Alamsyah Dhoni Zustiyantoro Dian Sukarno Didin Tulus Dien Makmur Din Saja Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dr. Hilma Rosyida Ahmad Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dyah Ayu Fitriana Ecep Heryadi Edy Suprayitno Eka Budianta Eka Kurniawan Elok Dyah Messwati Engkos Kosnadi Erdogan Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Fahrur Rozi Faidil Akbar Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathul Qorib Fatkhul Anas Feby Indirani Felix K. Nesi Festival Teater Religi Festival Teater Religi Pelajar SLTA Se-kabupaten Lamongan Fira Basuki Forum Santri Nasional (FSN) Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Fuad Nawawi Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Geger Riyanto Geguritan Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Guenter Grass Gus Ahmad Syauqi Gus tf Gusti Eka Habib Bahar bin Smith Haiku Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Han Gagas Hary B Koriun Hasan Basri Hasnan Bachtiar Heri Ruslan Herman Hesse Hertha Mueller Heru Kurniawan Hestri Hurustyanti Holy Adib Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu I Made Prabaswara I Made Sujaya IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idrus Ignas Kleden Iksaka Banu Imam Jazuli Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Mahadi Indra Tjahyadi Irfan Afifi Irine Rakhmawati Irwan Kelana Isbedy Stiawan ZS J.S. Badudu Jadid Al Farisy Jajang R Kawentar Jawa Timur Jean Marie Gustave le Clezio JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Jo Batara Surya John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Juara 3 Lomba Lompat Jauh DISPORA LAMONGAN Jurnalisme Sastrawi K.H. Ma'ruf Amin Kadek Suartaya Kaheesa Kirania Putri Ayu Kahfie Nazaruddin Kalis Mardiasih Kamaluddin Ramdhan Kanti W. Janis Karanggeneng Kardono Setyorakhmadi Kedai Kopi Sastra Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Pantura (KBP) KetemuBuku Jombang KH. M. Najib Muhammad KH. Muhammad Amin (1910-1949) Khairul Mufid Jr Khawas Auskarni Khoirul Abidin Khoshshol Fairuz Ki Ompong Sudarsono Kitab Arbain Nawawi Kodrat Setiawan Kompas TV Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Kopuisi Kostela Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L Ridwan Muljosudarmo L.K. Ara Lamongan Lan Fang Lawi Ibung Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukisan Lukman Lukman Santoso Az Lutfi Mardiansyah M Farid W Makkulau M. Faizi M.D. Atmaja Madrasah Aliyah Matholi'ul Anwar Madrasah Ibtida’iyah Thoriqotul Hidayah 1 Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S Mahayana Manado Manneke Budiman Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Marsel Robot Martin Aleida Marwanto Mashuri Massayu Masuki M. Astro Masyhudi Media Seputar Pendidikan Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Mereka yang Menjerat Gus Dur MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mien Uno Moh. Dzunnurrain Moh. Jauhar al-Hakimi Mohammad Rafi Azzamy Mohammad Rokib Mohammad Yamin Muafiqul Khalid MD Much. Khoiri Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Alfatih Suryadilaga Muhammad Antakusuma Muhammad Fikry Mauludy Muhammad Hafil Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad N. Hassan Muhammad Subarkah Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Muhyiddin Mukadi Mukani Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musa Ismail Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang E S Nara Ahirullah Naskah Teater Nezar Patria Noor H. Dee Nunus Supardi Nur Haryanto Nur Wachid Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Okky Madasari Olivia Kristina Sinaga Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Pameran Lukisan Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS HB Jassin Pelukis Dahlan Kong Pelukis Tarmuzie Penculikan Aktivis 1988 Pendidikan Pengajian Pengarang kelahiran Lamongan Pentigraf Pepaosan Perbincangan Peringatan Hari Pahlawan 10 November Pilang Tejoasri Laren Lamongan Jawa Timur Pipiet Senja Politik Pondok Pesantren Ali Bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang Pramoedya Ananta Toer Presiden Jokowi Prosa Puisi Puisi Menolak Korupsi (PMK) Puji Santosa Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudlotul Immaroh Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Reuni dan Halal Bihalal Mts Putra-Putri Simo 1992 Ribut Wijoto Riki Antoni Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Robin Al Kautsar Rodli TL Roland Barthes Rosi Rosihan Anwar RR Miranda Rumah Budaya Pantura (RBP) S. Jai S.W. Teofani Sabiq Carebesth Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sainul Hermawan Sajak Salman Aristo Sandiaga Uno Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sarasehan dan Launching Buku Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Kuno Suku Sasak Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Satu Jam Sastra Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seni Gumira Ajidarma Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Pendidikan Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sirdjanul Ghufron Siwi Dwi Saputro Slamet Rahardjo Rais Soediro Satoto Soekarno Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Handi Lestari Sri Wintala Achmad STKIP PGRI Ponorogo Subagio Sastrowardoyo Sudarmoko Sujatmiko Sukarno Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahrudin Attar Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Abdul Jabbar al-Hasani Asyadzili Syaikh Yusri al-Hasani Al Azhari Sylvianita Widyawati Tangguh Pitoyo Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teater nDrinDinG Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tias Tatanka Timur Sinar Suprabana Titi Aoska Tiyasa Jati Pramono Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Toni Masdiono Tri Broto Wibisono TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Umar Fauzi Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Jember Universitas Negeri Jember Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Aji Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Wiji Thukul Wildan Nugraha Wildana Wargadinata Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yerusalem Ibu Kota Palestina Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Herwibowo Yuditeha Yusri Fajar Yuval Noah Harari Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zara Zettira ZR Zehan Zareez Zuhdi Swt